[3] - Ungkapan Perasaan

310 46 0
                                    

~Selamat Membaca~
Jangan lupa Vote dan Komennya 😊
————————————————————

Setelah kejadian di kantin waktu itu pikiran Rafa selalu tertuju pada Athalia. Entah kenapa selalu saja Lia yang ada di pikiran Rafa akhir akhir ini. Waktu di sekolah Rafa selalu memperhatikan Lia secara diam diam.

Contohnya waktu itu Rafa yang berada di lapangan dan tanpa sengaja ia melihat Lia yang sedang berjalan bersama teman teman nya di koridor sekolah, Rafa langsung melihat Lia tanpa berkedip sekalipun bahkan Cakra yang memanggil nya pun tidak terdengar oleh Rafa.

"Genta"panggil Rafa pada Genta yang sedang fokus main PS.

"Hm"Sahut Genta tanpa menoleh ke arah Rafa.

"Gen"panggil Rafa sekali lagi.

"Apa."

"Gen"panggil Rafa ketiga kalinya.

"Apaan sih anjir, lo mau ngomong? Ya ngomong aja kali"ujar Genta kesal.

"Nggak jadi deh"elak Rafa.

"Eh btw cewek yang kemarin waktu di kantin itu siapa?"tanya Rafa basa basi karena sejujurnya Rafa belum mengenal Athalia bahkan namanya saja Rafa tidak tahu.

"Yang mana?"

"Itu yang duduk bareng kita pas lagi ada cewek lo."

"Cia? Pacarnya si Cakra."

"Bukan,kalau pacar nya Cakra mah gue juga tau, yang satu lagi yang duduk disebelah cewek lo."

"Lia maksud lo?"

"Oh Lia namanya"

"Emang kenapa?"

"Anak baru? Gue belum pernah lihat soalnya."

"Nggak, wajar sih kalau lo jarang liat, dia anak nya emang biasa biasa aja, nggak terlalu menonjol gitu, tapi kata Anin dia termasuk pintar di kelas"jelas Genta.

Rafa yang mendengar penjelasan Genta pun mengangguk paham.

"Suka lo?"tanya Genta to the point.

"Enggak lah"jawab Rafa cepat.

"Eh yang lain mana tumben banget telat"ujar Rafa untuk mengalihkan pembicaraan agar Genta tidak menanya lagi.

"Nggak tau, palingan bentar lagi nyampe"lalu Genta kembali fokus pada PS yang di mainkan nya tadi.

Mereka memang sudah janjian untuk bermain PS di rumah Genta tapi entah kenapa Cakra, Uqi, Lino dan Bian telat padahal kalau kumpul kumpul begini mereka selalu on time.

~~~~~

"Uqi balikin ya kotak pensil killa"pinta Shakilla lembut pada Uqi yang mengambil kotak pensil.

"Ambil sendiri dong"ujar Uqi yang melambaikan tangan nya yang sedang memegang kotak pensil killa.

Killa pun mendekat ke arah Uqi, tapi seketika Uqi langsung menjauh dari killa membuat killa mempercepat langkah nya agar dekat dengan Uqi agar ia bisa mengambil kotak pensil nya itu.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang