Eightteen

8K 594 10
                                    


Di salah satu kota kecil di Thailand, rumah rumah nya sangat sederhana dan akses jalan yang sedikit susah, bisa di bilang desa. Di sanalah Jaemin memilih untuk bersembunyi sampai ia melahirkan nanti bersama Eomma Hyeji.

Di desa tempat Jaemin tinggal, mayoritas penduduknya gay dan lesbi tak jarang juga sebenarnya pasangan normal, dan mereka hidup berdampingan dan damai.  Saat Jaemin tiba di sana 2 hari yang lalu, warga di sana menyambut nya dengan baik dan ramah.

"Pagi Jaemin-ah" sapa tetangga yang tinggal tepat di samping rumahnya.

"Pagi" balas Jaemin seraya tersenyum.

"Kau sangat rajin Jaemin-ah, padahal ini masih pagi dan kau sedang hamil, tapi kau sudah menyapu" ucap nya.

"Aku sudah terbiasa nyonya" kata Jaemin.

"Jangan memanggilku begitu, panggil saja Bu Yiren" suruh Bu Yiren pada Jaemin.

Jaemin mengangguk.

"Berapa usianya?" tanya Bu Yiren.

"Jalan 4 bulan bu" jawab Jaemin.

"Wah 2 bulan lagi bisa tahu jenis kelamin nya dong" seru Bu Yiren.

"Emang iya Bu?" tanya Jaemin.

"Iya dong, kan saya pernah hamil, tuh anak udah 3" jawab Bu Yiren.

Jaemin tersenyum menanggapi ucapan Bu Yiren.

"Bu saya udah selesai, saya masuk dulu ya" kata Jaemin.

"Iya silahkan!" sahut bu Yiren.

Jaemin membungkuk sedikit lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.















Di dorm, banyak yang berubah, dorm yang dulunya selalu rapi sekarang sedikit berantakan, banyak bungkus ramen instan di meja makan, baju kotor yang menumpuk di setiap kamar, sampah snack dan kaleng soda di mana mana, sudah di pastikan kalau ada Jaemin mungkin ia kan marah marah, tapi untungnya ia tidak ada.

"Huhh, baru 2 hari Jaemin hyung pergi, tapi dorm sudah seperti kapal pecah" gumam Chenle menelisik setiap sudut dorm nya.

"Sebenarnya apa yang kita lakukan sampai berantakan seperti ini?" tanya Haechan berdiri di samping Chenle, di samping Haechan ada Renjun. Mereka berdua habis dari supermarket membeli jajanan dan bahan makanan.

"Itu lupakan saja, lebih baik kita bersihkan tempat ini agar layak di sebut sebagai dorm, bukan gudang tikus!" kata Chenle.

Renjun dan Haechan mengangguk.

Mereka membagi tugas, dan masing masing membersihkan ruang tamu yang seperti kapal pecah, dapur yang seperti habis kebakaran, kamar para member yang tidak beda jauh dari ruang tamu.

Semua mereka kerjakan dengan banyak sekali menggerutu, mereka mengerjakan ini bertiga, lalu apa kabar Jaemin yang biasa melakukan ini sendirian, ingat sen.di.ri.an. Karena para member sisanya hanya bertanggung jawab atas kamar pribadi mereka sendiri, urusan dorm Jaemin.






















~ 4 jam kemudian ~





















"Huhhh capek banget astagaaa" keluh Renjun lalu melempar pel yang ia pegang entah kemana.

Chenle dan Haechan yang menyetrika pakaian dan melipatnya juga merasakan hal yang sama. Mereka sungguh sangat kelelahan, jika kalian bertanya dimana Mark, Jeno, dan Jisung mereka mengunci diri di kamar Jeno. Tentu kalian tahu alasannya, yaitu tidak mau di omeli dan membantu beres beres. Pasti nanti mereka akan beralasan masih tidur ketika di tanya.

Ceklek

Pintu dorm di buka, manager masuk ke dalam dan sedikit terkejut.

"Kalian bersih bersih?" tanyanya

"Yang hyung lihat?" sinis Renjun.

Manager diam, dia tidak berani dengan Renjun jika dalam mode maung seperti ini. Yang bisa mendiamkan nya hanya Winwin, Jeno, dan Jisung.

"Ada apa hyung?" tanya Chenle.

"Itu, kalian bisa melakukan vlive, mungkin nanti kalian bisa menjawab pertanyaan fans tentang Jaemin" jawab manager.

"Tapi kami kurang tahu dengan jelas masalah Jaemin, lalu apa yang harus kita katakan? dan bagaimana jika yang kami ucapkan berbeda dengan yang agensi katakan?" tanya Renjun.

"Agensi mengklarifikasi dengan mengatakan bahwa Jaemin hiatus karena sakit dan mempunyai masalah pribadi, jika mereka tanya Jaemin sakit apa, jawab saja ini rahasia dan suruh mereka tidak khawatir. Lakukan saja seperti biasa! kalian pasti tahu apa yang kalian akan lakukan" jawab manager panjang lebar.

"Ngomong ngomong, dimana maknae, leader dan Jeno?" tanya manager.

"Di kamar" jawab Haechan singkat.

"Ngapain?" tanya manager.

"BANYAK TANYA!!!" teriak Haechan.

Manager, Chenle dan Renjun sampai terkejut karena tiba tiba Haechan berteriak dengan sangat lantang.

"Mending hyung bantuin kita dari pada cuma duduk duduk di sana!" kata Haechan.

"Ogah" kata manager dan malah berbaring di sofa.

"Kalau gitu mending sana pergi!" usir Haechan.

"Ya udah" manager bangun dan berjalan santai keluar dorm.

Saat sampai di pintu, panggilan Chenle menghentikan langkahnya.

"Hyung, kapan kita akan melakukan live?" tanya Chenle.

"Terserah kalian" jawab manager lalu hilang di balik pintu.

"Udah itu bahas nanti aja! ini selesain dulu" kata Haechan.

Chenle mengangguk, sementara Renjun kembali mengepel lantai.



























Tbc.

Really I Love U [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang