1

540 17 0
                                    

"pagi pa, pagi juga kak" sapa seorang gadis manis menuruni tangga

Mereka tak menggubris ucapan gadis itu dan tetap melanjutkan makan nya.

Gadis tersebut menghela nafas sudah terbiasa ini adalah sebagian hal kecil bagi dirinya. Menarik kursi lalu mengambil roti dengan selai strawberry kesukaan nya. Terdengar bunyi kursi yang didorong papa nya sudah selesai makan, ia segera mempercepat kunyahan nya lalu mengejar sang papa dan kakak nya.

Menahan lengan sang papa "pa bisa nggak papa nganterin luna ke sekolah hari ini, sekali aja pa" pinta nya memohon

DIKA DIRGANTARA PRATAMA adalah nama dari papa ALUNA PUTRI MAHARANI dan FELIX GANTARA sang kakak.

Dengan cepat Dika menyentak tangan Luna. "Jangan sentuh saya!" Ucap nya dingin. Luna melepas genggaman lalu mundur beberapa langkah.

"Tapi pa Luna mohon Luna ingin seperti teman Luna yang lain nya yang diantar oleh orang tua mereka, sedang kan Luna cuma punya papa dengan kak felix" sungguh Luna menahan mati-matian rasa sesak didada nya. Ia ingin seperti anak yang lain yang mendapatkan kasih sayang dari orang terkasih.

Dika berdecih dan Felix yang hanya diam menatap datar perdebatan didepannya setiap pagi hari selalu seperti ini.

"Saya tak Sudi dipanggil papa oleh orang yang telah mengambil nyawa istri saya, jika saja istri saya tak mempertahan kan kamu mungkin dia masih disini! Dengan saya dan Felix" bentak dika, Luna terbiasa dengan bentakan dika, tetapi mengapa ia tetap saja merasakan sakit yang luar biasa.

"Masih untung saya mau membesarkan mu, dan sekarang kamu ingin saya mengantar kan ke sekolah ck! Merepotkan saja, saya menyewa supir dan pembantu dirumah supaya kamu tak merepotkan ku!"

Luna tak sanggup untuk menahan agar tangis nya tak keluar tapi ia gagal ia menangis didepan Dika dan felix.

"Tidak usah menangis air mata mu tidak berarti!" Ucap Felix menusuk

Bi inah yang didapur dapat mendengar bentakan dan makian untuk Aluna ikut berdenyut nyeri, melihat Aluna yang terisak menangis hati nya ikut sakit. Gadis manis itu tak tahu apa-apa.

"Maaf pa jika selama ini Aluna selalu merepotkan papa dan kak felix Aluna memang anak yang tak tahu diuntung!" ucap Luna menunduk

"Bagus lah jika kamu sadar!"

Dika dan Felix keluar dari rumah. Dika adalah pengusaha yang cukup sukses dan Felix seorang mahasiswa.

Bi Inah mendekati Luna memeluk nya mencoba menguatkan anak dari sang majikan, "yang sabar ya non, allah nggak akan ngasi ujian melebihi batasan seseorang" bi inah ikut menitikkan air mata. Luna sudah menganggap bi Inah sebagai ibu nya begitu pun sebalik nya bi inah sangat menyayangi Aluna seperti anak kandungnya sendiri

Luna menghapus air mata dan tersenyum. "Iya bi Luna kan strong hehe" ucap nya sembari mengepalkan tangan nya ke udara membuat bi inah kembali tersenyum melihat Luna yang sangat kuat.

"Yaudah bi Luna berangkat sekolah dulu ya bi"

"Iya non hati-hati"

"Siap, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab bi inah. Bibi tau non teh orang yang kuat, nggak ada badai yang terlalu lama non.

Seorang gadis baru saja turun dari mobil lalu menatap sekolah didepan nya. SMA HARAPAN BANGSA sekolah yang cukup elite terkenal dengan murid yang pintar dan cerdas.

Melangkah masuk Melawati gerbang dengan senyum manis yang menunjukkan lesung pipi membuat nya terlihat imut. Menyapa pak satpam "pagi pak" tersenyum ramah

"Eh ia pagi juga non Luna" sapa satpam Tersebut.

"Luna masuk dulu ya pak Yanto"

"Ooh... Ia siap non Luna" ucap nya memberikan jempol, membuat Luna terkekeh lalu kembali melanjutkan langkah nya.

Aluna adalah gadis yang baik, dan ceria, ia di kenal ramah dengan adik kelas maupun kakak kelas, tak jarang juga banyak murid yang menyapa nya sekedar menyapa atau pun tersenyum.

Namun di balik tawa dan senyum nya ada sebuah luka yang tak diketahui orang.

"Pagi Arin" sapa Luna memasuki kelas.

ARINABEL REGANTA sahabat Luna sejak SMP, Luna dan Arin bertemu saat menjalani MOS dan sejak saat itu lah mereka berteman baik. Arin juga mengetahui kehidupan Luna, ia merasa kagum dengan sikap Luna yang dengan kuat menghadapi sikap kasar papa dan kakak nya. Ia siap membantu Luna jika sikap papa nya melebihi batas. Kadang ia juga geram dengan sifat dan sikap Luna, mungkin jika itu dirinya ia sudah pergi jauh keluar dari rumah siksa itu!

"Pagi juga Luna" ucap nya tersenyum

"Lo udah sarapan kan?" Tanya Arin dengan mata memicing

Luna mengangguk "udah kok Arin tenang aja"

"Huft... Bukan gitu lun tapi lo inget kan! Lo juga jangan sampai kecapean!" Ujar Arin dengan nada khawatir.

Perhatian kecil seperti ini lah yang membuat diri nya senang. Arin memang selalu seperti ini! Ia akan mengomel ketika tahu Luna terlalu lelah atau tidak makan.

"Arin tenang aja Luna inget kok, Luna ngak mungkin lupa"

"Emm... Arin bisa nggak bantuin Luna" ucap nya merasa tak enak

"Selagi gue Masih bisa kenapa nggak, kaya sama siapa aja si lun. Minggu sekarang kan kek biasa" tebak nya dan dibalas anggukan si empu.

Luna tersenyum. " Makasih Arin maaf kalo Luna sering ngerepotin Arin" dengan menatap sendu Arin

"Hustt... Nggak Lo nggak ngerepotin gue sama sekali, gue seneng dan ingat! Lo harus sembuh! Lo pasti bisa! Lo kuat!" Ah sial diri nya tak mampu menahan jika sudah membahas nya.

Luna tertawa pelan. Ia sangat bersyukur mempunyai Arin sahabat nya, ia tak tahu lagi dengan siapa harus menceritakan nya.

"Lo... Em belum ngasi tau ke Alga soal ini?"

Luna menggeleng. ia bukan nya tidak ingin memberitahu kak Alga, tapi ia belum siap untuk menceritakan semua nya, ia juga tidak ingin menjadi beban pikiran kak Alga.

Kringgg.. kringgg

Bunyi suara bel tanda masuk dan guru memasuki kelas luna. Ia dan Arin sekarang kelas Xl MIPA 3.

Arin hanya bisa menghela nafas, ia tahu jika Luna belum siap untuk memberitahu kak Alga.

Lo pasti kuat lun, lo pasti bisa, Lo harus bertahan, bertahan seenggaknya demi kak Alga! Gue nggak mau liat Lo kek gini lun, gue juga sakit ngeliat lo harus menahan semua rasa sakit nya. Batin Arin dengan melihat sendu Luna yang tengah tersenyum bahkan ia tahu senyum itu hanya topeng.

See uu😚

Jangan lupa vote!!
29 April 2021❤️

ALGANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang