Minggu pagi ini Ileana dan Dika papa nya sedang berada di taman komplek perumahannya. Setiap hari Minggu anak dan ayah itu sering melakukan kegiatan lari pagi.
Ileana, balita itu sedang duduk di salah satu bangku taman sambil menunggu papa nya yang sedang berlari memutari lapangan yang berada di taman tersebut.
Balita itu merasa bosan karena ia sudah duduk disini sekitar 20 menit lamanya. Ia turun dari tempat duduknya lalu menghampiri sang papa.
"Papa," panggil Ileana.
Dika yang mengenali suara itu langsung menghentikan kegiatannya, ia menoleh ke arah putrinya yang sedang melambaikan tangan padanya. Lalu ia menghampiri balita itu.
"Kenapa sayang?" Tanya Dika yang sudah berada dihadapan Ileana.
"Adek bucen papa, liat papa lali-lali tulus," ujar balita itu dengan mengerucutkan bibirnya kesal.
Dika terkekeh ia mencium gemas pipi Ileana lalu mengangkat balita itu ke gendongannya. "Papa udah selesai kok, mau pulang?"
Ileana menganggukkan kepalanya. "Heem adek mau matan naci gholeng buda."
"Oke let's go, we go home."
"Lect go."
"Buda adek penen jalan-jalan," ujar Ileana tiba-tiba.
Kanzia menoleh ke arah Ileana yang sedang berada di pangkuan Dika.
"Jalan-jalan kemana sih cil?" Bukan Kanzia yang menjawab melainkan Athar yang duduk anteng di bawah sofa yang beralaskan karpet berbulu.
"Apaaci abang ikut-ikut, adek lagi ngumong buda ya."
"Lah adek kan ngomong, yaudah Abang jawab."
"Tapi adek gumongna cama buda, abang."
"Kan sama aja."
"Beda ih, abang cuwo kalo buda pulumpuan."
"Gak gitu maksudnya adek."