Hi! Udah lama aku gak up.
Kalian apa kabar?
Stay terus di cerita aku ya!
Happy reading!
"Tanam-tanam ubi.. tak perlu di baja, orang berbudi kita berbahasa.. aseeekk."
"Aceeeek."
Ileana terus mengikuti gerakan Athar yang sedang berjoget ria di depan ponsel miliknya, melihat Athar menggerakkan pinggulnya Ileana juga sontak mengikuti hal yang sama.
Tiba-tiba pintu kamar Athar terbuka menampilkan Kanzia yang sedang berkacak pinggang melihat kelakuan kedua anaknya. Ileana dan Athar tidak menyadari kedatangan Kanzia karena mereka terlalu sibuk dengan jogetnya.
Sudah kesal melihat tingkah anak pertamanya yang menyesatkan putri cantiknya karena sudah mengajarkan- apa joget seperti itu.
Kanzia berdehem tapi tidak membuat mereka tersadar, setelah itu Kanzia kembali berdehem dan cukup keras hingga membuat kedua anaknya mengalihkan pandangannya pada Kanzia.
"Lho sejak kapan bunda di situ?" Athar menggaruk kepalanya menatap Kanzia bingung.
"Sejak kalian joget-joget kaya tadi," kata Kanzia dengan nada malas.
Ileana menatap polos bunda dan abangnya yang sedang berbicara itu. Ia menarik ujung baju Kanzia hingga membuat sang empunya menunduk menatap putrinya.
"Apa sayang?"
"Adek lapel buda," balita itu menepuk perut bulatnya membuat Kanzia tertawa. Ia merentangkan tangannya lalu mengangkat Ileana menggendong balita itu ala koala.
"Abang mau makan gak?"
"Mau dong bunda, skuyyyy," ucap Athar dengan semangat.
"Ckuyyyy," seru Ileana meniru ucapan abangnya membuat Kanzia tidak bisa menahan tawanya.
Selesai makan tadi Ileana dan Athar sedang berada di ruang TV dengan Ileana yang sedang meminum susu kotak rasa coklat sedangkan Athar pria itu sedang sibuk dengan ponselnya.