Besoknya, ketika fajar baru saja menyingsing, Celyn membuka matanya dan baru teringat bahwa semalam ia tidak tidur di asramanya. Ia memindahkan tangan Draco yang melingkar erat di pinggangnya.
Menepuk pelan wajah lelaki itu,
"Draco, bagunlah. Draco bangunn!" Ucap Celyn mencoba membangunkan Draco.
Dengan mata terpejam Draco malah menggenggam tangan Celyn dan menciumnya.
"Draco jangan bercanda, kita bisa terlambat!" Ucap Celyn.
"Kelas apa yang kau ambil pagi ini?" Ucap Draco masih dengan mata yang masih terpejam.
"Ramuan." Ucap Celyn
"Shit!" Draco langsung bangun dari tidurnya.
"Ada apa?" Ucap Celyn terkejut melihat Draco yang bangun dan mengumpat.
"Apa kau tidak ingat Slytherin juga seharusnya berada di kelas yang sama?" Ucap Draco, "Sudahlah ayo cepat!" Lanjut Draco.
Draco mengambil tongkatnya dan segera merapikan pakaian mereka dengan mantra. Keluar dari ruang kebutuhan di lantai tujuh, dan berlari menuju dungeon dengan harapan mereka belum benar-benar terlambat.
Celyn beberapa kali hampir terjatuh di tangga karena Draco berlari sangat cepat sambil menariknya. Napas keduanya tersengal ketika mencapai pintu ruangan kelas ramuan.
"Tamat sudah." Bisik Celyn disela-sela napasnya yang terputus-putus.
Draco menggenggam tangan Celyn, "Tenang saja." Ucap Draco
Ia mengetuk pintu lalu membukanya, langsung saja mereka melihat Snape yang berdiri di depan pintu.
"Professor-"
Sebelum Celyn menyelesaikan kalimatnya, Snape telah mengangkat tangannya memberitahukan untuk diam.
"Mr. Malfoy, dan Ms. Lynette, bagaimana kalian bisa datang di waktu bersamaan dengan pakaian yang salah?" Ucap Snape dengan nada datarnya seperti biasa.
Draco dan Celyn saling melihat satu sama lain dan benar saja mereka menggunakan dasi yang tertukar.
"Sir-" Belum sempat Draco mengatakan pembelaan, Snape kembali menginstrupsikan untuk diam.
"Detensi Mr. Malfoy dan Ms. Lynette, kerjakan essay ini setelah jam makan siang di perpustakaan." Ucap Snape lalu berbalik dan kembali masuk berjalan ke depan kelas untuk melanjutkan pelajaran.
Celyn dan Draco masuk ke dalam ruangan, dan duduk di bangku paling belakang, karena hanya itu yang tersisa untuk mereka berdua.
Baik anak Slytherin maupun Ravenclaw sama-sama mengalihkan pandangan kepada mereka berdua. Begitupun dengan Luna, Padma dan juga Michael.
Celyn bahkan tidak sanggup membayangkan pertanyaan apa saja yang akan mencercanya nanti.
Sementara itu teman-teman Draco, Pansy, Blaise dan Theo saling melirik dan tersenyun satu sama lain seolah mereka memikirkan hal yang sama.
*****
"Cel, ada apa ini sebenarnya?" Ucap Luna ketika mereka telah sampai di ruang rekreasi.
"Kau tidak kembali semalam, datang terlambat ke kelas ramuan, dan parahnya kau bersama Malfoy! Dan bagaimana kalian bisa menggunakan dasi yang tertukar? Apa yang kalian lakukan semalam?" Ucap Anthony yang juga duduk di sofa ruang rekreasi.
Sebelum Celyn mampu menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Luna dan Anthony, Michael ikut masuk kedalam perbincangan.
"Ada hubungan apa kau dengan Malfoy, Cel?" Ucap Michael.
"Kalian tenanglah. Jangan mencercanya dengan pertanyaan seperti itu, biarkan ia menarik napas terlebih dulu." Ucap Luna
Celyn mengembuskan napas, berpikir apakah sebaiknya jujur disaat seperti ini atau haruskah ia berbohong pada teman-temannya.
"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Malfoy." Ucap Celyn berbohong pada akhirnya.
"Lalu apa itu tadi?" Ucap Michael
"Hanya saja, kemarin ia mengantarku ke Hospital Wing untuk mengobati luka akibat detensi-"
"Kenapa ia melakukan itu?" Ucap Luna
"Pada saat libur natal kemarin, ayah pulang setelah beberapa tahun, aku baru mengetahui bahwa ayahku dan ayahnya merupakan kerabat maka dari itu kami mengenal lebih dekat, dan ia merasa bersalah karena detensi itu." Bohong Celyn
"Lalu bagaimana dengan dasi yang tertukar?" Ucap Michael.
Celyn mencoba mencari alasan terbaik namun ia tidak berhasil menemukan satupun.
"Lihat? Kau tidak bisa menjawabnya kan? Pasti ada sesuatu diantara kau dan Malfoy!" Ucap Anthony.
"Anthony-" Ucap Celyn
"Cel, sudahlah. Sekarang kerjakan essaymu ke perpustakaan, agar kau tidak mendapat hukuman yang lebih berat lagi." Ucap Luna merasa tidak tega melihat Celyn yang begitu diintrogasi oleh Anthony.
*****
"Salazar, Mate dia sangat cantik!" Ucap Blaise menepuk pundak Draco ketika mereka di ruang rekreasi Slytherin.
"Kau benar-benar bajingan beruntung yang mendapatkannya semudah membalikkan telapak tangan." Ucap Theo yang baru saja merebahkan dirinya di salah satu sofa.
Draco duduk di sofa pada sisi yang lain, sambil menyesap winenya. Tersenyum miring dan mengangguk menyetujui komentar teman-temannya mengenai tunangannya itu.
"Tanpa pertunangan bodoh itupun aku dapat memikatnya. Bukan begitu Pansy?
Pansy mengangkat bahunya tak acuh, "Sayang sekali ia bukan seorang Slytherin! Aku ingin berteman dengannya." Ucap Pansy.
"Sial! Aku bahkan bisa membayangkan betapa manis bibirnya, dan bagaimana-"
"Hentikan omong kosongmu itu Blaise, Ia tunangan Draco bukan jalangnya!" Ucap Pansy.
"Aku akan ke perpustakaan untuk mengerjakan essay Snape. Kalian berhentilah membicarakannya. Terlebih tanpa aku disini. Ia gadisku." Ucap Draco dan langsung beranjak pergi ke perpustakaan.
"Oh ayolah, kau begitu posesif." Ucap Pansy
"Kau tau apa yang kupikirkan?" Ucap Theo pada Blaise dengan seringaiannya.
"Tentu" Ucap Blaise.
Draco yang mendengar itu, mengepalkan tangannya. "Jangan macam-macam!"
"Kami bahkan tidak melakukan apapun." Ucap Theo.
"Jangan berpura-pura bodoh, aku tahu maksud kalian." Ucap Draco kemudian meninggalkan ruang rekreasi Slytherin dan menuju ke perpustakaan untuk mengerjakan detensinya.
Blaise, Theo dan Pansy hanya tertawa sambil menggelengkan kepala mereka melihat tingkah Draco yang begitu posesif terhadap tunangannya. Bahkan pada teman-temannya sendiri.
Tanpa mereka ketahui, bahwa ada seorang gadis yang mencuri-dengar pembicaraan mereka. Ia mengepalkan tangannya, hingga kukunya menancap di telapak tanganya.
[.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Beside
Fanfiction[Draco Malfoy Fanfiction] COMPLETED✅ [Re-publish] [Re-make] Dijodohkan dengan putra tunggal keluarga Malfoy oleh ayahnya tentu saja Celyn ingin menolaknya, namun tetap saja Celyn tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya pasrah pada perintah ayahnya...