16. Sunset

5K 463 27
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih empat jam, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih empat jam, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Athar mengetuk pintu, dan pintu pun langsung terbuka oleh salah satu asisten rumah tangga yang bekerja disini.

Laras, wanita yang tetap cantik meskipun umurnya yang hampir menginjak kepala enam itu menyambut kedatangan anak, menantu, serta cucu-cucunya dengan gembira.

"GLANDMA!" Pekik Ileana, balita itu langsung berlari ke arah Laras dan langsung memeluknya.

"Cucunya grandma," balas Laras, ia memberi kecupan pada kedua pipi Ileana. "Tambah bulat ya, pipinya adek." Tambahnya.

"Iya dong grandma, kan setiap hari makannya baking soda," bukan Ileana yang menjawab, melainkan Athar.

"Apacih abang gak julas!" Ketus Ileana.

Dengan cepat Laras memisahkan kedua cucunya sebelum ada peperangan di antara mereka. Athar tertawa melihat wajah cemberut Ileana, bibir yang maju ke depan, pipi yang dikembungkan, serta mata bulatnya yang menatap sinis Athar.

Kanzia dan Dika sudah masuk ke kamar, kamar waktu Dika sebelum menikah. Mereka meninggalkan kedua anaknya yang sedang melepas rindu setelah dua bulan tidak bertemu, terakhir bertemu ketika Ileana sakit waktu itu.

"Glandma," panggil Ileana, kini hanya mereka berdua yang berada di sofa ruang keluarga. Athar sudah pergi ke kamar, katanya sih mau tidur, capek habis perjalanan jauh.

"Apa adek?"

"Kunapa glandma gak ada watu ulang taunna tata Lala?" Tanya Ileana.

Sejak seminggu yang lalu, Ileana ingin bertanya tentang ini tapi otak kecilnya sering lupa.

Laras terkekeh mendengar pertanyaan polos Ileana. "'Kan grandma udah bilang sama adek, grandma sama grandpa lagi di luar kota."

Ileana memejamkan matanya mencoba mengingat-ingat. "Nah adek inget glandma," ucap Ileana dengan semangat.

"Glandpa bulum pulang ya?" Tanya Ileana.

Laras menggelengkan kepalanya. "Belum, pasti sebentar lagi pu-"

"BUNDA!" Suara nyaring yang berasal dari ruang tamu, yang tak lain adalah Maddy, suami Laras.

So, jangan salahkan Athar dan Ileana suka sekali berteriak, karena itu turunan dari grandpa nya sendiri.

"Ayah kebiasaan, kalau pulang suka teriak-teriak," tegur Laras membuat Maddy tertawa lalu mengecup singkat kening istrinya.

"Glandpa, adek tangen," Ileana turun dari sofa buru-buru menghampiri Maddy, seketika balita itu langsung melompat ke gendongan grandpa nya.

"Uh berat banget cucunya grandpa," Maddy menggelitik perut Ileana, membuat sang empunya tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha udah glandpa, guli hahahaha."

IleanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang