14

33 3 2
                                    

"dirumah ada siapa?" Tanya Alga turun dari mobil nya

"Eumm... Paling bi inah. Papa kan sibuk kerja, kak Felix udah seminggu nggak pulang" jawab Luna. Memang benar bukan? Luna selalu sendiri dan hanya ada bi inah

Alga mengangguk, ikut masuk kedalam rumah yang sudah dari kecil gadis nya tinggali.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" Luna menengok ke belakang. Alga mengangkat sebelah alisnya bertanda apa?

"Kok kamu yang jawab"

"Kamu ngucap salam ya aku jawab Waalaikumsalam"

"Tapi aku ngucapin salam nya buat bi inah" polos nya ngalahin anak TK

Alga mengacak gemas rambut Luna, polos sama bloon nggak beda jauh.

"Menjawab salam itu wajib sayang mau itu buat siapa pun kalo ada yang mengucap salam harus kita jawab"

"Sama kaya tadi Luna yang ngucapin terus sama kakak dijawab" ucap Alga menjelaskan seperti guru yang takut murid nya tidak akan mengerti

Luna mengangguk polos "oh"

Alga mengelus dada nya sabar, punya pacar polos banget pengen gue kurung dikamer, Pikir nya.

Luna berjalan menaiki tangga menuju kamar nya, sedangkan Alga duduk diruang tamu.

Selesai berganti baju, Luna turun duduk disamping Alga dengan menyenderkan pada dada bidang Alga.

"Laper?" Tanya Alga

Luna mendongak lalu mengangguk kan kepala nya sebagai jawaban.

Alga menarik Luna menuju meja makan yang sudah tersedia berbagai macam makanan kesukaan gadis nya, saat Luna diatas bi inah berpesan pada nya jika makan siang sudah siap.

"Mau pake apa?" Tanya Alga sambil menatap Luna

"Ayam kecap sama krupuk" jawab nya

Alga mengangguk patuh tak lupa ia menambahkan sayur ke dalam piring nya lalu menaruh dihadapan Luna.

"Bi inah mana kak?" Tanya Luna celingukan mencari sosok yang sudah dianggap nya sebagai ibu itu

"Nggak tau" jawab Alga acuh, memang diri nya tidak tau kan? Pasal nya tadi setelah memberitahu ia tidak melihat lagi bi inah.

"Ck, aku mau samperin bi inah dulu"

Sebelum Luna beranjak, tangan nya lebih dahulu ditahan oleh Alga.

"Makan dulu, bi inah juga nggak masalah kalo kamu nggak nungguin dia"

"Makan!" Tegas Alga

Tidak ingin membuat Alga marah pada nya, Luna langsung memakan makanan nya dengan cepat.

"Pelan pelan"

Luna hanya diam tak bersuara. Hingga sampai makanan nya habis Luna tetap tidak mengeluarkan suara nya.

Alga membawa Luna duduk disofa ruang tengah.

Luna sibuk menonton tv disamping nya ada Alga yang selalu setia menemani sang gadis, tapi lelaki tersebut dari tadi sibuk dengan ponsel nya hingga tak menyadari jika Luna sedari tadi memanggil nya

"Kak!" Panggil nya sedikit keras

Alga sedikit tersentak membuat nya menoleh pada Luna yang kini tengah menatap nya tajam, namun bukan nya takut malah terlihat lucu dimata Alga.

"Apa sayang?"

"Nggak. Pacarin aja sana hp nya" ucap Luna ketus

Alga yang terlalu gemas dengan gadis nya mendekap Luna kencang hingga membuat Luna kesulitan bernapas.

"K..kak... Aku.. nggak bisa...nafas" Alga terkekeh dilihat nya wajah Luna yang pas dibawah dagu nya. Dikecup nya kening Luna lama lalu melepaskan pelukan nya

Luna bernafas lega setelah pelukan Alga lepas yang membuat nya hampir kehabisan nafas.

Plak

"Awsh" Luna menggeplak bahu Alga membuat si empu meringis, geplakan Luna tidak main-main badan kecil tapi tenaga gede.

"Badan kamu kecil tapi tenaga kamu gede juga yang" Luna melotot menatap Alga

Cukup lama hening, mereka kembali pada kegiatan masing-masing. Luna yang fokus menonton film kartun spons dan bintang laut yang menjadi sahabat nya dan Alga yang kini tengah memainkan rambut Luna.

"Kak" panggil Luna

Alga berdehem sebagai jawaban, ia menunggu gadis nya melanjutkan ucapan nya. Tapi dilihat nya Luna hanya memainkan jari tangan nya. Kebiasaan Luna jika tengah gugup atau ragu.

Membuang nafas Luna mencoba berani. Sebenarnya banyak pertanyaan diotak nya tapi itu hanya bisa diucapkan dalam hati, ia bukan nya tidak berani tapi Luna hanya tidak ingin berfikiran buruk tentang Alga dan orang lain.

Luna tidak ingin dipandang lemah oleh orang lain hanya karna ia gadis yang lembut dan ia tidak ingin dianggap posesif terhadap Alga. Tapi ia akan semakin berfikiran buruk jika terus diam tanpa mau bertanya lebih dulu.

"Lesya?" Satu nama yang membuat Alga mengerti.

Alga membalikan badan Luna yang sedang menyender didada nya agar menatap diri nya.

"Lesya sahabat aku dari kecil. Dia yang nemenin Alga kecil yang kesepian" ucap nya dengan kekehan kecil sedikit aneh ketika menyebut nama nya sendiri.

"Dia yang selalu ada saat aku dirumah sakit karna kecelakaan dulu. Aku nggak tau kenapa aku bisa kecelakaan karna setelah aku bangun aku nggak inget apa apa. Waktu aku bangun juga disana udah ada Lesya yang terus nemenin aku, dia bilang kalo aku ditabrak sama mobil waktu pengen nyebrang dan aku langsung lari tanpa lihat kanan kiri, dia juga yang nolong aku buat dibawa kerumah sakit" Alga menghela nafas ini pertama kali ia berbicara panjang, cukup melelahkan.

"Aku koma selama tiga bulan akibat kecelakaan itu" lanjut Alga

Deg

Hati Luna mencelos. Ia tidak tau jika kepergian diri nya membuat Alga koma hingga tiga bulan lama nya. Luna langsung pergi meninggalkan taman begitu saja setelah diri nya pamit dulu tanpa mau melihat kebelakang.

Luna menatap Alga sendu. Seandainya ia tidak langsung meninggalkan Alga ditaman waktu itu, seandainya ia menunggu Alga, seandainya ia tidak berlalu pergi dan seandainya saja jika ia tidak mengatakan hal menyakitkan pasti kejadian buruk yang menimpa Alga tidak akan terjadi.

Jika saja bisa mengulang kembali, kata seandainya tidak akan pernah ada difikiran nya.

"Hey, kenapa hm?" Tanya Alga

"Ada yang mengusik fikiran kamu?" Tanya nya lagi

Luna menggeleng. "Nggak, nggak ada yang lagi aku fikirin"

'Belum saat nya kamu tau' batin Luna

"Nggak ada yang lagi kami sembunyiin dari aku kan lun?" Alga menatap Luna mencoba menelisik wajah Luna.

Luna mencoba tenang meski ia takut sebisa mungkin Luna terlihat biasa saja. "Jangan liatin aku kaya gitu! Aku kaya maling tau yang ketahuan nyuri kalo ditatap kaya gitu"

Alga terkekeh gemas mengacak rambut Luna yang sudah seperti singa hingga menutupi seluruh wajah Luna.

Luna yang mendapati rambut nya berantakan bahkan sudah dipastikan rambut nya seperti singa yang baru bangun tidur, menatap Alga datar.

Alga tersenyum polos menampilkan deretan gigi nya merapikan kembali rambut Luna sebelum benar-benar menjadi singa ganas sebaik nya Alga nurut.

"Tapi lun, kamu kan memang maling.... Maling hati kakak hehehe"



Haii aku back...
Wahhh udah lama ya aku ninggalin cerita ini.
Gak tau lagi harus nulis gimana, semoga suka sama part ini!!❤️

Sampai bertemu kembali diwaktu yang sama namun dengan rasa yang berbeda♡
Jangan lupa tinggalkan vote⭐ komen! Dan follow akun ku✨

ALGANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang