[17] - Pulang Bareng part II

136 18 2
                                    

~Selamat Membaca~
Jangan lupa Vote dan Komennya 😊
————————————————————

"Lo benaran Rafael Jayendra Pramudya kan?"tanya Lia. Hanya pertanyaan ini yang dapat ia lontarkan.

"Iyalah, btw lo tau nama lengkap gue?"

"Alhamdulilah ya Allah"syukur Rafa saat ia mendengar Lia menyebut nama panjangnya. Ia pikir Lia tak tau dan tak mau tau tapi ternyata ia salah. Lia tau nama panjang nya. Bagi Rafa ini merupakan hal yang harus ia syukuri.

"Lo bukan Rafa yang gue tau deh."

Jujur, Lia tidak mengenali sisi Rafa yang seperti ini.

"Emang lo tau gue yang kayak gimana."kata Rafa sedikit penasaran.

"Lo yang dingin, lo yang jutek ke semua orang, lo yang anti banget sama cewek"jelas Lia tentang sudut pandang nya terhadap Rafa.

Rafa yang Lia kenal dulu ialah Rafa yang dingin. Selalu jutek saat di sapa oleh orang lain. Tidak pernah berbicara dengan perempuan apabila tidak penting.

"Kita kan dulu nggak kenal"heran Rafa mengerutkan kening.

"Walaupun nggak kenal tapi kan gue dengar cerita dari orang lain"ujar Lia.

"Siapa?"tanya Rafa menatap Lia.

"Bian salah satunya, Bian sering ceritain teman teman nya ke gue."

"Bian cerita in apa aja?"tanya Rafa penasaran.

"Ya banyak lah, setiap gue bareng Bian, dia nggak pernah absen buat ceritain teman teman nya"kata Lia.

"Sampai gue tau sifat kalian tanpa harus kenal dulu sama kalian"sambung Lia.

Bian memang sering menceritakan teman teman nya pada Lia. Setiap Lia main kerumah Bian ataupun sebaliknya, Bian selalu saja menceritakan teman teman nya, menceritakan peristiwa lucu yang ia alami bersama teman teman nya itu.

Terkadang Lia juga bosan mendengarkan cerita Bian, tapi terkadang ia juga menikmatinya.

"Lo sedekat apasih sama Bian?"tanya Rafa dengan adanya sedikit rasa kecemburuan yang muncul.

"Ya dekat"balas Lia singkat.

"Ya sedekat apa?"tanya Rafa tak sabaran ingin meminta penjelasan yang lebih.

"Ya dekat sampai sampai gue udah anggap Bian itu kayak abang gue"jelas Lia.

Lia memang sudah menganggap Bian sebagai abang nya ya walaupun mereka seumuran, bahkan ia juga menganggap Laras sebagai adik nya karena berkat mereka ia tidak terlalu merasakan kesepian menjadi anak tunggal.

Dari kecil Lia, Bian, dan Laras selalu bermain bersama. Lia dan Laras yang asyik bermain boneka dan masak masakan. Dan Bian yang selalu mengganggu saat mereka berdua asyik bermain.

Setelah mendengar penjelasan dari Lia pun terdapat rasa lega dari kecemasan Rafa. Rafa tidak perlu cemas dengan kedekatan Lia dengan Bian. Rafa juga tidak perlu menganggap Bian sebagai lawan untuk mendapatkan Lia.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang