Chapter 16 : Worst

565 87 10
                                    

Pagi ini aula besar tampak ramai, dan para murid terlihat bersemangat menyambut libur natal. Beberapa sudah berkemas untuk liburan mereka.

Setelah malam itu Celyn tak lagi sempat melihat Draco dimanapun, tidak bahkan di aula besar. Sekedar berpapasan pun tidak pernah lagi, Celyn tidak mencarinya. Takut, Draco malah akan merasa terganggu olehnya.

Celyn juga tidak tahu apakah Draco akan pulang atau menetap di Hogwarts liburan ini.

Setelah mereka semua selesai sarapan, anak-anak segera bergegas mengambil barang-barang mereka untuk dibawa ke Hogwarts Express yang akan mengantarkan mereka ke King's Cross. Hanya ada beberapa siswa yang menetap di Hogwarts.

*****

Ketika Celyn turun dari kereta, ia mendapati Christie yang menjemputnya ke King's Cross. Christie tersenyum, melambaikan tangannya kearah Celyn yang kemudian menarik kopernya, berjalan dengan cepat menuju ketempat Christie menunggunya.

"Celyn!"

"Christ!"

Celyn memeluk kakaknya dengan erat begitupun dengan Christie yang memeluk adiknya tak kalah erat. Mengusap wajah adiknya, dan menyingkirkan helaian rambutnya,

"Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja?" Tanya Christie.

"Aku baik-baik saja," Jawab Celyn

"Baiklah kalau begitu, kita pulang sekarang." Ucap Christie.

Christie mengucapkan mantera membuka portal yang dapat membawa mereka menuju kediaman Lynette di Bristol, England.

*****

Lynette Manor hanya tinggal beberapa meter lagi, mereka tidak langsung mendarat di depan pintu gerbang kediaman. Namun, begitu Celyn akan melangkahkan kakinya mulai berjalan mendekat ke rumah, Christie menghentikannya.

"Tunggu, Mereka menunggu kita." Ucap Christie memegang pergelangan tangan adiknya.

"Siapa?"

Christie menggeleng, "Portal ini seharusnya membawa kita tepat langsung kesana, namun jika ada sesuatu yang janggal, kita tidak langsung sampai. Dan itulah yang terjadi." Jelas Christie.

"Cel, tetaplah disini dan waspada. Aku akan melawan, para auror akan segera kemari aku telah mengirim sinyal kepada mereka." Ucap Christie.

"Jangan, terlalu berbahaya, aku tidak ingin--"

"Cel! Tidak ada cara lain. Kita tidak bisa hanya menunggu, oke? Harus ada yang melawan." Ucap Christie.

"Tidak! Terlalu beresiko. Tunggu para auror, biarkan mereka yang menangani." Ucap Celyn

"Sayang sekali itu tidak akan terjadi."

Beberapa orang bertopeng dengan pakaian serba hitam mengepung mereka dari segala arah, dengan satu wanita berambut keriting tanpa topeng yang tersenyum meremehkan.

Celyn dan Christie berdiri saling membelakangi, mengeluarkan tongkat mereka dengan waspada.

"Tenang-tenang, kami kemari bukan untuk saling mencelakai." Ucap Wanita berambut keriting itu, Bellatrix.

"Lynette, kalian bukan musuh kami. Pure-blood, termasuk dalam Sacred 28, jadi untuk apa? Kecuali kalian ingin menjadi, blood-traitor"

"Elvara telah mati sia-sia. Kita tidak ingin mengorbankan begitu banyak darah penyihir. Ayolah, kita akan sama untungnya." Lanjut Bellatrix

"Aku lebih baik mati!" Ucap Christie, "Sekarang Celyn!"

"Stupefy!"

"Stupefy!"

Christie dan Celyn mulai menyerang para Death-eater hingga beberapa dari mereka terpental, namun ada juga yang berhasil menangkis serangan mereka. Kilatan-kilatan cahaya tampak terus di udara antara serangan, tangkisan dan juga kutukan.

"Crucio!"

Bellatrix melemparkan kutukan itu secara tiba-tiba.

Christie dengan gerakan yang sangat cepat langsung mendorong Celyn menjauh, dan membiarkan kutukan itu mendarat padanya.

"ARGHH!!"

"Christie!" Celyn baru akan menyerang Bellatrix sebelum salah satu dari orang-orang bertopeng itu menahannya. Dengan posisi tepat seperti beberapa bulan yang lalu ketika di Departemen Misteri bersama dengan anggota Dumbledore's Army.

"Katakan padaku, gadis bodoh!" Ucap Bellatrix dengan geram ketika ia telah menghentikan kutukannya.

"Tidak akan!" Balas Christie dengan kukuh.

"Baiklah," ucap Bellatrix tersenyum licik.

"Incarcerous" Ujarnya mengucapkan mantera dengan santai kepada Christie yang membuat wanita muda itu terikat dengan sangat erat. Tali tebal yang melingkari dadanya membuatnya terlihat kesulitan bernapas.

Bellatrix bergerak dengan begitu cepat, bahkan sebelum Christie sempat berpikir apa yang akan dilakukannya-

"Crucio!"

"AHHHH!"

Bukan, bukan Christie, tetapi Celyn. Bellatrix melemparkan kutukan itu pada Celyn yang membuat gadis itu menjerit kesakitan.

Untuk pertama kalinya, Celyn merasakan kutukan yang tak termaafkan dilemparkan padanya. Merasakan tulangnya yang terasa dipatahkan dalam waktu bersamaan, tubuhnya seolah merasakan cambukan tanpa ampun.

Pria bertopeng yang menahan Celyn tadi telah mendorongnya, membiarkan gadis itu terkena kutukan dari Bellatrix.

"Tidak, jangan adikku!" Ucap Christie

Wanita itu kembali tersenyum mengejek, dan kembali mengayunkan tongkatnya. Menyiksa Celyn dengan mantera non-verbal.

"AKHHHHHH!!"

Berbagai irisan mulai terlihat disekujur tubuh Celyn dengan memar-memar merah-kebiruan seolah-olah baru saja dipukuli tanpa ampun. Darahnya mulai menetes sedikit demi sedikit.

"S-SAKITT!" Celyn berteriak.

"Hentikan kumohon, jangan dia, dia tidak tahu apapun! Aku saja, siksa aku saja sepuasmu!" Ucap Christie memohon.

Bellatrix tetap mengayunkan tongkatnya tanpa memperdulikan permohonan Christie, kilatan-kilatan cahaya terus mendarat di tubuh Celyn. Dan gadis itu terus menjerit. Bellatrix tanpa ampun menyiksa gadis yang tidak bersalah itu.

"H-HENTIKAN TOLONG!" Erang Celyn kesakitan tidak mampu menahannya lebih lama lagi.

"Kumohon, kumohon jangan Celyn! Tolong aku saja, jangan adikku, jangan!" Ucap Christie yang bahkan sudah tidak sanggup membayangkan betapa serangan itu menyiksa Celyn.

Salah satu dari orang-orang bertopeng itu menginstrupsi, Bellatrix menghentikan manteranya, Celyn merasa benar-benar telah berada di ujung kesadarannya, namun ia berusaha mempertahankannya.

"Kurasa pertunjukan yang cukup untuk penghantar tidurmu, keras kepala-

"Avada kedavra!"

"T-tidak!"

[.]

Devil's BesideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang