"Abang mau mana?" Tanya Ileana ketika melihat Athar berjalan menuruni tangga sambil menenteng sebuah helm.
Athar menoleh. "Abang mau main sama temen."
"Adek ikut buleh?" Tanya nya dengan penuh harap Ileana mengapit kedua tangannya seolah memohon.
"Gak boleh," jawab Athar cepat.
Ileana melengkungkan bibirnya ke bawah, ia tidak suka dengan jawaban sang abang. "Kunapa?"
"Adek masih kecil gak boleh ikut."
"Tapi adek mau ikut abang," rengek Ileana matanya sudah berkaca-kaca mungkin hanya dengan berkedip saja air matanya akan meluncur.
Athar menghela nafas sepertinya ia akan mengalah dari pada kena semprotan dari bundanya. "Tapi adek bilang bunda dulu."
"Bilang apa bang?" Tanya Kanzia yang muncul dari arah dapur.
"Buda adek mau ikut abang main," Ileana menatap Kanzia dengan puppy eyes nya.
Kanzia melirik ke arah Athar sebentar lalu menatap Ileana. "Yaudah sekarang adek ganti baju dulu."
"Yeayyyy ayo buda." Ileana menarik tangan Kanzia dengan semangat. "Abang tunggu cini ya janan pulgi."
"Perasaan gue yang mau main kenapa dia yang excited." Gumam Athar.
Beberapa menit kemudian Ileana muncul dengan penampilan manisnya. Hoodie kotak-kotak celana panjang abu-abu dan sepatu kets berwarna putih. "Ayo abang," ajaknya.
"Yaudah bunda abang pamit ya."
Kanzia mengikuti kedua anaknya hingga ke depan pintu. "Abang hati-hati ya, terus adek jangan nakal oke."
"Siap bunda."
Kini Athar dan Ileana sudah berada di depan cafe dimana tempat para teman-teman Athar berkumpul. Athar mengangkat Ileana ke gendongannya lalu berjalan memasuki cafe tersebut.
"Wah akhirnya Athar datang juga," ucap Aldo salah satu teman Athar.
"Eh anak siapa ini? Jangan-jangan anak Lo ya?" Tuding Beni menunjuk Ileana lalu bergantian pada Athar.
"Apaan sih, ini adek gue ya bukan anak," jawab Athar.
Semuanya ber oh ria. "Hai anak cantik namanya siapa?" Ucap Fian pada Ileana yang kebetulan mereka bersebelahan.
Ileana tidak menjawab, balita itu malah beringsut memeluk Athar. "Ffftttttt muka lo nyeremin Yan," Beni menahan tawa.
"Sialan lo."
"Adek di tanya kakak nya tuh," Athar mengusap kepala Ileana.
Ileana melepas pelukannya dari Athar lalu menatap semua teman Athar dengan mata bulatnya. "Hai tata kunalin nama adek Ilenana."