Hello everyone!
Mark menenggak kasar minuman beralkohol tersebut. Dirinya sedang banyak pikiran dan ia tak tahu harus melampiaskannya pada apa selain minuman.
Ini adalah kebiasaan lama Mark dulu sebelum bertemu dengan Xiaojun. Tapi setelah bertemu dengan lelaki yang merupakan mantan suaminya tersebut ia berhenti minum karena Xiaojun tak begitu suka kalau Mark minum.
Dan hari ini adalah pertama kali ia minum lagi setelah sekian lama. Kepalanya sungguh sakit, kalau bisa rasanya ia ingin membenturkan kepalanya keras-keras pada dinding.
Ada sedikit masalah dengan atasan baru di Rumah Sakit sehingga Mark pusing dibuatnya, terlebih belakangan ini ia lihat mantan suami yang masih sangat ia cintai itu makin lengket dengan pasangan barunya.
Mark mengacak rambutnya kasar jika mengingat itu. Ia merasa sudah kalah telak dan tak bisa mendapatkan hati Xiaojun untuk kembali.
Ia merogoh saku jas yang dipakainya dan memencet tombol panggilan 1 yang mana itu adalah nomor Xiaojun.
"ya hallo ada apa daddy nya chaka?"
Tanya lembut suara di sebrang sana.
"i miss you.. hik" racau Mark karena sudah setengah mabuk.
"kamu mabuk ya?" tanya Xiaojun lagi mendapati suara Mark yang agak tak jelas.
"engga, aku ga mabuk aku cinta sama kamu" ucapan Mark makin ngawur.
"kamu dimana? aku jemput ya, kamu gabisa berkendara dalam keadaan mabuk" Xiaojun sudah akan mematikan telponnya sebelum Mark kembali berujar.
"aku kangen kamu, aku kangen chaka dan aku kangen kita. Apa gaada kesempatan buat aku?" lalu Mark mematikan sambungan telpon secara sepihak.
Ia menangis dalam diam dengan wajah yang dibenamkan pada lipatan tangannya.
.
..
.
.
.
.Xiaojun memutuskan untuk menjemput Mark menggunakan taksi. Ia menitipkan Chaka pada Taeyong tadi karena hari sudah larut dan ia tak mungkin membawa Chaka untuk melihat sang Daddy dalam kondisi mabuk.
Ia gelisah entah kenapa. Mark tak menyebutkan dimana ia berada, tapi Xiaojun tau satu tempat yang mungkin dikunjungi Mark. Semoga saja dugaannya ini benar.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit akhirnya Xiaojun sampai pada tempat tujuannya.
Dengan ragu ia masuk pada tempat tersebut. Tempat tersebut tidak seperti club murahan yang menyetel lagu keras-keras dan banyak jalang di dalamnya.
Ini adalah club mewah yang mana hal-hal seperti di atas tadi tidak akan kau temukan.
Xiaojun menengok kanan dan kiri mencari mantan suaminya dan ia agak bernapas lega mendapati Mark yang walaupun tengah membenamkan wajahnya tapi ia masih dapat mengenalinya.
Xiaojun menghampiri Mark lalu duduk di sampingnya. Ia menepuk pundak Mark pelan.
"Mark... ayo bangun biar kuantar" ucap Xiaojun.
Mark mendongak dan tersenyum mendapati Xiaojun, sedangkan Xiaojun terkejut mendapati wajah Mark yang sungguh kacau dengan jejak air mata pada pipinya.
"k-kau menangis?" Mark menghapus sisa air mata yang berada di pipinya lalu menggeleng.
"aku tidak" dalihnya lalu menunduk malu.
"ayo kuantar pulang" Mark hanya mampu mengangguk lalu mengambil barang-barang miliknya.
Sepanjang perjalanan hanya hening yang di dapati. Xiaojun fokus menyetir dan Mark entah kenapa malah terdiam sambil mengamati jalanan.
"apa ada masalah?" tanya Xiaojun karena heran dengan sikap Mark.
"ya biasa masalah pekerjaan" jawab Mark sekenanya.
Sebenarnya Mark tak sepenuhnya mabuk dan ia masih ingat apa yang ia ucapkan tadi di telpon pada Xiaojun. Ia bingung harus mengucapkan apa karena Xiaojun juga tak terlihat masalah dengan ucapannya tadi.
Xiaojun mengantar Mark sampai di depan unitnya. Lalu ia memberikan kunci mobil Mark.
"aku tadi menitipkan Chaka pada kak Taeyong, jadi aku harus pulang dan menjemputnya dulu. Istirahatlah" Xiaojun sudah akan pergi sebelum Mark memeluknya dari belakang.
"aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku tadi, dan kau belum menjawabnya" Mark mengeratkan pelukannya sambil membenamkan wajahnya pada ceruk leher Xiaojun.
Xiaojun terdiam, bingung harus bereaksi seperti apa tapi tak berniat melepaskan pelukan Mark juga.
"aku benar-benar masih mencintaimu, bukan hanya karena ada Chaka diantara kita. Tak bisakah kau memberiku kesempatan?" tuturnya dengan lirih.
Merasa tak mendapat respon apapun dari Xiaojun, Mark pun melepaskan pelukannya perlahan.
"pulanglah, maafkan aku atas kejadian ini kalau kau jadi tak nyaman. Lupakan saja kalau itu membuatmu tak nyaman"
Tanpa di duga, Xiaojun kini memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan Mark dan menyatukan kedua belah bibirnya dengan milik Mark.
Mark agak terkejut sebelum akhirnya ikut terlarut dan mendominasi ciuman keduanya.
Ciuman keduanya sarat akan kerinduan masing-masing terbukti dengan air mata yang jatuh diatas pipi keduanya.
Xiaojun melepaskan tautan mereka sehingga menciptakan benang saliva diantara keduanya.
Mark menyatukan dahi mereka dan menatap dalam mata Xiaojun.
"i miss you" Mark mengucapkannya penuh penekanan.
"i miss you too" balas Xiaojun sambil membelai rahang sang mantan suami.
"can i get more?" bisik Mark tepat di depan bibir Xiaojun. Xiaojun tersipu dan mengangguk kecil.
Lalu Mark menggendongnya ke dalam apartemen miliknya dan mereka menghabiskan malam panjang dengan sentuhan dari masing-masing yang sudah sangat mereka rindukan selama ini. Melupakan fakta bahwa mereka hanyalah sepasang mantan suami.
hai aku minta maaf banget baru bisa update sekarang
makasih buat kalian yang masih baca ini🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/267308816-288-k736984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Divorce (MarkXiao)
Fanfiction"kita sama-sama besarin chaka dengan kasih sayang ya walaupun keadaan dan status kita udah ga sama lagi" - Xiaojun "Gimana bisa aku nemuin bahagia lain kalo nyatanya bahagianya aku itu kamu dan chaka"- Mark