Happy reading semuanya!
Biasanya perjalanan pulang lebih cepat dari pada berangkat, berbeda dengan Athar dan Ileana hampir satu jam mereka belum sampai dikarenakan macet total.
Athar terus mengusap kepala Ileana yang berada di depannya, untung saja Ileana tidak rewel karena perjalanan yang cukup lama.
Langit semakin mendung membuat banyak orang semakin mempercepat laju kendaraannya agar cepat sampai ke rumah.
"Abang gulimic," ucap Ileana, balita itu merasakan tetesan rintik hujan yang mengenai wajahnya.
Athar mengadakan tangannya ke atas, dan benar tetesan rintik hujan mengenai tangannya.
"Aduh gimana nih adek, abang gak bawa jas hujan," Athar panik, ia terus mencari tempat di sekelilingnya untuk berteduh sebelum hujannya semakin deras.
Sebenarnya kalau ia sendirian, dirinya tidak peduli kalau bajunya harus basah. Tapi, sekarang Ileana sedang bersamanya dan dirinya tidak mungkin menerobos hujan.
Tatapan Athar teralih pada sebuah halte bus, langsung saja ia menepikan motornya dan segera turun membawa Ileana ke gendongannya.
Seketika hujan turun dengan derasnya, membuat Ileana memeluk erat leher Athar. "Abang, adek tatut. Mau budaaaa," rengek nya.
"Ssstt abang minta maaf ya, kita tunggu hujannya reda dulu baru pulang, oke?"
Ileana mengangguk di bahu Athar, membuat Athar tersenyum kecil. Ia membawa Ileana duduk tanpa melepas pelukannya.
"Abang."
"Hm."
"Abang."
"Hm."
Ileana kesal dengan jawaban Athar yang hanya dibalas dengan deheman saja. "Abang ihhh," rengeknya.
Athar membenarkan letak Ileana di pangkuannya hingga berhadapan. "Kenapa sih adek?"
"Abang call buda aja," usul Ileana, jujur dalam hati kecilnya ia merasa takut meskipun sudah berada di pelukan abangnya.
"Handphone abang mati adek," balas Athar, ia mendesah kecewa. Kalau saja tadi dirinya tidak bermain game bersama uncle nya, tidak mungkin hal ini akan terjadi.
Langit semakin gelap dan udara semakin dingin, sudah hampir satu jam Athar dan Ileana menepi namun hujan tak kunjung reda.
"Abang dinin," lirih Ileana, membuat Athar menatapnya cemas.
"Sini masuk Hoodie abang ya, biar gak dingin."
Ileana mengangguk, lantas Athar langsung mengangkat Hoodie nya yang kebesaran lalu memasukkan Ileana ke dalamnya.
"Sesek gak?" Tanya Athar yang dibalas gelengan kepala Ileana.