"Mbak Irna, maaf nih, ya. Beberapa hari saya gak sengaja liat mbak Irna nyiksa anak mbak sendiri, ada masalah apa sih, mbak?" tanya Warni, tetangga Bu Irna yang sedang memilah-milah sayuran.
Minggu pagi adalah rutinitas ibu-ibu bergosip sembari memilah sayuran di gerobak mas Tarman. Dan pagi ini gosip mereka cukup menarik.
"Iya, mbak. Saya kasian ngeliat Ilona yang semakin kurus kering," sahut tetangga satunya lagi, Bu Maria.
Irna mengulas senyum paksa pada kedua tetangganya yang super kepo itu, tetapi walau bagaimana pun Irna tetap akan menceritakan semua yang terjadi. Bisa dibilang Irna bukanlah tipikal orang yang bisa menyembunyikan rahasia pada tetangga dekatnya.
"Habisnya saya kesal, bu. Dia jadi anak gak tau diri, udah dikasih makan malah coba-coba mau bunuh kakaknya," jawab Irna lugas.
Kedua ibu-ibu itu ternganga. Mereka sebenarnya tidak percaya dengan ucapan Irna, sebab mereka tau betul bagaiman sifat Ilona. Gadis baik dan periang itu mana mungkin melakukan hal senekat itu pada kakaknya sendiri.
"Gak mungkinlah, mbak. Ilona gadis yang baik, lagian saya liat dia mandiri," sahut Bu Maria.
"Iya, lagian ... kenapa mbak Irna repot-repot nyari duit banyak buat kakaknya Ilona? Bukannya dia hanya anak angkat bu Irna?"
Irna yang mendengar itu seketika terdiam. Rahangnya mengeras, tetapi ia mencoba untuk tidak meluapkan amarahnya.
Ilona tak sengaja mendengar perbincangan terkahir mereka. Saat gadis itu baru saja mengantarkan pakaian pelanggan ibunya. "Anak angkat? Apa yang mereka maksud itu aku?" Ilona terdiam di tempatnya, menunggu jawaban dari Irna.
"Walaupun Becca anak angkat saya, tetapi dia lebih berharga dibanding anak kandung saya sendiri," jawab Irna begitu santai.
Ilona menjatuhkan keranjang baju, menatap Irna tak percaya. Mata gadis itu mulai memanas, jantungnya berpacu lebih kuat.
"Kita duluan ya, mbak Irna," pamit kedua ibu-ibu tadi.
Irna yang menyadari kehadiran Ilona seketika terdiam, wajahnya memerah melihat Ilona yang sudah menangis. "Ilona pasti mendengar semuanya," lirih Irna gemetar.
Setelah membayar sayuran yang ia beli, Irna bergegas masuk ke rumah. Menunggu Ilona masuk untuk menanyakan semuanya.
Tak lama kemudian, Ilona masuk ke rumah dengan isak tangis yang menjadi. Kedua bahu gadis itu terguncang hebat. "Bu, j-jelasin sama Nana, apa maksud dari ucapan ibu yang tadi?"
Ilona masih berdiri, hatinya benar-benar remuk sekarang.
"Yang saya katakan benar, Becca hanya anak angkat saya. Dan kamu ... kamu anak kandung yang tidak pernah berguna sejak lahir!" tegas Irna.
Bagaikan disambar petir di pagi hari, Ilona membiarkan dirinya terduduk di lantai. Terkulai lemas tak berdaya, mendengar pengakuan sang Ibu yang begitu menyayat hati.
"Ingat ya, saya tidak mau Becca sampai mendengar fakta ini. Ingat itu, Ilona!" perintah Irna, lalu meninggalkan Ilona di ruang tengah.
Ilona masih menangis, rambutnya sekarang acak-acakan. Sungguh tega, ibu kandungnya sendiri bahkan membencinya.
"Sebegitu tak pentingnya, Nana di mata ibu? Apa salah Nana, bu?" Air mata semakin deras, hati semakin sesak. Serta detak jantung semakin cepat.
Baru kali ini Ilona merasakan sakit luar biasa. Ilona bangkit, mencoba menghampiri sang ibu ke dapur. Bersimpuh di kaki sang ibu disertai isak tangis yang memilukan.
"Nana cuma minta satu hal, anggap Nana sebagai anak ibu," ucap Ilona gemetar, sembari terus memeluk kaki Irna.
Irna tak kuasa menahan tangisnya. Namun kebencian selalu menutupi rasa kasihan pada dirinya, ia menarik kakinya mencoba melepas dengan paksa. "Pergi kamu, saya tidak mau melihat kamu!"
"P--panggil aku sebagai anakmu, Bu. Hanya itu permintaan Nana."
Derai air mata semakin membasahi wajah Ilona, isakan tangis itu seperti jarum yang menusuk. Irna berjongkok, mencengkeram dagu Ilona cuku keras.
"Saya bahkan lebih bangga mempunyai Becca dibanding kamu. Lahirnya kamu ke dunia ini tidak pernah saya inginkan!" Irna langsung melepas cengkramannya dengan kasar. Membuat wajah Ilona memerah.
"Jangan pernah mengatakan ini pada Becca!"
---->> to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days with love [Versi Baru]
Fiksi RemajaGue cuma butuh waktu 30 hari. Apa gak bisa, lo pura-pura cinta sama gue?" _______ Sakit hati dan diselingkuhi membuat Nico berubah. Mulai dari tingkah lakunya yang kasar, serta kepribadian yang bodo amat terhadap lingkungan. Ilona, dia adalah gadis...