18

1 0 0
                                    

"INI SEMUA GARA GARA LO!!"

Sabila mengangkat wajahnya suaranya bergetar menahan perih di pipinya yang tadi ia tampar "Resti"

"Ini semua gara gara Lo sa!!!" Suara Resti semakin meninggi, Sabila tau sahabatnya sangat marah

Meskipun mereka sudah berteman 5 tahun lamanya Sabila baru tau Resti bisa Semarah ini 

"Aku bisa jelasin res" ucap Sabila lirih, tanganya mencoba menggapai tangan Resti yang mengepal dengan nafas memburu karena marah

Resti menghempaskan tangan Sabila "GA ADA YANG PERLU LO JELASIN, INI SEMUA GARA GARA LO!!"

PLAKKK

Sabila menatap jeni yang juga menatapnya "Jen"

Jeni menunduk, kemudian melepaskan tangan Sabila yang menggenggamnya dengan pelan

Sakit sekali saat jeni bahkan tidak mencoba memberi Sabila kesempatan untuk menjelaskan semuanya atau setidaknya membantu menenangkan Resti

Jeni hanya diam mematung melihat keduanya bertengkar

"Dengerin aku dulu res, aku mohon" ucap Sabila bersimpuh dibawah kaki resti

"Ini semua gara gara Lo sa! Coba saja lo enggak pukul preman itu dengan kayu!!! Lo bodoh!! Lo udah nyelakain afa, pacar gue sa!!! Pacar gue!!! Sekarang dia Kritis gara gara Lo!!!"  Kilatan amarah tercetak jelas di mata Resti

"Aku enggak maksud nyelakain dia res. Aku mau nol---"

Resti tertawa meremehkan "nolong? Tapi apa kenyataanya Lo berhasil nolong dia?? Enggak!! Lo justru bikin dia celaka!!!"

"CUKUPP!!!!"  Suara laki laki dengan nada tinggi berhasil membuat Sabila maupun Resti bungkam

Dia menarik tangan Sabila agar berhenti bersimpuh dibawah kaki resti

"Bangun bodoh!" Bisiknya tepat di samping telinga Sabila penuh penekanan

Setelah Sabila berhasil bangun, dia berdiri menghalangi tubuh bergetar Sabila untuk berhadapan langsung dengan Resti

Telunjuknya kemudian mendorong dahi Resti "lain kali pake otak Lo buat cari tau semuanya!"

Resti sangat marah, namun dia berhasil membawa Sabila pergi sebelum dia melampiaskan kemarahannya

"sialan! Jangan harap Lo masih bisa sahabatan sama gue setelah apa yang Lo buat hari ini!!!!"  Teriak Resti yang entah di dengar atau tidak oleh Sabila

Disisi lain seorang gadis tersenyum sangat manis

"Sedikit lagi"


_________*_________*___________*_________*_____

"Harusnya Lo gak perlu kaya tadi, itu sama aja jatuhin harga diri Lo"

Tatapan Sabila kosong "Resti bener, ini semua salah gue"

"Berhenti nyalahin diri Lo sendiri"

Sabila tertawa sumbang "kenapa lagi lagi harus gue? Ini salah faham"

Laki laki itu terdiam, kemudian menatap Sabila yang menangis dan menangkup wajahnya sambil menunduk "maafin gue res. Maafin gue"

Laki laki itu mendekat kemudian memeluk Sabila mengusapnya lembut "Lo harus tenang, Lo enggak sendiri ada gue"

"Gue jahat, gue yang buat gio masuk rumah sakit"

"Lo jangan ngomong gitu"

"Gue tau gue orang asing disini, tapi gue rasa Lo bukan orang jahat. Lo bisa bersandar sama gue"

Sabila berhenti terisak namun air matanya terus saja mengalir, ia menatap laki laki itu dalam "gue pernah liat Lo, tapi gue lupa"

Dia tertawa kemudian mengasak rambut Sabila "gue Arsenio Bagas"

Bagas menarik nafasnya lelah, tatapannya lurus ke depan bibirnya tersenyum getir "Lo bener, kita pernah ketemu sebelumnya. Di cafe monica Lo ingat? Cowo nakal yang ditinggal pergi sama ceweknya atau mungkin cewek yang lebih memilih laki laki yang berada jauh di atas gue"

Sabila melotot "jadi itu kamu?"

Ada perasaan aneh saat dirinya mendengar Sabila memanggilnya 'kamu

Bagas hanya tersenyum, kemudian tangannya mengambil tisu basah yang sempat ia beli tadi sebelum melihat pertengkaran Sabila dan Resti

"Gue ah maksudnya aku bersihin muka kamu ya" ucap Bagas

Sabila mengangguk meski ragu

"Kamu merem aja, jangan liat sebelum aku bersihin muka kamu" Sabila mengangguk

Wajah Sabila memang terlihat sangat kacau, mata sembab rambut kusut dan basah karena keringat, wajah yang hampir dipenuhi darah yang sudah mengering serta baju yang terkena bercak darah meskipun tidak se banyak wajahnya

"Selesai"

Sabila membuka matanya saat itu juga tatapan keduanya bertemu mereka diam

"Udah malem, aku antar kamu pulang"




_______________________________________________

Huhu Bagas gak kalah sweet sama gio nih

Kira kira endingnya gimana ya gengs, Sabila sama gio atau sama Bagas?

Kepoin terus cerita aku

Vote + komen

Next

Luka #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang