Dadda Sakit

728 113 39
                                    

Xiaojun merasakan pusing luar biasa mendera kepalanya ketika ia terbangun. Ia menoleh ke samping dan menemui Chaka yang masih tertidur dengan pulas.

Dengan sisa tenaga yang ada ia mencoba untuk bangkit, karena ini sudah cukup siang dan Chaka serta dirinya harus sarapan.

Kemarin itu TK tempat Xiaojun kerja -yang kebetulan Chaka bersekolah disana juga- mengadakan sebuah Study Tour. Xiaojun yang juga merupakan ketua pelaksana dari acara kemarin jelas yang paling sibuk mempersiapkan ini dan itu.

Terlebih kalian tahu anak TK itu masih banyak yang susah di atur. Xiaojun bahkan kemarin sampai tak makan siang saking sudah pusingnya mengurus murid-muridnya. Dan sekarang ia rasa dirinya langsung tak enak badan.

"selamat pagi dadda" Chaka menyapa sang Dadda yang sedang berkutat di dapur sambil mengucek matanya tanda ia benar-benar masih ngantuk.

"pagi chaka! sudah cuci muka sama sikat gigi?" Xiaojun balik menyapa sang anak seceria mungkin, menutupi fakta bahwa dirinya sedang sangat pusing.

"udah kok" Chaka duduk pada kursi meja makan lalu menelungkupkan kepalanya di meja.

"anak dadda masih ngantuk banget ya?" Xiaojun menghampiri Chaka sambil meletakkan dua mangkuk bubur pada meja makan.

"ayo dimakan dulu bubur nya nanti kalau udah dingin gaenak loh" Xiaojun mengelus rambut Chaka yang sontak membuat Chaka mengangkat kepalanya dan melirik sarapan buatan Dadda nya yang terlihat enak.

"tumben Dadda masaknya bubur?" Tanya Chaka keheranan.

"iya soalnya tenggorokan Dadda lagi agak sakit, Maaf ya chaka gasuka ya? mau Dadda ganti aja sarapan buat Chaka?" Tanya Xiaojun khawatir, takut Chaka tak senang jika pagi ini mereka sarapan bubur.

"gausah Dadda. semua masakan Dadda pasti chaka suka dan chaka makan kok" Setelah itu keduanya pun menikmati sarapan mereka yang sedikit telat dengan sunyi.

"dadda kok pucet banget? dadda sakit banget ya?" ungkap Chaka setelah selesai makan sambil memperhatikan Xiaojun yang belum selesai makan di hadapannya lekat-lekat.

"engga kok, cuma gaenak badan aja dikit. abis minum obat pasti udah enakan" Xiaojun mencoba memberi senyuman meyakinkan pada sang anak.

Walau agak ragu namun Chaka tetap mengangguk. Dalam hatinya berkata hari ini ia tak ingin merepotkan sang Dadda.

"Chaka kalau udah selesai sarapannya mandi ya walaupun hari ini libur sekolahnya tetep gaboleh males-malesan oke?" Sambil mengangkat mangkuk bekas makannya dan Chaka, Xiaojun memerintah Chaka untuk segera mandi.

"okay dda!"

Setelah kepergian Chaka menuju kamar mandi, Xiaojun kembali terduduk pada kursi meja makan sambil memijit-mijit pelan kepalanya yang semakin lama semakin pening. Ia pun bergegas mengambil obat pereda sakit kepala pada kotak P3K dan segera meminumnya.

Dugaan Xiaojun sepertinya salah jika mengira dirinya akan lebih baik setelah minum obat. Karena entah kenapa kini peningnya makin menjadi.

Ditambah dirinya bukan istirahat tapi malah membersihkan seluruh rumah, bahkan saat ini ia tengah mencuci pakaian.

Ia mengangkat pakaian yang telah ia cuci lalu berniat menjemurnya di halaman belakang.

"dda mau chaka bantu?" Chaka yang memang kebetulan sedang bermain bola basket sendirian menawarkan diri.

"gausah, chaka main aja gapapa. Tapi maaf ya Dadda gabisa temenin dulu karena banyak pekerjaan rumah yang harus diselesain" Chaka sebenarnya sangat khawatir pada sang Dadda. Karena seberusaha apapun sejak tadi Xiaojun menutupi rasa sakitnya, tetap saja terlihat jelas.

After Divorce (MarkXiao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang