Vol.15

5.1K 429 0
                                    


"Kamu mau kemana?" tanya Aaron ketika melihat Zen bangkit berdiri dari posisi duduknya.

"Jemput anak, pasti dia udah pulang sekolah"

"Kita berdua boleh ikut?" langsung saja Resha ingin ikut, terlebih lagi dia memang sangat tidak sabar melihat wajah anak dari Zen dan yang katanya hasil dari Aaron juga.

"Boleh aja, tapi kita jalan kaki"

Kedua orang di hadapannya langsung mengangguk setuju. Tidak lupa juga, Zen mengunci pintu rumah karena ibu Zen masih berada di pasar.

Lalu ibu bagaimana masuknya? Tenang, ibu Zen selalu membawa kunci cadangan rumah jadi tidak masalah jika Zen hendak pergi.

______________
__________
______
___

"Yang mana anaknya?" Resha terus melihat-lihat ke semua anak-anak kecil yang berjalan melewatinya.

"Zenon!" panggil Zen sembari melambaikan kedua tangannya di atas kepala.

"Papa..." Zenon langsung menoleh pada Zen yang memanggilnya dan langsung lari menghampiri Zen.
Begitu juga Resha dan Aaron menatap seorang anak kecil yang tengah berlari kecil ke arah Zen.

"Mirip Aaron waktu kecil tapi mungkin sedikit lebih chubby" - gumam Resha dalam bilik hatinya ketika melihat wajah Zenon yang terlihat mirip dengan Aaron di beberapa bagian wajahnya.

"Hmm papa...itu siapa?"

"Halo adik manis, saya tante Resha dan ini paman Aaron" jawab Resha menunjuk dirinya sendiri juga Aaron yang berada di sebelahnya.

"Hmmp" Zenon yang belum terbiasa dengan mereka berdua langsung bersembunyi di belakang Zen dan meremas baju Zen dengan sangat erat.

"Akh imut banget mirip Aaron dulu, tapi sekarang udah besar malah nyebelin banget sifatnya hahaha"

"Kaka"

"Apa sih? Emang bener kok"

"Cih. Oh iya, kamu kasih nama anak kita apa?"

"Zenon Aprillio"

"Oke Zenon manis...mau paman beliin es krim?"

"Mau"

"Ayo sini paman gendong, kita ke toko es krim bareng-bareng" dengan ajakan seperti itu, Zenon langsung berlari ke dalam pelukan Aaron tanpa ragu-ragu. Senyum Aaron seketika mengembang melihat Zenon yang berada di dalam gendongannya saat ini.

"Yey!"

"Kenapa diem aja? Ayo jalan, jangan sampai ketinggalan" ucap Resha menyadari Zen sama sekali tak berjalan mengikuti langkah mereka.

"Ah iya, maaf"

"Zenon, hari ini gimana sekolahnya?" mata Aaron menatap Zenon dengan tatapan yang sangat lembut.

"Seru...banyak temen yang baik. Zenon juga gambar papa" jawabnya semangat.

"Boleh dong paman liat gambarnya"

"Iya boleh, tapi nanti liatnya di rumah ya" jawab Zenon dengan nada bicara imutnya.

"Hey fokus, jangan melamun. Kamu lagi di jalan nih" ucap Resha mengadarkan lamunan Zen, pandangannya terus melihat ke bawah tanpa memandang jalan di depannya. Hampir saja Zen menabrak salah satu tiang listrik.

"Makasih kak"

"Kamu lamunin apa hm?"

"Besok"

"Besok kenapa hmm?"

"Zen bingung besok harus jawab apa ke Aaron"

"Buat apa bingung, Aaron orangnya emang sedikit liar tapi kaka rasa...kamu bisa kendaliin liarnya Aaron, kaka yakin banget. Dia itu udah bener-bener tutup hati buat siapa aja demi kamu, kaka aja sampai pangling karna gak biasanya Aaron bisa jaga hati" jelas Resha, terus menatap punggung Aaron yang berjalan mendahului di depan mereka berdua.

Terdengar pula bunyi tawaan ria yang keluar dari mulut Zenon ketika bercanda bersama Aaron.

Entahlah, pikiran dan hati Zen terus beradu dengan argumen yang berbeda. Di pikirannya merasa bahwa Aaron hanya mempermainkannya dan di hatinya merasa sudah terpikat pada Aaron.

"Jadi kaka sangat berharap kamu bisa terima dia, walau belum tentu orang tua bakal setuju" ucap Resha lagi.

"Kenapa harus ada pilihan sesulit ini?" - batin Zen.






Malam di rumah Zen.

Betapa terkejut ibu setelah tau alasan Aaron yang tiba-tiba menghilang begitu saja dan terlebih lagi Aaron blak-blakan ingin menikahi Zen, hal itu membuat ibu semakin yakin bahwa Aaron memang cocok untuk Zen.

Aaron dan Resha lebih memilih untuk menginap di rumah Zen untuk satu malam. Resha yang tidur bersama dengan Cika juga ibu sementara Aaron bersama Zen juga Zenon yang berada di tengah-tengah mereka berdua.

"Zenon Zen" bisik Aaron yang masih belum tertidur.

"Kalian berdua sama-sama manis" - ucapnya dalam hati.

Aaron terus memperhatikan wajah Zen dan Zenon ketika tidur, rasanya sangat senang bisa bertemu kembali setelah 5 tahun lamanya. Terlebih lagi pertama kalinya bertemu dengan sang buah hati.

"Bisa stop liatin, gak?" tiba-tiba Zen membuka matanya, menatap Aaron yang juga menatap ke arahnya.

"Belum tidur?"

"Gimana mau tidur kalau dari awal tutup mata, kamu liatin terus"

"Aku kangen"

"Udah ratusan kali kamu ngomong gitu, jadi sekarang cepet tidur. Tutup matanya" ucap Zen, langsung menutup matanya dan tak memperdulikan lagi Aaron yang masih saja menatapnya.






















//TBC

Meet You Again [M-Preg] ーTAMATーTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang