"Aduh aa, nacina tumpah-tumpah," ucap Ileana.
Mereka sedang makan berdua di halaman depan rumah Helmi, di bawah pohon yang cukup rindang dan beralaskan karpet. Bahkan beberapa mainan serta kotak susu tergeletak di sana.
"Maaf adek aa gak sengaja, jadina nyenggol nasina adek," balas Helmi sambil membersihkan nasi yang bertebaran di karpet.
"Iya, gak apa-apa. Cini adek bantu."
Keduanya membersihkan nasi yang berserakan, memunguti nasi tersebut satu persatu.
"Aa tau gak?"
"Gak tau."
"Ihhh adek bulum nomong apa-apa," Ileana mencebikkan bibirnya kesal.
"Telus kenapa?" Tanya Helmi.
Ileana menyedot susu kotaknya, tatapannya menatap Helmi dengan serius. "Tumalin watu adek lumah glandma, adek main pacil lho te laut culuuuuuu banet. Abis main pacil adek minum ec tulapa cama syilok."
"Wahh aa mau dong, nanti ajak ajak aa dong kalau mau ke sana lagi."
"Cippp, nati adek bilang buda cama papa."
Ileana menolehkan kepalanya, ia melihat Kanzia yang berjalan ke arah mereka. "Hai adek, pulang dulu yuk sayang udah sore."
"Okey buda."
"Aa, bunda sama adek pulang dulu ya nanti besok main lagi."
Helmi mengangguk, ia berdiri lalu mencium pipi Ileana. "Yaudah adek pulang aja, besok kita main."
"Iya aa," jawab Ileana.
Kanzia membawa Helmi kedalam rumah dan sekalian pamit pada Luna.
"Habis ini mandi ya, nanti bunda ikat rambut adek dua," ucap Kanzia.
"Iya buda."
Selesai makan malam semuanya berkumpul di ruang keluarga, Athar yang sedang main game dengan Ileana disebelahnya yang sibuk bertanya-tanya. Sedangkan dua orang dibelakang mereka sibuk bermesraan.