OFB 19

307 25 2
                                    

HAPPY READING

"Berhenti disana!! Sebagai hukuman karena kabur tadi, ayo ikut aku pergi kerumah kakek white." perintah Seokjin sesaat sebelum kedua manusia yang baru pulang dari penjelajahan, melewati kedai mie dan berakhir masuk ke tempat hiburan lalu bermain dnegan beberapa wanita cantik itu,  masuk kedalam rumah.

"Kakek white? yang benar saja." sela Taehyung.

"Aku tidak tau namanya,vbodoh. Ikut saja jangan cerewet. Atau tidak ada makan malam untuk kalian!" ancam Seokjin yang membuat kedua orang itu mengangguk patuh dan mengikuti Seokjin dari belakang.

"Jin hyung jadi lebih ketus saat masuk ke zaman ini, dan kebodohanmu semakin meningkat Tae." cibir Yoongi ditengah perjalanan mereka, dia hanya berbisik pada Taehyung. Mana berani dia berbicara terang terangan, bisa kena sate mulutnya jika Seokjin dengar.

"Jangan mengata ngataiku hyung. lihat dirimu, sejak berada disini kau makin galak.. Oh, bukan hanya galak, kau cerewet." bisik Taehyung balik, membuat buku buku tangan Yoongi terkepal.

"Apa kau bilang?"

"ani, tidak ada hyung.. Tadi setan di urat nadiku yang berceletuk.. Maafkan dia ya hyung, suka lancang." ucap Taehyung, menyengir dengan tak elit hingga yoongi tak tahan untuk mencubut pipi adiknya itu.

"aishh! Bagaimana aku bisa tega menjadikanmu soto jika kau seimut ini." seru Yoongi, membiarkan tangannya bebas menguyel pipi Taehyung yang kini menggembung tak terima.

"Hyung!!! Kau ini." rengeknya penuh penekanan, rambut fluffynya bergerak gerak indah di sepanjang perjalanan.

"Haruskah kubuatkan panggung seni untuk menampung drama dadakan kalian ini? Astaga, mulai dari drama sapidermen hingga kini drama kanibal saling membuat soto?  Ini diluar dugaan." ledek Seokjin yang langsung dibanjiri tawa oleh kedua adiknya itu.

Sesampainya di rumah kakek yang tadi pagi dijumpai Seokjin, mereka mendapati seorang gadis dengan magoja soft pink yang terbuat dari sutra, ia sedang sibuk menyapu halaman rumah saat Seokjin, Taehyung dan Yoongi datang.

Kalian tau? Seokjin seketika terpanah melihat eksistensi gadis cantik itu. Perlahan jiwanya mulai salting dan membuat telinga sialannya ikut memerah.

"Hyung, cie cie telingamu merah.." olok Kim Taehyung, pemuda dengan hanbok merah menyebalkan itu.

"daim atau, " Seokjin menggantung ucapannya dan menghunus tatapan tajam kearah masa depan Taehyung.

Taehyung sontak menyilangkan kedua tangannya didepan area lilte Tae, "Andwae! Jangan lukai dia." pekiknya tertahan sebelum Yoongi membekap mulut yang terus mengoceh itu.

"Lihat! Kau mengagetkannya~ noona maafkan kami nee." ujar Yoongi sungkan, tersenyum canggung sambil menginjak kaki adiknya yang asik misuh misuh Karena dua kakaknya.

Gadis itu tersenyum, "Gwenchana, omong omong ada apa?" tanyanya, seraya meletakkan sapu lidi ditepi kursi.

"Anu tadi pagi kakek pemilik rumah ini, menyuruhku untuk datang sore hari." tutur Jin gugup, dia meremas telapak tanganya yang kini basah oleh keringat. Kendalikan dirimu Seokjin, ingat harga dirimu sebagai pria maco.

"Ahh, harabojiii~ mereka sudah datang!!" teriak gadis itu, kelihatannya saja glamor, tapi suaranya sama saja seperti teriakan Jimin. Memekakkan.

"Astaga, suaranya seperti tukang sayur." bisik Yoongi mendekat pada Taehyung.

"Benar hyung, aku tidak bisa bayangkan jika perempuan ini jadi kakak iparku.." balas Taehyung, kembali berbisik pada Yoongi.

Tak lama Kakek tua berkulit putih keluar dari rumahnya. Memegangi sebuah bakul berisi sepucuk surat dan kunci.

BTS FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang