Celyn berlari dengan sangat kencang, hingga tanpa sengaja menabrak seseorang yang lewat di lorong yang gelap itu.
Brak.
"M-maafkan aku-"
"Celyn?" Ucapnya-Michael. Celyn hanya mendongak, melihat dengan cahaya seadanya, tetapi tetap dapat mengenali suara itu.
"Jadi kau sudah tahu ya?" Ucap Michael menyadari apa yang terjadi dari suara Celyn yang terdengar bergetar.
Tanpa menunggu jawaban dari Celyn, Michael memeluknya. Membiarkan gadis itu menangis dalam dekapannya, mengusap lembut punggung Celyn bermaksud menenangkan.
"Mengapa ia melakukan itu Mick, kenapa? Aku-aku tidak melakukan apapun yang membuatnya marah, kenapa- kenapa dia?-" Ucap Celyn
"Shhh, ia akan kembali padamu Celyn. Percaya padaku." Ucap Michael menangkup wajah Celyn dengan kedua tangannya sambil menghapus sisa air mata di wiajah gadis itu.
"Bagaimana kau tahu itu?" Ucap Celyn
"Aku tentu tahu." Jawab Michael, "Kita ke asrama sekarang?" Ucapnya yang dibalas anggukan oleh Celyn.
*****
Besoknya, Celyn menghabiskan banyak waktu di perpustakaan. Ia perlu mengalihkan pikirannya agar tidak terus menerus memikirkan pemuda berambut pirang itu untuk saat ini. Celyn menyibukan dirinya dengan buku-buku sejarah sihir dan herbologi.
Gadis itu bahkan melewatkan makan siang dan hanya memakan secuil dari sarapannya. Hanya saja ia memang merasa agak malas untuk makan akhir-akhir ini.
Luna sempat menemaninya di perpustakaan, namun gadis itu pergi karena ada kelas yang di ambilnya sore itu. Luna sempat membicarakan tentang Katie Bell, seorang siswi Gryffindor yang sempat terkena mantera hitam telah baik-baik saja sekarang.
*****
Berhari-hari setelah malam itu, Celyn tidak lagi sempat melihat sosok Draco. Ia mulai merasa tidak nyaman, tetapi apa yang bisa ia lakukan?
Celyn sempat menanyakan itu kepada Pansy, namun Pansy sendiri tidak melihat Draco di asrama akhir-akhir ini. Gadis itu berasumsi bahwa Draco menghabiskan banyak waktu sendiri untuk melakukan tugas dari pangeran kegelapan, tetapi Celyn seakan enggan untuk mempercayai hal itu.
Ketika berjalan di koridor lantai satu, Celyn melihat madam Pomfrey yang tampak sedikit kesulitan membawa kuali-kuali berisi ramuan di tangannya.
"Madam, apa boleh aku bantu?" Ucap Celyn, berinisiatif untuk mendekat.
"Nona Lynette, Celyn, tentu saja. Oh aku sangat kewalahan sejak kemarin semakin banyak saja siswa yang sakit." Ucap Madam Pomfrey
Celyn hanya mendengarkan Madam Pomfrey berbicara sepanjang jalan menuju Hospital Wing, dan sesekali menyahut atau menanggapi dengan senyuman.
Ketika sampai di hospital wing, memang ada beberapa siswa yang tampak terbaring disana. Kebanyakan siswa tahun pertama atau kedua.
Namun mata Celyn teralihkan pada ranjang yang berada di pojok Hospital, satu-satunya yang tirainya tertutup.
"Maafkan aku Madam, siapa yang ada dibalik tirai itu?" Tanya Celyn dengan hati-hati.
"Ah yang itu, Draco Malfoy." Jawab Madam Pomfrey setengah berbisik.
"Ada apa dengannya?" Ucap Celyn berusaha menyembunyikan ke-khawatirannya.
Madam Pomfrey duduk sambil membuat suatu ramuan, "Ia sempat terkena kutukan, yang membuat seluruh tubuhnya seolah tersayat-sayat, itu membuatnya kehilangan cukup banyak darah." Ucap Madam Pomfrey
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Beside
Fanfiction[Draco Malfoy Fanfiction] COMPLETED✅ [Re-publish] [Re-make] Dijodohkan dengan putra tunggal keluarga Malfoy oleh ayahnya tentu saja Celyn ingin menolaknya, namun tetap saja Celyn tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya pasrah pada perintah ayahnya...