"Memori daun pisang ei memori daun pisang eii senangnye hati dapat gaji uhuy ayeeeee." senandung kegembiraan Seokjin disusul Namjoon dari belakang membuat para adik yang tengah duduk di ruang keluarga menyimak nyanyian Seokjin.
"Lihat itu, salah satu pasien Rsj lepas dari pengawasan." cibir Yoongi mengelus dada.
Plak
"Rsj kepalamu! Aku tidak akan memberimu jatah ayam goreng Yoongi." ancam Seokjin melenggang senang duduk diantara Jimin dan Jungkook lalu meletakkan sekotak ayam goreng demi merayakan penerimaan gaji sekaligus kenaikan pangkat untuk mereka duo kim.
"Ah hyunggg!! Mau juga ayam goreeeng." rengeknya seperti bayi yang langsung dihadiahi comotan di bibir oleh tangan bau terasinya Taehyung.
"Sstttt hyung."
"Cih bau terasi!!! Singkirkan." Yoongi menepis tangan Taehyung dan meletakkan kakinya diatas paha Taehyung semena mena. Jujur saja, tangan bau terasi Taehyung benar benar memberikan bekas neraka disekitar bibir Yoongi. Oh tuhan.
"Kiss my hand." titah Seokjin bak ibu ratu. Dengan dengusan azab Yoongi mencium tangan baginda Seokjin ogah ogahan. Demi ayam goreng. Tangannya tidak jauh beda dari Taehyung, bau tai ayam. Plis selamatkan indra penciuman Yoongi yang budiman ini.
"Sial, tanganmu bau tai ayam hyung!!." gerutu Yoongi disambut gelak tawa dari semuanya.
"Adik durhaka."
Setelah perdebatan baginda Seokjin dengan pria budiman Yoongi, kotak ayam goreng pun dibuka.
Chicken wings dengan saus menggoda itu seketika membuat dentuman diperut masing masing. Dengan kecepatan kilat, mereka mengambil satu persatu dari kotak dan melahapnya nikmat."Setiap Jin hyung pulang kerja, kita pasti mendapat ayam goreng... Beda kalau Yoongi hyung yang pulang, dia akan membawa sejuta masalah gamenya dan melempar mood buruknya pada adiknya yang tidak berdosa ini." timpal Jimin, sembari mengunyah ayam miliknya. Diiringi tatapan berbeda dari Yoongi dan Seokjin, si hyung tertua menatap bangga dan belagak raja sedangkan yang satu lagi mengretaki giginya dan mengeraskan rahang. Siap menerkam kapan saja.
"Yaaaaa!!!!!! Jimin hari ini kunobatkan sebagai adik tercowaaaaaku" sambil bertepuk tangan, seokjin meraungkan betapa disanjungnya dia hari ini sembari melayangkan pandangan remeh pada adik pucat manisnya. Jimin mendengar itu pun langsung membusungkan dada bangga.
Yoongi mendengus "Lihat saja Jim, aku tidak akan mengajakmu makan es krim big jumbo di toko baru. Aku akan mengajak Taehyung dan Jungkook saja, see! Mereka sayang padaku." tak kalah sok, Yoongi menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum sombong. Memperlihatkan Taehyung dan Jungkook yang sekarang sudah bergelayut di dua lengan pucatnya, melempar tatapan sama seperti Yoongi.
Memang, Taegikook tidak akan semudah itu digoyahkan.
Jimin membola, tangannya meletakkan kasar ayam miliknya diatas piring. Tak terima karena penuturan kakaknya bahwa dia tidak akan dibawa memakan es krim jumbo. Heol, ini tidak adil.
Dia menggebrak meja "Aku mau ikut, tidak mau tau!!." protes Jimin.
Yoongi menggidikkan bahunya acuh "Tidak akan kubiarkan." gelak tawa Taegikook pecah sudah, diiringi cekikikan Jhope dan saudara lainnya.
Poor Jimin.
Setelah pertikaian saudara tadi, Seokjin memilih mencuci pakaian kantornya dan Namjoon setelah itu meniriskannya di pelataran mesin cuci untuk besok di jemur di terik matahati. Dia mengelap keringannya dan beralih menuju dapur,niatnya memasakkan makan malam karena sudah lebih dari 3 jam dia mencuci dari pukul 6 sore sanpai jam 8 malam seperti ini dan adik adiknya belum juga makan. Namun baru saja masuk ke dapur,matanya membola melihat menu makanan banyak dan yang tentunya masih utuh, sedangkan di pucat berhidung kucing itu tertidur diatas meja masih dengan apron hitam bertengger di leher serta noda habis memasak beberapa mengotori wajah putihnya.
Seokjin termenung, wajah tenang itu kembali mengingatkannya akan insiden pertemuan mereka, bocah kecil berkulit pucat itu tidur menungkup memasang wajah tenang seakan melepas beban yang berat. Seokjin mendekati Yoongi dan mengelus pucuk kepala adik dingin sekaligus yang paling manis ini.
Tanpa berniat membangunkan,Seokjin segera berjalan kearah kamar adik adiknya yang lain guna mengajak untuk makan malam bersama.
Akhirnya semuanya berkumpul, dimeja yang sama ,mengamati si pucat dengan bibir maju itu yang masih setia memejamkan matanya. Mereka tersenyum dan berujung membangunkan yoongi untuk makan malam dan lanjut tidur setelahnya.
.
.
.
08.00 am, kst.
Tok.. Tok.. Tok..
"Anak mudaa... Apa kalian mau beli susu?." pekik suara asing dari luar rumah.
Seokjin mengerjap sambil bangkit dari kasur, mencoba mengumpulkan nyawanya yang masih melayang layang bebas. Namjoon yang masih setia tertidur disebelahnya juga ikut dibangunkan.
"Joon-ah bangun." panggil Seokjin sambil mengguncang guncangkan tubuh Namjoon. Seperkian detik berikutnya, Namjoon bangun dan langsung terbelalak dan membekap mulutnya. Wtf? Ada dimana mereka sekarang? Era apa ini?.
Seokjin dengan mata lesunya mencoba memahami reaksi Namjoon dan melihat kesegala arah, sontak membuat kantuknya hilang dan berganti pekikan kaget.
"MWOYAAAAA!!!?"
Tbc
Ampun dah, udah cerutanya gaje, updatenya lama pula. Dasar aku 🙂🔪
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS FAMILY
FanfictionKeluarga kocaak meski tak sedarah yang hidup dalam satu rumah dan menciptakan kenangan menggelikan serta menghadapi kejadian diluar nalar, Seperti TIME TRAVEL maybe. WARNING - garing 😥 Kepoin kuy Jangan lupa vomentjuseyo💜 Cover real is mine (yunk...