5

2 0 0
                                    

"res tau gak bedanya Lo sama pa Didi?"

"Jangan ngaco bill, nanti pa Didi denger noh"  ucap jeni

Sabila terkikik, saat pa Didi tersenyum ke arah mereka. Pa Didi sudah sangat hafal dengan tiga gadis yang saat ini tengah asik melahap nasi goreng buatannya karena mereka sudah sering datang kesini bahkan sejak masih mengenakan gerobak, tidak seperti sekarang sudah bisa menyewa ruko

"Kenapa billa? Mau nambah? Bapa buatin lagi yang spesial" ucap pa Didi

"Billa udah kenyang pa, tapi kasian pa Didi mau buatin buat billa yaudah deh menghargai bapa bila mau dibuatin lagi" Sabila menyengir sedangkan Resti dan Jeni nampak biasa saja karena Sabila memang selalu seperti itu. Malu malu kucing




______*______*________*_______*_______*_______

Acara makan sudah selesai sejak satu jam yang lalu. Kini mereka berada di tepi danau dengan tikar sebagai alas mereka untuk duduk

"Pemandangannya bagus! Foto yuk!" Ucap Resti . Kemudian ia memanggil seorang laki laki yang juga tengah berada disana

"Ka tolong fotoin ya!" Seru Sabila dengan senyum yang terus merekah

Laki laki itu mengangguk. Mengambil beberapa gambar saat ketiganya berfose dengan tawa yang terus hadir di antara ketiganya

Jeni mendekat untuk mengambil ponsel itu dan melihat hasil gambar nya "wah bagus! Makasih ka!"

Setelah mengatakan itu jeni pergi, berkumpul kembali dengan kedua temanya

Laki laki itu terpaku melihat ketiganya seperti sangat bahagia. Namun matanya terus memperhatikan gadis yang paling mungil dari keduanya yang entah siapa namanya. Garis senyum tercetak di bibir sang lelaki . Imut pikirnya

Saat senja mulai menyapa, ketiganya diam tidak ada lagi tawa bahkan celotehan dari mulut ketiga gadis itu, semuanya hanyut dengan pemikiran masing masing

"Gue kangen mamah" suara jeni lirih dengan sedikit bergetar. Sabila dan Resti menoleh cepat ia tau. Betapa sakitnya jeni hidup tanpa seorang ibu sejak ia kecil. Ibu jeni, Mira meninggal saat melahirkanya

Resti mengusap punggung jeni yang semakin lama semakin bergetar hebat. Dada Sabila sesak melihat jeni menangis seperti ini

"Sabar Jen, gue tau Lo kuat"

Ketiganya berpelukan, menyalurkan kekuatan satu sama lain meskipun akhirnya Sabila dan Resti ikut menitikan air mata dengan dada yang bergemuruh karena sesak

Hari ini. Seiring perginya senja yang perlahan dimakan kegelapan, ketiganya saling menumpahkan rasa sakit masing masing yang selama ini mereka simpan baik baik






______________________________________________

Pernah gak sih kalian punya temen yang suka cekikikan gak jelas ?

Yang suka ketawa padahal punya luka

Ada yang sama kaya aku?

Oke next

Luka #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang