4

118 4 0
                                    

"Assalamualaikum" ucap nya memasuki rumah

"Waalaikumsalam, udah pulang non" suara bi inah datang dari arah dapur lalu menerima saliman tangan Luna.

"Udah bi, kalo gitu Luna ke kamer dulu ya bi"

"Iya, non jangan lupa sholat terus makan bibi lagi masakin buat non" ucap bi inah, Luna membentuk OK dengan tangan selepas nya ia pergi ke kamar dilantai atas.

Kamar yang mendominasi dengan warna pink dan terdapat 1 boneka panda ditengah kasur. Dan tebak dari siapa boneka tersebut? Dari sang papa. Yap Dika, karna saat Luna kecil dulu ia merengek ingin dibelikan boneka walau bukan Dika yang membeli kan nya secara langsung tapi melalui mang Udin, Luna tetap senang. Dari situ Luna percaya Dika masih mempunyai rasa sayang untuk nya.

Luna menjatuhkan tubuhnya diatas kasur king size menatap langit-langit kamarnya lalu merubah posisi nya menjadi tengkurap melihat boneka panda.

"Cilo kamu tau nggak? Luna percaya suatu saat nanti papa dan kak Felix pasti berubah dan sayang sama Luna. Tapi Luna nggak tau kapan datangnya hari itu" Luna menamai boneka panda nya dengan sebutan Cilo.

"Cilo! Kamu dengerin Luna kan. Huh kamu nggak asik Luna mau mandi aja deh" ujar Luna turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi.

Luna tengah merendam dirinya di dalam bathtub merilekskan badan nya, tapi tiba-tiba Luna merasa kan cairan kental hangat keluar dari hidungnya. Luna segera meraba area hidungnya.

Menatap kosong darah yang ada ditangannya. "Apa Luna bisa bertahan, mah Luna cape, Luna kangen mama" ucap nya lirih diakhir. Segera menyelesaikan mandi nya lalu keluar dengan pakaian santainya karna perutnya sudah keroncongan meminta untuk diisi.

Keluar dari kamar nya menuruni tangga untuk makan sesampainya dimeja makan Luna melihat bi inah yang baru selesai menaruh makanan dimeja makan.

"Bi, bi inah makan bareng Luna yah" pinta luna

"Nggak usah non bibi bisa makan didapur" tolak bi inah tak enak

"Bibi temenin makan Luna disini bareng yah, Luna nggak ada temen, nggak enak tau bi sendirian makan nya sepi luna maksa pokok nya!" Ajak luna sekali lagi dengan paksaan membuat bi inah mau tak mau menuruti kemauan putri sang majikan dan dibalas tepukan seperti anak kecil.

"Non mau makan sama apa? Biar bibi yang ambilin" tawar bi inah

"Eh nggak usah kali ini biar Luna aja yang gantian ngelayanin bibi, nah sekarang bibi mau Luna ambilin apa?" Tanya Luna dengan tulus. Luna ingin sekali merawat melayani mama, mengambilkan makanan untuk sang mama, memasak bersama bercerita tentang keseharian nya, menceritakan keluh kesah nya kepada mama nya namun sang mama sudah dijemput oleh sang pencipta.

Bi inah tersenyum haru ia sangat menyayangi Luna ia menganggap Luna sebagai anak kandungnya, ia akan menjaga dan merawat Luna sebaik mungkin yang ia bisa. "Nasi sama sayur aja non" ucap bi inah memandang haru Luna. Luna mengambilkan apa yang diminta oleh bi inah lalu baru mengambil untuk dirinya.

"Selamat makan bi" ucap Luna dengan semangat.

Dika dan Felix kedua lelaki itu tak pernah pulang untuk sekedar makan siang kedua nya sibuk. Dika yang sibuk dengan kantor nya dan jadwal meeting pernah sesekali Dika pulang tapi itu bukan untuk makan siang untuk mengambil file yang tertinggal dikamar nya, saat itu Luna mencoba menawarkan untuk makan siang bersama tapi yang didapat hanya bentakan oleh Dika. Felix kakak nya itu sama seperti Dika ia sibuk dengan kuliah nya bahkan pernah tak pulang Luna yang khawatir dengan sang kakak pun bertanya tapi lagi dirinya mendapat bentakan. Luna mencoba berfikir positif mungkin dirinya bertanya saat diwaktu yang tak tepat mungkin papa dan kakak nya saat itu tengah sibuk dan Luna malah mengganggu mereka.

"Biar Luna bantuin ya bi, Luna yang maksa!" Ucap Luna dengan tegas diakhir saat tau bi inah akan menolak untuk dibantu.

Bi inah menghela nafas. "Tapi non yang lap in piring aja ya, biar bibi yang nyuci"

Luna mengangguk lalu mulai memindahkan piring ke dapur untuk dicuci bi inah.

"Bi kapan ya aku, papa, dan kak felix kita sama sama. Eum maksud Luna kita makan bersama jalan jalan bikin kenangan, ketawa lepas ditaman sambil makan es krim, dan yang terakhir Luna mau kita bertiga luna, papa, kak felix foto bersama" ujar Luna tiba tiba dengan senyum yang menghiasi wajah cantik nya.

Bi inah yang tengah mencuci piring menghentikan aksi mencuci nya saat mendengar ucapan Luna yang tiba-tiba, melihat Luna tengah melamunkan apa yang ia ucapkan dengan senyum menghiasi wajah nya namun tatapan mata nya yang melihatkan luka. "Non yang sabar ya pasti hari itu segera tiba non" ujar bi inah mencoba menguatkan Luna

"Non Luna lebih baik ke kamar istirahat biar sisa nya bibi aja" ucap bi inah membujuk Luna

Luna mengiakan saja dari pada disini dirinya malah mengganggu pekerjaan bi inah. "Yaudah Luna ke kamar ya bi" bi inah membalas nya dengan ajungan jempol.

Dikamar Luna berdiri dibalkon hari sudah sore. Memandang langit yang berubah menjadi jingga menutup mata nya perlahan merentangkan tangan nya menghirup dalam udara sore menikmati angin yang menerpa wajah nya membuat rambut nya berantakan berterbangan.

Saat tengah asik bunyi ponsel menyadar kan Luna kembali, ia lupa dari pulang sekolah Luna tak memegang benda pipih itu pasti Alga mengkhawatirkan nya segera ambil benda tersebut untuk melihat dan benar saja,

35 pesan dari kak Alga❤️

20 panggilan tak terjawab dari kak Alga❤️

5 pesan dari Arin😚

1 panggilan tak terjawab dari Arin😚

580 pesan dari grup MIPA 3 

"Mampus! Kak Alga"




See u❤️
Semangat buat kalian yang mau ujian✊ dan bagi yang udah ujian selamat yah apa pun hasil ujian nya terima dengan lapang dada
2 juni

ALGANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang