25

0 0 0
                                    

PRANKKK

SRET

"RESTI!!!"

"SABILA!!"

Sabila meringis memegangi dahinya yang terasa ngilu dan perih. Wajahnya pucat saat melihat betapa banyak darah di tangannya dan juga beling ditangan kanan Resti dengan noda merah

Resti berhasil melukai Sabila tepat saat gio masuk kedalam cafe

"CUKUP RESTI! GUE KECEWA SAMA LO!!!" Teriak gio murka

"Gue harus pergi" ucap Bagas berbisik pada telinga Adit saat dirasa ada yang mencurigakan

Resti membatu. Ia tidak berniat untuk mencelakakan sahabatnya. Ia menatap tanganya yang penuh darah dengan beling gelas yang ia pegang. Kemudian matanya menatap wajah sahabatnya yang pucat dengan darah yang terus mengalir dari luka gores di dahinya yang cukup dalam

Resti membuang beling itu kesembarang arah, dengan mengumpulkan keberaniannya ia mencoba mendekat ke arah Sabila yang tengah di tenangkan oleh Adit dan juga gio

"KITA PUTUS RES!! DAN SEBAIKNYA LO PERGI!!"

Suara Resti melemah "fa aku enggak bermaksud buat celakain -----"

"SABILA. SAHABAT LO TAKUT DENGAN DARAH!!" potong gio sarkas

"Udah bang. Yang penting sekarang Sabila" ucap Adit yang mulai panik karena Sabila sudah kehilangan kesadarannya

Gio membopong tubuh mungil Sabila ala bridal style. Sebelum keluar dari cafe ia sempat mengatakan kata kata yang tidak pernah terbayang oleh Resti bahwa afa akan mengatakan itu padanya "pergi dari kehidupan gue dan jangan pernah lo gangguin Sabila lagi. Dan satu hal yang perlu Lo ingat. KITA PU TUS RES!" ucap gio dengan penuh penekanan kemudian pergi dari sana meninggalkan Resti seorang diri

"Gue benci Lo Sabila!" Ucap Resti

Resti menggelengkan kepalanya berulang kali "gak! Itu semua bukan salah gue! Itu salah Sabila"

"AAARRGGHH gue gak mau putus sama Lo fa! Gue sayang sama Lo!!" Teriak Resti

Kemudian seorang pelayan laki laki datang dengan tergopoh-gopoh saat menyaksikan cafe miliknya terlihat sangat berantakan dengan noda darah dimana mana sepertinya dia ketinggalan sesuatu

"Mohon maaf mbak jangan bikin keributan di sini! Sebaiknya mbak keluar dari sini sekarang!!" Ucapnya tegas

Resti kemudian pergi dari sana dan melayangkan tatapan tajam terhadap pelayan itu



Sedangkan dilain tempat gio seperti tengah kesetanan memanggil suster untuk segera menolong Sabila . Rumah sakit tiba tiba menjadi ricuh karena kedatangan mereka bertiga

Beberapa suster datang dengan mendorong brangkar ke arah gio. Dia membaringkan Sabila disana kemudian semuanya ikut berlari seiring berjalanya brangkar

Akhirnya brankar Sabila masuk kedalam ruang UGD

"Maaf mas silahkan tunggu di luar" ucap sang suster. Kemudian dokter masuk dan pintu ruangan UGD tertutup

"Bang. Ini udah saatnya Lo memilih" ucap Adit menepuk bahu gio yang tampak gelisah

Gio mengangguk. Kemudian beralih menatap adik nya "gue udah punya pilihan sekarang"



_______________________________________________

Luka #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang