9

104 4 0
                                    

"pagi Arin" sapa Luna setelah duduk dikursi nya

"Pagi juga cinta ku" balas Arin dengan sedikit nyeleneh

"Ish, Arin cinta nya Luna itu buat kak Alga maka nya Arin cari pacar biar cinta nya Arin buat pacar nya Arin" ucap luna dengan wajah polos nya

Arin berdecak sebal. Jika saja Luna bukan sahabat nya mungkin sudah ia buang ke dasar laut.

"Luna jangan gitu dong gue kan bukan nya nggak laku tapi gue tuh lagi nyari yang cocok sama gue lun. Bukan sekedar ganteng, baik, mapan tapi yang menerima gue apa ada nya lun bukan liat dari fisik tapi harus liat dari tulus dan setia nggak nya" jelas Arin menyebutkan kriteria nya

Luna mengangguk kan kepala nya tanda mengerti. Arin yang melihat respon Luna melongo, dia sudah panjang lebar mencoba menjelaskan tapi respon Luna hanya mengangguk saja. Arin jadi berpikir apa otak Luna itu tertinggal di suatu tempat.

Tak lama pak Aceng masuk ke kelas. Pak Aceng, guru killer yang mengajar di pelajaran IPA. Pak Aceng juga yang mengurus murid telat dan juga murid murid nakal jika ada razia Alga dan pak Aceng yang akan turun tangan. Kebanyakan yang dirazia adalah alat make up dan rokok Alga belum menemukan obat obatan terlarang selama ia bersekolah di SMA Harapan Bangsa.

"Assalamualaikum anak murid ku" ucap pak Aceng

"Waalaikumsalam pak" jawab semua nya

"Kumpulkan tugas kalian sekarang" ucap pak Aceng lagi

Se isi kelas mendelik kaget. Tugas! Kapan guru mereka memberikan tugas? Semua nya bertanya khawatir jika memang ia ada tugas yang diberikan oleh guru killer itu dan mereka tidak mengerjakan maka akan disuruh lari 10 putaran dan setelah nya harus membersihkan sekitar sekolah.

"Sudah.. sudah bapak hanya berjanda" seru pak Aceng

"Bercanda pak!!" Koreksi semua nya

"Suka suka bapak lah bapak yang ngomong bukan kalian"

Murid yang lain menggerutu dalam hati, selain galak pak Aceng pindah profesi ngelawak.

"Cewek selalu benar kini tergantikan sama guru selalu benar" ucap Han pojok belakang

"Ingin rasa nya membuang guru ku yang satu ini" celetuk Riki

"Kalian buat saja kelompok 1 kelompok nya 4 orang jika sudah kalian cari contoh tumbuhan dan cara menanam serta merawat nya bagaimana jika tumbuhan itu layu atau mati bagaimana cara nya agar kembali hidup. Kalian cari disekitar area sekolah saja" jelas pak Aceng

"Sekarang nih pak buat kelompok nya?" Tanya Han

"Nunggu kamu nikah terus punya anak! Kelamaan keburu bapak pensiun" jawab pak Aceng sabar mencoba memaklumi sifat Han yang lemot dengan senyum yang dipaksakan.

"Eh lun gue sama Han gabung boleh nggak?" Tanya Riki pada Luna

"Boleh kok kita juga kurang 2 orang" jawab Luna

Setelah tadi membentuk kelompok sekarang Luna, Arin, Riki, dan juga Han berada di taman belakang sekolah. Tempat nya sepi mungkin teman teman yang lain nya juga tengah mencari ditempat yang berbeda.

"Kita mau Ambil tumbuhan apa nih?" Tanya Arin

"Disini banyak tumbuhan kok Arin, eum gimana kalo lidah buaya cara rawat nya gampang kok, membutuh kan air secukup nya dan matahari yang tidak terlalu terik" jelas Luna

"Rin tulis tuh yang Luna jelasin" ucap Riki menyenggol lengan Arin

"Enak banget ya hidup lu tinggal nyuruh!" Arin menggemplak lengan Riki

"Kekerasan lo belum jadi pacar aja udah galak apalagi jadi istri"

"Mau gue lempar pake sepatu hah!" Ucap Arin sudah bersiap melepas sepatu nya dan Riki yang takut bersembunyi dibelakang Luna

Luna dan Han hanya menonton pertunjukan dihadapan mereka tertawa. Arin dan Riki itu tak pernah akur jika disatukan ada saja yang diributkan oleh kedua nya, seperti sekarang ini.

"Udah... Udah Luna sama Han udah nulis nih" ucap Luna dengan menunjukkan hasil kerja nya

"Luna pinter deh nggak kaya orang disebelah gue nih lun bisa nya cuma marah marah" ucap Riki menunjuk Arin dengan lirikan mata nya

Arin memutar bola mata nya malas

Kringg..

Suara bel istirahat. Riki dan Han mengajak Luna serta Arin untuk ke kantin bersama tapi Luna harus menaruh buku nya lebih dulu ke kelas jadi lah Arin ikut menemani Luna, mereka akan menyusul.

Sampai nya di kelas Luna menaruh buku nya dan hendak ke kantin tapi Arin melihat ada yang keluar dari hidung Luna.

"Lun hidung lo" ucap Arin merasa khawatir

Luna tahu itu, ia buru buru menutupi hidung nya dan berlari keluar. Arin yang melihat Luna berlari keluar ikut berlari mengikuti Luna takut terjadi sesuatu.

Luna terus berlari dengan tangan yang menutup hidung nya. Ia berlari tak melihat jalan hingga banyak orang yang ia tabrak.

"Kenapa harus keluar sekarang" batin Luna

Luna masuk kedalam toilet dan segera membersih kan hidung nya dengan air. Setelah selesai Luna melihat pantulan diri nya dicermin, kepala nya pusing serta bibir yang pucat untung sekarang jam istirahat jadi toilet sedang sepi.

Arin masuk dengan nafas yang tersengal-sengal. Ia sebenarnya tak tega melihat Luna seperti ini disaat Luna sakit tidak ada yang tahu termasuk Alga dan keluarga nya tidak ada yang peduli. Sebenarnya Arin sudah menyuruh Luna agar mengatakan nya pada Alga tapi gadis manis itu malah menolak dan mengatakan untuk tidak memberitahu pada siapa pun, Arin yang tak tega melihat Luna yang memohon pada nya pun mengiyakan.

"Luna!"

Luna menoleh melihat Arin menghampiri nya dengan raut khawatir

"Gue panggil kak Alga aja ya" ucap Arin

Luna tetap menggeleng lemah ia memperlihatkan senyum nya pertanda ia tidak papa

"Arin please" mohon Luna kepala nya terasa pusing dan berat

"Fine! Tapi lo gue anter ke uks, nggak ada bantahan!!" Mau tidak mau Luna mengangguk Luna tidak mau jika Alga sampai tahu keadaan nya

Setelah sampai di uks Arin membaringkan Luna diatas brangkar. "Lun gue ke kantin beli makanan buat lo ya"

"Maaf sekali lagi Luna ngerepotin Arin" ucap Luna merasa tak enak sebab hanya Arin lah yang tau tentang kondisi nya

"Lun berapa kali juga gue bilang lo sahabat gue! Lo bukan beban lun gue nggak mau kehilangan lo!"

"Dan hanya lo lun sahabat gue! Gue harus apa kalo lo sakit? Ngebiarin lo nanggung ini sendiri! Cukup keluarga lo lun yang nggak peduli sama lo. Hanya orang bego lun yang mengambil kesempatan dalam arti kata sahabat, waktu dia sedih berbagi dan waktu dia bahagia dia ilang!" Luna diam. Ia sangat bersyukur memiliki Arin disaat papa dan kakak nya sendiri sangat membenci nya.

Setelah Arin pergi tak lama pintu terbuka dengan keras hingga membuat Luna kaget tapi bukan itu yang mengagetkan Luna melainkan orang tersebut, Tubuh nya menegang.






Haii balik lagi nihh,, hm kira kira luna kenapa tuh? Dan siapa orang yang udah buat luna kaget?

Sahabat? Masih ada kah seorang sahabat, yang menerima kita kondisi, fisik, kekurangan dan mampu mengerti bukan hanya ingin dimengerti...

Semoga kalian suka sama cerita ini:)
Owh iya itu tentang cara memelihara tanaman aii cuma ngarang aja ya😂 jadi maap kalo salah

Jangan lupa vote ❤️ dan komen
See u❤️
29 juli

ALGANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang