"Tidak ada yang menjamin hubungan itu tetap bertahan, jika salah satu pihak mengkhianati perasaan."
ALONA (e)
"Itu Sena 'kan?" tanya Ana entah kepada siapa dengan suara yang nyaris tidak terdengar.
Saat ini dirinya sedang berdiri, mengantri di salah satu kasir untuk mengambil coffee miliknya. Ya, Ana sedang berada di Coffee shop saat ini. Tubuhnya mendadak perlu asupan kafein tersebut setelah melihat salah satu lelaki yang dibencinya tadi. Sudah bisa ditebak itu siapa, bukan?
Matanya terus melirik ke arah Sena. Tempat wanita itu duduk bersama seorang lelaki yang Ana tau namanya. Dia salah satu mahasiswa di kampus yang sama tempat dia berkuliah.
Awalnya Ana tidak terlalu tertarik dengan mereka. Hingga suatu adegan terekam oleh penglihatannya.
"Ini efek lihat Papa tadi? Ana jadi halu pastinya!" gumam Ana meyakinkan diri bahwa ia sudah salah lihat.
Beberapa kali Ana mengucek matanya, berusaha menetralkan tasa keterkejutannya tadi.
"Pesanan atas nama Nona Alona Ray Zeena," ucap seorang penjaga kasir.
Ana segera tersadar dan langsung mengambil coffee late caramel-nya dan segera membayarnya.
Sedangkan di sisi lain, terlihat Sena yang terkejut saat mendengar suara tadi.
"Pesanan atas nama Nona Alona Ray Zeena."
"Nama itu?" gumam Sena pelan. Mengamati keadaan sekeliling, mencari pemilik nama itu.
"Nggak mungkin dia 'kan?" gumamnya lagi.
"Sayang, ada apa?" tanya Adam yang saat ini duduk di depannya. Mengamati wajah Sena dengan lekat dan senyuman yang terus terukir di wajahnya.
"Nggak ada apa-apa, Yang," sahut Sena terus mempertahankan senyumnya.
Semoga bukan dia, gawat kalau sampai dia bilang ke Leo. Batin Sena takut.
Tapi, sepertinya Sena dalam situasi tidak baik. Saat dirinya menatap ke arah pintu keluar, terlihat seorang wanita yang baru saja keluar dengan membawa coffee di tangannya. Sena kenal wanita itu. Ya, itu memang Ana.
"Yang, aku keluar sebentar. Ada urusan. Bentar aja, boleh kan?" tanya Sena sambil memperlihatkan puppy eyes nya yang terlihat mengemaskan di mata Adam.
"Iya, Yang, hati-hati ya!" ujar Adam kemudian membiarkan wanita cantik itu pergi.
Sena segera keluar dan mencari keberadaan Ana. Dia harus memastikan apakah Ana melihat kejadian di dalam tadi saat dia bersama Adam. Sena harus memastikannya, jangan sampai wanita itu mengadukannya kepada Leo yang masih menjadi pacarnya saat ini.
Entahlah, setelah kejadian tadi.
Matanya terus memandang ke berbagai arah. Hingga tatapannya tertuju ke arah barat Coffee shop itu.
"Ana!"
Langkah kaki Ana terhenti saat mendengar ada seseorang yang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (e) | END
General FictionALONA (e) ~ A Story by Yeni F. W ______________________________________ "Sendiri itu, NYAMAN." Ana, gadis dingin dengan tatapan tajam. Berwajah datar dan sedikit bicara. Tidak suka basa-basi dan membenci keramaian. Hingga, Leo hadir dalam kehidupann...