Vol.13

4.8K 435 6
                                    


Cahaya matahari memberikan kehangatan bagi setiap makhluk hidup dan juga cuaca cerah yang sangat mendukung untuk kegiatan Aaron pada hari ini. Tak lama, terdengar bunyi ketukan pelan sebanyak tiga kali dari arah luar pintu kamar Aaron.

"Ron? Kaka boleh masuk?" ternyata itu Rhesa, hal yang sangat tak biasa Rhesa berkunjung ke kamar Aaron.

"Bentar dulu, masih pake celana sama baju!!" teriak Aaron yang masih di dalam kamar.

Cepat-cepat Aaron menggunakan celananya sebelum Rhesa membuka pintu karena tidak sabar dan melihatnya masih menggunakan dalaman. Itu pun kalau memang terjadi.

"Masuk aja kak. Aaron udah selesai" jawabnya lagi seusai mengenakan celana dan kemeja putih beserta dasi berwarna merah yang menggantung di lehernya.

"Tumben pagi-pagi udah cakep. Mau kemana?"

"Rahasia"

"Iya deh...oh iya kaka mau tanya"

"Tanya apa cepetan, sebelum aku berangkat"

"Yang kamu bilang kemarin malem, itu beneran?"

"Iya"

"Terus kamu beneran udah punya mate?"

"Udah"

"Ihh ihh bawa ke rumah dong, kaka penasaran sama mukanya"

"Bawa ke rumah?! Yang ada aku di sembur ayah. Jadi kaka mau tau?"

"Iya...kaka mau tau banget. Kalau kaka baca-baca komik, mayoritas yang begitu imut-imut semua"

"Dia baca begituan?"-batin Aaron.

"Ya udah, cepet sana ganti baju kalau mau tau. Nanti langsung turun ke garasi aja"

"Asik! Sebentar ya, tungguin kaka!" jawab Rhesa dengan senang, tampak juga ia sangat bersemangat keluar dari kamar Aaron menuju kamarnya sendiri.

"Hah..." desah Aaron membuang nafas panjang melihat kelakuan kakanya, seperi orang yang baru saja keluar dari hutan.

Tidak lupa juga, Aaron menata rambutnya serapih mungkin sebelum bertemu dengan Zen sang pujaan hatinya, menggunakan parfum dan jas hitam sebagai pelengkap penampilannya kali ini.

Sambil menunggu Rhesa, sesekali Aaron mengecek apakah penampilannya di kaca mobil, mungkin saja ada yang kurang.

"Yuk cabut, kaka gak sabar"

"Kak..."

"Iya kenapa, Ron?"

"Udah gitu aja?"

Baju casual berwarna putih dengan lengan pendek, celana training hitam, dan rambut yang hanya di ikat ekor kuda. Terlihat sangat sederhana dan polos, tapi Rhesa memang masih tetap terlihat cantik walau dengan fashion seperti itu.

"Iya, udahlah kita langsung cabut aja ke rumah doi kamu"

"Iya deh, cepetan naik. Jangan lupa sabuk pengaman. Kita pergi cari toko buat beli coklat sama bunga "

"Ih so sweet banget sih kamu, Ron. Kaka gak nyangka deh. Dulu, waktu kita berdua masih kecil selalu aja berantem. Bicara berdua aja rasanya jarang banget, tapi sekarang kaka bisa bicara sama kamu sampai panjang lebar gini"

"Iya begitulah..."

Aaron melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berhubung jalanan masih belum terlalu padat dan akhirnya akan berujung macet hingga berjam-jam.

Di tempat perhentian pertama, sebuah toko yang menjual buket bunga. Aaron memilih buket bunga mawar merah besar yang masih segar, itu tampak lebih manis jika di berikan pada Zen.

Yang kedua, toko coklat. Aaron meminta bantuan Rhesa untuk memilih coklat mana yang cocok untuk ia berikan pada Zen. Aaron berharap dan berdoa, semoga hari ini keberuntungan dapat memihak padanya.

"Ini rumahnya Ron?"

"Iya"

Tok tok tok

Sudah lima menit berlalu, satu pun tak ada yang menjawab bahkan membukakan pintu.

"Coba lagi Ron, mungkin aja gak denger"

"Hmm"

Tok tok tok

"Sebentar..." terdengar bunyi langkah kaki menuruni tangga dan suara seseorang yang tak asing lagi di telinga Aaron.

Krekk

"Zen"

"Aaron?"

"Loh? Inikan pelayan cafe yang waktu itu!" celetuk Rhesa.

"Gak heran, seleranya Aaron bukan main" -batin Rhesa, matanya terus melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki Zen.

Keduanya (Rhesa dan Zen) memasang raut muka yang sama-sama terkejut,  terkecuali Aaron.

"Masuk aja dulu, biar aku buatin minuman"

Zen membukakan pintu lebih lebar untuk membiarkan Rhesa dan Aaron masuk ke dalam. Sementara Zen langsung mengarah dapur, membuatkan air minum untuk kedua tamunya.

"Silahkan di minum" ujar Zen, meletakkan dua gelas air putih di atas meja.

"Terima kasih" jawab Rhesa dengan senyuman mengembang.

"Ron, mungkin kita langsung ke pembicaraan intinya aja" ucap Rhesa yang membuat jantung Zen berdebar-debar. Sebenarnya apa yang membuat mereka kemari?

"Pasti Aaron mau kasih tau kalau bakal nikah sama cewe disebelahnya. Ya mereka juga cocok kok" - batin Zen yang sudah berpikir negatif pada Aaron.

"Zen..." panggil Aaron dengan nada lembut.

















//TBC...

Meet You Again [M-Preg] ーTAMATーTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang