35

1 0 0
                                    

Beberapa dokter dan suster memenuhi ruangan serba putih itu, tempat dimana Sabila tengah berbaring

"Salsabilla Angel Daniella Putri. Kamis 31 Desember 2021 pukul 15.50 dinyatakan meninggal dunia"

Isak tangis keluarga besar Sabila terasa memenuhi lorong rumah sakit saat dokter melepas satu per satu alat yang menempel pada tubuh putrinya

Gio maupun Bagas terlihat melamun, ia masih enggan menerima kenyataan ini

Mereka masih berharap jika ini hanyalah sebuah mimpi buruk

Perasaan Daniel terasa sangat hancur saat melihat putrinya meninggalkan mereka, Amel yang tak sadarkan diri dan Jeni yang menghilang entah kemana

Benar. Jeni pergi saat dirinya mendengar jika Sabila meninggal

Gio bangkit dan pergi tanpa mengatakan sepatah kata namun sesekali ia mengusap air mata yang turun

Daniel masuk kedalam ruangan Sabila saat dokter sudah selesai melepas alat kesehatan di tubuh anaknya

Tangan besar Daniel mengusap wajah pucat Sabila "maafin papah sayang maafin papah"

Daniel mengecup kening Sabila lama "Kamu anak yang kuat sayang"

"Kamu sudah berjuang sebisa yang kamu bisa. Papah tau tapi kenapa harus sekarang? Disaat papah baru bisa nemenin kamu sebentar"

Daniel bersimpuh dibawah ranjang rumah sakit "kenapa harus anak ku tuhan"

Daniel bangkit saat dokter mengatakan jika Amel sudah siuman

Gio masih duduk di ruang tunggu rumah sakit. Bersandar pada tembok dan memejamkan matanya meskipun sesekali bulir bening itu turun, menenangkan hatinya yang campur aduk. Meyakinkan dirinya bahwa semua hanya mimpi buruk

Bagas duduk di samping ranjang Sabila, ia tidak mengatakan apapun hanya duduk dan menatap mata cantik itu yang sekarang tertutup

Kepala Bagas menunduk saat bulir bening itu turun. Membayangkan bagaimana ketika Sabila kaget saat dirinya berpamitan, ketika Sabila sendiri disaat semua orang memintanya pergi

"Harusnya aku gak pergi saat kamu minta aku buat tetep sama kamu sa"

"Kamu bilang aku gak boleh pergi ke Amerika kan? Aku ga akan pergi sa. Tapi kenapa malah kamu yang pergi duluan?"

"Kamu curang"

Bagas tersenyum getir kemudian menangis tersedu sedu saat bayangan terakhir Sabila
Mengatakan 'i love you Bagas terngiang ngiang ucapan tanpa suara itu menyiratkan bagaimana ia sangat kesakitan

Menyeka air mata yang turun Bagas berucap membalas perasaan Sabila meskipun sudah terlambat "i love you too Sabila"

Sedangkan di lain tempat jeni tampak frustasi ia terlihat sangat kacau. Rambut acak acakan, dan juga mata yang sembab

"Ini semua salah gue"

"masalah pertama kali muncul karena gue!"

"Maafin aku. Maafin Kaka Sabila"

AAARRGGGHHHH

Jeni berteriak bak kesetanan. Kakinya naik ke atas pembatas jalan. Jeni tersenyum sebelum akhirnya ia menjatuhkan diri

BRAKK

"JANGAN BODOH JENI!!!"

Jeni menangis "Sabila pasti kesepian. Gue mau nemenin dia dit!"

Adit memeluk kekasihnya yang terus berontak "tenang sayang tenang, kamu harus ikhlas

Tidak ada lagi yang bisa jeni lakukan sekarang selain menangis dan menyesali semuanya karena nasi sudah menjadi bubur

Butuh sekitar 30 menit untuk membuat jeni benar benar tenang

Adit menggenggam tangan dingin Jeni "mau ketemu Sabila untuk terakhir kali atau enggak? Kamu ga perlu maksain hati kamu"

Meskipun sakit jeni tetap  menguatkan hatinya. Untuk Menemui Sabila

Adit kemudian membawa Jeni kembali ke rumah sakit

Setelah 15 menit perjalanan akhirnya mereka sampai. Jeni pertama kali melihat Daniel dan Amel yang masih menangis, gio dan Bagas yang tampak sangat kacau sama seperti dirinya

Jeni berlari ke pelukan orang tuanya "mah Pah"

Daniel mengusap punggung putrinya "ikhlasin ya sayang, Sabila udah berjuang selama ini"

"Jeni mau ketemu Billa" Daniel mengangguk kemudian gadis itu pergi menemui adiknya

Mengusap rambut Sabila "selamat tidur Sabila, maafin aku. Kamu udah ga sakit lagi sekarang"

Jeni tersenyum sendu "kamu tetap cantik meskipun kamu lagi tidur sa"

Jeni keluar dari ruangan Sabila saat mendengar suara suster dari luar yang meminta izin untuk memandikan jenazah adiknya

Kemudian beberapa suster membawa jenazah Sabila ke ruangan lain untuk bersihkan sebelum dibawa pulang

Luka #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang