8

105 4 0
                                    

Matahari sudah tampak begitu pun dengan sang pemilik kamar yang sudah bangun.

Setelah tadi sholat subuh Luna sudah siap dengan pakaian seragam ditubuh nya. Duduk di meja rias nya mengambil lipbalm agar bibir nya tidak terlihat pucat.

Kulit Luna yang putih menjadikan tidak seperti wanita diluaran sana yang harus memakai bedak berdandan menor, Luna tidak suka. Kecantikan Luna lebih natural.

Dirasa sudah siap luna mengambil tas nya dan turun kebawah untuk sarapan.

Dilihat nya bi inah tengah menyiapkan makanan namun meja tersebut terasa kosong.

"Papa nggak pulang ya bi?" Tanya luna

Bi inah yang tengah menaruh makanan menoleh ketika mendengar suara Luna. "Tuan semalem tidak pulang non"

Menghela napas, menarik kursi, "bibi sini makan bareng sama luna" ajak luna

"Tidak usah non" tolak bi inah halus

Luna menatap bi inah dengan wajah memohon nya agar mau makan bersama dengan nya. Bi inah yang tidak tega melihat Luna mengangguk ikut menarik kursi lalu duduk bersama.

Luna yang melihat bi inah dengan mata berbinar. "Sini biar luna aja, bibi mau apa?"

"Terserah non aja" luna mengangguk

Setelah nya mereka makan bersama kadang diselingi dengan tawa kedua.

Tak lama terdengar suara mobil. Luna yang sudah selesai berpamitan dengan bi inah. Melangkah keluar dilihat nya laki laki tengah berdiri membelakangi dengan tubuh tegap.

Luna tersenyum jahil. Luna sebenarnya gadis yang sedikit jahil, periang, dan ceria ia juga lebih suka menjadi pendengar cerita atau curhatan teman nya disaat butuh seseorang dan Luna siap. Bukan! Luna bukan nya tidak ingin bercerita terlebih dengan Arin tapi Luna tidak ingin menjadi beban dan kekhawatiran orang.

"Dorr..." Niat mengangetkan tapi gagal dan justru orang tersebut malah tersenyum

"Ish kok nggak kaget si!"

Alga tersenyum, dalam hati ia ingin tertawa kencang tingkah luna sudah seperti bocah yang baru berumur 5 tahun.

"Kok malah senyum, udah gila ya" astaga jika Alga tidak ingat akan pergi ke sekolah, mungkin Alga sudah mengurung luna dikamar nya seharian

Alga sungguh gemas dengan luna mengacak rambut membuat si empu semakin kesal. "Ihh jangan diacakin!"

"Udah yuk, berangkat" membukakan pintu mobil untuk luna dan melindungi kepala Luna agar tak membentur

Sesampai nya disekolah, Alga membukakan kembali pintu mobil semua perlakuan Alga tak luput dari perhatian orang yang melewati parkiran atau sekedar duduk diatas kendaraan nya sebelum bel masuk. Mereka menjerit perlakuan hal kecil pada Luna.

Alga romantis banget, jadi pengen punya pendamping

Lo dah punya 2 pendamping, malaikat dipundak kan ada kalo lo lupa

Masih pagi bikin mengiri orang!

Alga ganteng banget! Tuh orang kapan jelek nya si gue kan mleyot mulu

Ya Allah boleh nggak sisain satu yang kaya Alga

Luna risih dan tidak suka menjadi pusat perhatian hendak berjalan mendahului Alga, tapi Alga menarik tas nya dan menyeret nya. Jadi lah sekarang Luna seperti kucing kecil yang menurut saja.

"Ihh kak lepasin! Aku jalan nya susah"

Alga terkikik geli melihat wajah luna yang cemberut dengan pipi yang mengembung. Tapi tetap tak melepaskan juga, hingga sampai di kantin Alga baru melepaskan Luna mendudukkan nya dikursi.

ALGANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang