Kini Luna tengah makan malam bersama dengan papa nya. Namun sedari tadi ia kebingungan seperti sedang mencari sesuatu. Aahh ya kakak nya, kakak nya tidak ada.
Luna menatap ragu ke arah Dika."Pa kak Felix nggak pulang ya? Apa tugas kuliah nya begitu banyak jadi kak Felix nggak sempat pulang"
Tapi Dika tetap diam ia terus saja memakan makanan seolah tidak ada orang lain selain dirinya.
"Apa kak Felix sudah makan?" tanya Luna lagi khawatir. Akhir akhir ini setelah kejadian dimana luna dibentak oleh papa dan kakak nya luna tidak melihat Felix lagi
"Pa... " Ucapan luna berhenti begitu saja
Prangg
"TIDAK BISA KAH KAMU DIAM!! SAYA PUSING MENDENGAR OCEHAN KAMU" bentak Dika
Luna memejam kan mata nya kaget. Luna gemetar ketakutan piring yang semula diatas meja kini sudah tidak berbentuk hancur berserakan dilantai.
"TIDAK BISA KAH KAMU MENGURUS HIDUP MU SAJA!! TIDAK USAH PEDULIKAN ANAK KU! KAMU HANYA ORANG LAIN DIRUMAH INI YANG MENUMPANG TINGGAL DIRUMAH SAYA" ucap Dika yang kini sudah mencengkram dagu luna dan menghempaskan nya kasar bahkan kuku-kuku dika menancap dalam
"Mmaaf... Pahh.. mmaaf luna udah lancang" ucap Luna sudah menangis sesenggukan
"Nangis... nangis.. hanya menangis yang kamu bisa, ck! Saya sudah malas untuk makan"
Dika pergi meninggalkan luna sendirian. Luna meremas tangan nya menunduk, sesak sekali dada nya.
Bi inah yang sedari tadi mendengarkan keributan langsung melihat apa yang terjadi dan langsung memeluk Luna untuk menenangkan putri majikan nya, itu salah satu cara menenangkan luna hanya dengan sebuah pelukan hangat.
"Yang sabar non" ucap bi inah memeluk Luna dan mengelus punggung sesekali menepuk kecil
"Apa luna lahir kedunia ini aja udah salah bi?" Tanya Luna dengan air mata yang terus mengalir
Bi inah menggeleng "tidak ada yang salah non, non lahir kedunia itu sudah ditakdirkan sama yang diatas, garis hidup kita sudah ada yang ngatur. tidak ada yang bisa mengubah takdir kecuali kehendak Allah dan usaha kita"
"Mama non meninggal itu sudah takdir, itu bukan salah non karna nyonya sendiri yang mau mempertahankan non" lanjut nya
"Tapi kenapa papa selalu bilang kalo luna itu yang telah membunuh mama" ucap Luna menatap bi inah sendu
"Papa non mungkin masih belum terima setelah kepergian nyonya"
Setelah mendapat pengertian dari bi inah Luna sudah sedikit tenang. "Biar ini yang beresin Luna aja bi"
"Jangan non" tolak bi inah
"Udah nggak papa, mending bibi ambil sapu sama tempat sampah" ucap Luna bi inah pasrah ia pergi kedapur mengambil sapu
Luna memunguti pecahan piring dan membersihkan lantai nya agar tidak ada lagi pecahan kaca
"Non ke kamar aja biar bibi yang buang" ucap bi inah dan diangguki oleh luna
Sampai nya dikamar Luna menghempaskan tubuh nya dikasur hari ini terasa melelahkan. Saat akan memejamkan mata nya ponsel Luna berdering.
Luna mengambil ponsel melihat orang yang mengirimi nya pesan dengan senyum manis nya
Kak Alga❤️
Lun
Kenapa kak?
Kangen
Baru aja tadi ketemu,
Masa udah kangen ajaCk!:(
Luna senyum senyum sendiri melihat isi chat nya dengan Alga, lalu tak lama ponsel luna kembali berdering tapi kali ini Alga mengajak nya video call. Luna bingung mau mengangkat nya atau tidak.
Setelah lama berpikir dengan batin nya akhirnya Luna mengangkat menampilkan wajah Alga dengan senyum nya hal itu membuat Luna juga ikut tersenyum, tapi senyum itu hilang digantikan dengan pernyataan Alga
"Nangis lagi?"
"Nggak" ucap Luna dengan tersenyum
"Kamu nggak pinter boong lun!"
Terdengar helaan napas dari sebrang sana, Alga menghela nafas
"Aku pengen cepet lulus"
Kini Luna yang bingung, mengernyitkan keningnya "Kenapa pengen cepet lulus?"
"Biar cepet nikahin kamu dan bawa kamu keluar dari rumah itu"
Oh good. Mana Alga yang dingin dan datar, dan sejak kapan Alga suka gombal. Luna terkekeh tak bisa menahan senyum nya.
"Sejak kapan kamu suka gombal, aku lebih suka kakak yang dingin dan datar dari pada yang romantis"
"Ck! Itu bukan gombal lun! Itu pernyataan!"
"Haha iyaiya. Luna tunggu hari itu"
Sedangkan Alga senang melihat luna nya sudah kembali. Luna nya sudah kembali ceria, Alga lega setidak nya itu sudah cukup untuk menghilangkan kesedihan gadis nya.
"Besok aku jemput. Kamu tidur, jangan coba-coba untuk melihat drakor sialan itu lagi lun!"
"Ishh iya" ucap Luna kesal mengakhiri vidcall nya.
Luna itu sama seperti perempuan pada umum nya yang suka nonton drakor dan juga boyband korea.
Sebelum tidur Luna lebih dulu pergi ke kamar mandi menggosok gigi dan mencuci muka nya. Dirasa sudah Luna beranjak tidur memejam mata nya berdoa agar hari esok sikap papa dan kakak nya akan berubah. Itu lah harapan luna setiap malam.
"Luna harap sikap papa dan kak Felix akan berubah ke luna" lirih Luna mulai menutup mata nya.
Sayang Alga banyak,,
Hmm... Tapi sikap Alga bakalan berubah nggak yah? Nggak ada yang tau, termasuk aii:)
7 juli❤️ see uJangan lupa untuk vote yahh, biar tambah semangat-!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANA
Teen Fiction[ Biasakan follow sebelum membaca ] ***** Dipatahkan oleh keadaan, disembuhkan dengan cinta, dan kembali dihancurkan dengan luka ~~~ Seorang gadis manis, yang rela bertahan dengan segala perbuatan kasar dari papa nya dan dibenci oleh kakak nya. Mam...