Hari Minggu biasa nya orang akan bermalas malasan. Tidur sampai siang hari, keluar dari kamar hanya untuk makan dan mandi jika akan keluar saja.
Tapi berbeda dengan Luna pagi hari ia sudah rapi dan pergi bersama dengan Arin. Setelah beberapa hari lalu Luna dibawa ke ruang uks oleh Arin kini Luna harus pergi ke rumah sakit.
Masih inget dengar permintaan Luna agar Arin menemani nya pergi? Luna meminta agar Arin menemani nya pergi ke rumah sakit dan Arin pun tak keberatan.
"Arin makasih ya udah mau nemenin Luna lagi" ucap luna
"Lun stop! Lo udah bilang makasih 7 kali" kesal Arin dengan menunjuk tujuh jari nya
Luna terkekeh ia tidak tahu harus berterima kasih seperti apa lagi terhadap Arin. Arin sudah banyak membantu nya.
Disaat kedua nya sedang berjalan ke parkiran seseorang memanggil Luna.
"Luna!" Panggil orang itu
Luna dan Arin lantas menengok ke arah suara, tubuh kedua nya menegang kaku tak menyangka akan bertemu dengan orang tersebut.
"Kak Niko" lirih Luna
"Siapa yang sakit?" Tanya Niko
"Kak Niko ngapain? Kak Niko sakit? Tanya Luna mencoba mengalihkan pembicaraan
Niko menatap curiga kedua nya. Luna dan Arin sudah berkeringat dingin takut akan tatapan Niko.
"Jenguk saudara gue yang lagi sakit" jawab nya
Luna dan Arin dapat bernapas lega. Syukurlah Niko tidak curiga pada nya apa lagi sampai tahu.
"Kak gue sama Luna pergi dulu ya" Ucap Arin dengan menggandeng tangan Luna cepat
Niko menatap kepergian dua orang itu dengan alis mengerut, aneh. Kenapa Arin seperti mencoba untuk menghindar dan segera membawa Luna pergi. Tidak mau memusingkan dua perempuan tadi Niko kembali masuk ke rumah sakit.
Tapi aneh rasa nya jika Luna pergi sendiri tanpa Alga, ya walau pun ditemani dengan Arin tapi tetap saja Alga akan tahu apa lagi ke rumah sakit. Alga akan lebih posesif dengan Luna dan berada disamping nya seharian jika Luna sakit.
Luna dan Arin kini berada ditaman. Duduk dengan hening pandangan Luna kosong tapi pikiran nya menerawang jauh.
"Lun..." Panggil Arin menyadarkan Luna dari lamunan nya tapi Luna tetap diam
"Lo pernah nggak ngerasa capek dengan ini semua, maksud gue lo pernah mikir kenapa tuhan ngasih cobaan ke lo dengan memikul ini sendirian" lanjutan Arin
Luna diam sejenak merenungkan ucapan Arin tadi lalu bibir nya melengkung keatas membentuk senyuman indah.
"Capek! Kalo Luna mau Luna bilang capek setiap hari, setiap saat kok apa lagi tidak ada seorang pun yang tahu rasa sakit Luna"
"Kalo emang udah takdir tuhan agar Luna sakit, ya Luna harus kuat berusaha bisa sembuh dong! Kalo mau berhasil kan harus kerja keras. Disetiap hidup akan ada kata lelah Arin"
"Lagian Kata siapa sendiri Luna masih punya Arin kok, Luna masih punya kak Alga, kak Niko, kak Zayn yang menghibur Luna" ucap Luna yang menghadap Arin dengan senyum diwajah cantik nya
Arin melihat Luna dengan mata yang berlinang siap menumpahkan kapan saja
"Luna gue punya satu pertanyaan"
"Arin kan dari awal emang udah banyak tanya" ucap nya dengan kekehan
"Gue serius luna! Kalo semisal kak Alga selingkuh atau ninggalin lo gimana?" Tanya Arin dengan wajah serius nya
Lagi lagi Luna diam ia juga tidak tahu kedepan nya akan seperti apa. Ini yang Luna takutkan jika Alga tahu yang sebenarnya apa Alga nya akan pergi dan meninggalkan nya sendiri.
"Luna bakal tetep nunggu kak Alga! Sekalipun Luna harus berkali kali jatuh Luna bakal tetep disamping kak Alga, tapi.... Kak Alga sendiri yang minta Luna buat pergi Luna akan pergi dari kehidupan kak Alga" ucap Luna tanpa keraguan sedikit pun.
Bodoh! Memang siapa yang mau jika pacar nya selingkuh dan pergi meninggalkan nya. Tapi Luna yakin Alga tidak seperti itu! Luna tahu betul Alga seperti apa selain keluarga, Luna dan sahabat nya Alga akan bersikap dingin dan kasar. Tapi tidak memungkinkan juga untuk Alga berubah dan pergi meninggalkan nya.
Luna merenungkan ucapan Arin memikirkan bagaimana jika itu benar benar terjadi. Arin yang melihat Luna melamun merasa bersalah.
"Mau mall? Mama gue nitip sesuatu nih" ucap Arin mengalihkan. Luna hanya mengangguk setuju
Sesampai nya di mall kedua nya berkeliling mencari barang titipan dari Erin, mama Arin.
Saat tengah berkeliling Luna mata Luna tak sengaja melihat sosok yang sangat dikenali nya.
"Kak Alga" ucap Luna yang dapat didengar Arin
Arin mengikuti arah pandangan Luna. Disana terlihat Alga tapi tidak sendirian ada seorang perempuan disebelah nya, perempuan itu tengah bergelayut ditangan kekar Alga terlihat seperti sepasang kekasih memang dan Alga juga tidak mencoba untuk melepaskan nya siapa perempuan itu? Adik? Oh tidak, Alga adalah anak tunggal. Lalu siapa?
"Wah bener bener nih kak Alga brengsek!" Maki Arin. Ia sudah kesal setengah mati enak saja mempermainkan hati Luna, Belum kena wangsit nya saja.
Arin hendak menghampiri Alga dan memaki nya namun Luna sudah dulu menahan tangan nya.
"Lun! Lo liat kan pacar lo lagi jalan sama cewek lain, lo nggak sakit hah?!"
"Bisa aja itu sepupu nya kak Alga" jawab Luna meski hati nya juga ragu jika itu sepupu terlihat dari gelayutan tangan dan terkadang juga Alga mengelus kepala perempuan itu.
"Lo bilang sepupu! Gelayutan terus kadang peluk bahkan lo liat nyium apa itu yang dinama kan sepupu!"
Yang dikatakan Arin ada benar mereka seperti orang yang tengah kasmaran bukan hubungan antara sepupu. Ini kah yang Luna takut kan akhir nya terjadi, Alga memiliki seseorang selain diri nya.
"Arin kita pulang aja" ucap Luna ia juga sebenarnya sakit melihat Alga jalan dengan perempuan lain tanpa memberikan nya kabar seharian.
"Dasar ya emang cowok nggak cukup satu cewek. Dikasi yang berlian malah mungut batu kali yang kasar" sarkas Arin menatap sengit Alga ingin rasa nya mencakar wajah Alga, hadiah dari Arin.
Hai... Hai... Next nga nih??
Part ini ada yang greget sama Alga? Hayo ngaku😂 udah mulai muncul konflik.Tetep vote ya😘 kalian boleh kok komen kalo ada typo kasih tau ya
8 Agustus ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANA
Teen Fiction[ Biasakan follow sebelum membaca ] ***** Dipatahkan oleh keadaan, disembuhkan dengan cinta, dan kembali dihancurkan dengan luka ~~~ Seorang gadis manis, yang rela bertahan dengan segala perbuatan kasar dari papa nya dan dibenci oleh kakak nya. Mam...