1. Yang Tak Seharusnya

236 11 0
                                    

Usai pulang kerja sore ini, Bbiya begitu sapaan akrab Abbiya Hana Al Rasyid akan pergi menuju sebuah restoran. Dia sudah memiliki janji dengan seseorang. Berjalan menuju ruangan yang telah direservasi. Menghampiri sosok pria yang sudah duduk menantinya.

"Hai..." sapa Bbiya langsung duduk di kursi sebrang pria yang terlihat tampan itu yang sudan menunggunya.

"Hai sayang. Lama banget sih? Kamu mampir kemana dulu?" katanya terdengar manja.

"Ada kerjaan tambahan, Daf. Kamu tahu sendiri 'kan kalau sudah jam pulang banyak kendaraan di jalanan juga, macet." Jawabnya terdengar kesal.

"Iya, iya deh. Aku cuma kangen sama kamu. Nggak sabar ketemu, lagian kenapa sih kamu mau ketemu disini, kan dilihat banyak orang."

"Memangnya kamu kenal?"

"Nggak sih. Ya sudah makan gih, aku udah pesenin kamu makanan. Ini kesukaan kamu," sodor Dafa. Lelaki itu menikmati kebersamaan bersama perempuan yang dicintainya. Menyenangkan hatinya.

Bbiya hanya tersenyum menikmati kebersamaannya. Dafa memang lelaki yang pernah dicintai, pasti rasa bahagia hadir di antara keduanya, meski tak selamanya. Disisi lain, Bbiya pula merasakan lelah dan sebal dengan sikap Dafa yang berlebihan menurutnya.

"Malam ini kita pergi ke club ya sayang, setelah itu baru aku akan antar kamu pulang." kata Dafa tanpa harus menunggu jawaban Bbiya. Keduanya menyelesaikan makan dan duduk santai beberapa menit sampai makanan yang mengisi perutnya tercerna dengan baik, barulah melanjutkan perjalanan menuju club.

Sebenarnya Bbiya malas datang ke club, terlebih kalau sampai keluarganya tahu anak gadisnya datang ke tempat yang menurut mereka haram. Namun tidak semudah itu menolak pergaulan di kehidupan kota. Selama hatinya tetap teguh pendirian untuk tidak ikut minum-minuman yang dilarang dan melakukan hal-hal aneh lainnya, itu akan baik-baik saja menurutnya.

"Sayang, kamu ikut kesana yuk. Kita senang-senang malam ini, masa sudah disini cuma duduk-duduk aja," Dafa membujuk Bbiya untuk serta menari di depan dance floor yang ramai oleh pengunjung lain yang sudah mengikuti irama musik yang dimainkan oleh DJ.

Bbiya hanya menggeleng pelan. Dia tidak ingin menjerumuskan diri dan bertindak berlebihan yang dapat membuat dirinya khilaf. Tapi, Dafa menarik lengan dengan kuat, sampai Bbiya terbangun dari tempat duduknya.

"Ayolah sayang..." bisiknya sudah melingkarkan tangan dipinggul Bbiya. Melangkah maju, berbaur diantara kebisingan malam itu.

Bbiya tidak terbiasa berjoged dengan alunan musik yang keras dan cepat yang membangkitkan diri dari dunia ini ke dunia lain dengan melodi musik dengan visual jaw.

Menyadari ketidak tarikan Bbiya untuk berjoged, Dafa menghentikan gerakan tubuhnya. Namun kedua tangannya sudah melingkar di tubuh Bbiya, menjadikan keduanya lebih dekat. "Kamu kenapa sayang? kamu nggak suka disini?" Bbiya menggeleng, "terus--"

"Aku nggak nyaman aja, nggak biasa joged-joged gitu," bisiknya pada telinga Dafa.

"Aku pikir kamu sudah nggak sayang sama aku," ujar Dafa sembari menyentuh lembut wajah Bbiya, mengelusnya dengan lembut. "Atau kamu masih marah karena aku memilih menikah dengan Tari," cetusnya menebak ragu.

"Kalau kamu menyesal, seharusnya kamu memikirkan hal itu---" katanya menantang.

"Tapi kan kamu pemilik hati aku yang sesungguhnya, cuma kamu." ucapan manis Dafa seolah membius Bbiya, tertegun saat pria itu dekapkan tubuhnya sampai tak berjarak, mendekatkan wajahnya pada wajah Bbiya, seakan ingin memberikan sentuhan pada bibirnya untuk meyakinkan Bbiya bahwa dirinya adalah benar satu-satunya bagi Dafa.

"Dafaa--" teriak seorang perempuan yang menarik lengan Dafa hingga terlepas dari tubuh Bbiya, dan mundur beberapa langkah karena tubuhnya tidak seimbang.

Beberapa pengunjung ikut terhenti gerakannya karena kejadian tersebut, yang juga membuat Bbiya tak bergeming hanya menatap datar wajah perempuan yang sudah dipenuhi amarah. Menyaksikan Dafa dipukul oleh tangannya sekuat tenaga. "kamu jahat Dafa."

"Tari. Tari. Hentikan--" bentaknya dengan kuat menghadang tangan perempuan itu untuk melanjutkan aksinya. "Apa-apaan sih kamu."

"Apa-apaan? Seharusnya kalimat tanya itu aku yang lontarkan, Daf."

"Sebaiknya kamu pulang, apapun yang aku lakukan ini urusanku."

"Itu semua jadi urusanku, Daf." Teriak Tari sekencang-kencangnya. "Kamu itu suami aku, tidak seharusnya kamu pergi dan bermesraan dengan wanita lain." suara Tari yang katanya istri dari seorang Dafa semakin menjadi-jadi. Tidak terkontrol, penuh amarah. Sorot matanya tajam melirik keberadaan Bbiya. Langkahnya maju menghampiri.

"Dasar perempuan JALANG. Tidak tahu diri. Seharusnya kamu sadar siapa yang dipilih Dafa untuk dinikahi..." katanya kasar hendak menampar wajah Bbiya. Namun dengan tangkas tangan Bbiya menangkisnya.

Bbiya masih menahan tangan Tari dengan kuat. Tidak peduli dengan sorotan mata yang memperhatikan keributan di antara mereka. "Dan-- seharusnya kamu sadar, siapa yang merebut siapa?" tegasnya mendorong tubuh Tari ke arah Dafa. "Sebaiknya kamu urus istrimu dengan baik, baru hubungi aku." tungkasnya meninggalkan tempat jahannam itu.

"Astaga berani sekali dia pergi dengan suami orang dan mengatakan hal itu." bisik orang-orang yang dilewati Bbiya sebelum keluar.

BRUGGG. Langkah Bbiya terhenti saat menabrak seseorang. Tanpa mengatakan katapun dia tetap melanjutkan langkahnya dengan pasti. Wajahnya tak menunduk seperti seseorang yang telah melakukan kesalahan, penuh percaya diri. Sehingga menarik beberapa sorot mata yang tajam diiringi beragam komentar.

"Semakin marak aja yah pelakor" sahut yang lain.

"Iya, pelakor lebih berani dari Istri SAH..." timpal yang lain tak digubris oleh Bbiya. Tetap melangkah keluar.

______________________________________________________

Assalamualaikum teman-teman setia wattpad. Aku balik lagi dengan karya terbaru 'KALBU', cerita ini insyaAllah bergenre romance-religi. Tentang hubungan terlarang ini hanya fiksi yang diambil dari kisah-kisah nyata berdasarkan informasi dan berita saat ini. Semoga kalian suka yah, dan kalian mendapatkan banyak hal selain menikmati karyaku.

Jangan lupa kasih bintang dan komen yah, biar semangat lanjut nulisnya. Terimakasih. Selamat melanjutkan ibadah di bulan ramadhan hari ke-20 besok.

KALBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang