Chapter 25 : Safe

513 87 34
                                    

Hari itu, untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan Celyn kembali dapat merasa hidup. Mereka menghabiskan waktu di taman itu hingga kembali malam, dan Draco ternyata telah mengatur sedemikian rupa untuk menyiapkan hidangan makan malam di tengah-tengah taman.

Belum selesai mereka menikmati hidangan itu, Draco tiba-tiba merasakan panas di lengan kirinya. Pemuda itu meringis saat darkmark itu terasa membakar lengannya.

"Draco, ada apa?" Ucap Celyn khawatir melihat Draco yang terus meringis kesakitan.

Mendengar pertanyaan Celyn, Draco hanya menggeleng. "Aku baik-baik saja," Ucap Draco, "aku tidak tahu dia akan mengadakan rapat mendadak seperti ini." Lanjutnya.

"Maksudmu?" Ucap Celyn.

"Dark Lord memanggil kami dengan cara ini ketika waktu pertemuan telah ditentukan. Cel, sekarang aku akan mengantarmu kekamarku dan setelah itu—"

"Tidak bisa!"

Bellatrix datang entah darimana bersama dengan dua pelahap maut lainnya. Ia merapalkan mantra pengikat pada Celyn sebelum Draco bisa berbuat sesuatu.

"Bagaimana kalian kemari? Ini wilayah khusus keluarga kami!" Ucap Draco

"Oh Draco, aku takut bahwa aku adalah saudari ibumu. Berarti aku juga keluarga disini, benar?" Ucap wanita itu dengan senyum liciknya.

"Lagipula, gadis ini—Tahanan seharusnya berada di penjara, bukan begitu, Draco?" Lanjutnya, menarik Celyn dengan tongkatnya kemudian gadis itu di cekal oleh salah satu pelahap maut yang bersamanya.

"Jangan—"

"huh?"

"Bibi kumohon,"

Bellatrix hanya memgangkat alisnya dengan angkuh, tersenyum mengejek kearah Celyn.

"Kalian tahu Dark lord tidak suka menunggu."

*****

Hari-hari terus berganti, semenjak pertemuan terakhir itu Draco tidak lagi di biarkan melakukan apapun dengan bebas, segala sesuatu pada pemuda itu di awasi dan ia tidak lagi dibiarkan menemui Celyn. Sementara Celyn, gadis itu di manfaatkan untuk mengancam Draco agar ia tidak berpindah pihak atau mengkhianati dark lord.

.

Hari itu Draco sedang berada di balkon kamarnya, memandang kosong ke arah luar yang penuh dengan kabut. Pemuda itu menarik napas panjang hingga pasokan udara memenuhi paru-parunya, dan menghembuskannya dengan berat seolah-olah udara itu menyesakkan dadanya.

Entah apa yang ada dipikirannya,

Berantakan.

Tak lama kemudian, dengan tiba-tiba ia di panggil ke bawah. Ketika sampai disana pemuda itu terkejut mendapati Hermione dan Ron ada disana, dan satu pemuda lainnya yang ia yakini sebagai Harry.

"Lihat lebih dekat, Draco." Ucap Bellatrix mendesaknya.

"Aku tidak yakin—"

"Kita harus yakin!" Bentaknya

"Ada apa dengan wajahnya?" Ucap Draco berusaha mencari alasan untuk tidak mengatakan apapun yang membahayakan mereka.

"Benar, apa yang terjadi pada wajahnya?" Ucap Bellatrix

"Perhatikan dengan baik Draco, jika kita menangkapnya nama keluarga kita akan baik di mata dark lord." Desis ayahnya.

"Jangan lupa siapa yang membawanya kemari—"

"Beraninya kau mengucapkan itu di rumahku!—

"Lucius." Narcissa menahan lengan suaminya.

Draco tidak dapat memahami apa yang ada dipikiran ayahnya, di pertemuan sebelumnya Voldemort telah mencela keluarga mereka, untuk apa menjaga kesetiaan padanya? Pemuda itu sudah muak.

Devil's BesideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang