Chapter 24 : Escape

616 92 38
                                    

Draco berjalan melewati lorong dengan Celyn di gendongannya. Narcissa berada disana, bersama dengan Lucius. Mereka melihat Draco berjalan ke arah yang berlawanan.

"Draco," Panggil Narcissa

Draco tidak menjawab, ia masih merasakan amarah pada dirinya. Melihat itu, Lucius tidak terima karena putranya telah mengacuhkan istrinya.

"Draco, dimana tata kramamu?" Ucap Lucius

Draco menghentikan langkahnya, namun tetap enggan untuk berbalik menghadap ke orang tuanya.

"Kau mengacuhkan kami hanya demi seorang tahanan?!" Ucap Lucius.

"DRACO MALFOY!—"

"BAGAIMANA JIKA TAHANAN ITU ADALAH TUNANGANKU, DAD?" Ucap Draco dengan amarah yang hampir memuncak itu.

Draco berbalik menghadap kearah orang tuanya.

"Bagaimana bisa kalian membiarkan Celyn di tahan di penjara?!—" Draco menjeda, Narcissa dan Lucius tampak terkejut dengan ucapan putra semata wayang mereka itu.

"Bagaimana bisa kalian membiarkannya kedinginan, bahkan disiksa disana, BAGAIMANA BISA?!" Ucap Draco

"Oh dear," Narcissa mendekat kearah Draco diikuti oleh Lucius.

"Mengapa kalian bahkan tidak memberitahuku tentang ini?!" Ucap Draco berbalik dan berjalan dengan cepat meninggalkan kedua orang tuanya tanpa menunggu respon mereka.

*****

Draco membawa Celyn ke kamarnya, membaringkan gadis itu di ranjangnya. Menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Celyn. Pemuda itu mendudukan dirinya dipinggir ranjang, meraih tangan gadisnya sebelum menyadari air matanya menetes, tidak bisa lagi menahan amarahnya.

"Apa saja yang telah mereka lakukan padamu, Cel?"

Draco merapalkan beberapa mantra penyembuhan, dan mengambil beberapa botol ramuan dari salah satu lemari di kamarnya, mengangkat kepala Celyn dengan hati-hati untuk memberikannya kepada gadis itu.

Setelah itu, Draco beranjak keluar dari kamarnya, menutup pintu itu dengan rapat dan merapalkan beberapa mantra perlindungan di sekitar sana.

.

Celyn terus bergerak dalam tidurnya, ia selalu terbangun oleh suara sekecil apapun bahkan oleh keheningan malam. Gadis itu terus dihantui pikiran bahwa ia selalu dibangunkan dengan paksa didalam kegelapan untuk disiksa lagi dan lagi.

Akhirnya ia memutuskan untuk bangun dari posisi tidurnya, ia seharusnya dapat merasakan kenyamanan tidur disana karena selama berminggu-minggu atau bakan berbulan-bulan ia selalu tidur di lantai yang dingin. Tetapi tetap saja, perasaan yang menghantuinya tidak hilang.

Satu-satunya hal yang terpikirkan olehnya adalah air, jika saja air dapat menghanyutkan segala ketakutannya tanpa sisa. Jadi ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi di pojok ruangan yang memiliki nuasa hijau gelap yang elegan dan terlihat mewah.

Membiarkan air dingin menyentuh kulitnya, menahan sakit yang ia rasakan ketika air itu menyapu seluruh tubuhnya. Pikirannya terasa sangat jauh dan hampa, tetapi tubuhnya tetap bergerak.

Begitu selesai, Celyn langsung mengambil gaun tidur berwarna emerald yang tergantung disana, dapat diyakini gaun itu disiapkan untuknya.

Dengan tubuhnya yang kini telah bersih, Celyn kembali memperhatikan bekas luka cambuk yang diberikan oleh Bellatrix,

Hilang.

Tetapi tidak sepenuhnya sembuh, masih tersisa memar merah kebiruan yang meninggalkan sakit di tubuhnya.

Devil's BesideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang