ALONA (e) 17

124 26 0
                                    

"Aku udah diputusin sama Leo, Yang!" ucap Sena dengan kalimat yang sama berulang kali. Saat ini Sena sedang berada di dekapan Adam dan terus meracaukan nama Leo.

Adam tidak terkejut dengan ucapan Sena. Karena beberapa waktu lalu Leo juga sudah memberitahunya untuk memiliki Sena seutuhnya. Walaupun awalnya kaget tapi ia juga senang.

"Bagus dong, Yang, kamu udah putus sama dia," ujar Adam pelan masih mengusap rambut Sena.

Sena langsung menegakkan badanya. Memperlihatkan wajahnya yang merah karena tangisan. "Yang, kok malah bilang bagus sih?" gerutu Sena kesal dengan mengerucutkan bibirnya.

"Ya bagus! Kamu jadi bisa fokus sama aku aja. Pacar kamu satu-satunya sekarang." Adam kembali memeluk Sena.

"Tapi aku masih nggak rela Leo mutusin aku. Aku yakin pasti gara-gara cewek itu!" ucap Sena dalam dekapan Adam.

"Cewek itu?" tanya Adam heran.

"Cewek dingin, sok cakep yang sekelas sama Leo," jawab Sena semakin kesal mengingat Ana.

"Ana maksud kamu?" tanya Adam memastikan dan diangguki oleh Sena. "Kenapa harus dia?" Adam semakin heran dengan Sena karena menyalahkan Ana atas hubungannya yang putus dengan Leo.

"Ya karena dia--"

Sena tidak melanjutkan ucapannya. Ia baru sadar jika dirinya keceplosan. Sena tidak mau Adam tau bahwa Ana melihat mereka saat di cafe, dan Ana juga berbohong dengan Adam tentang Ana waktu itu, Sqaat ia bilang menemui temannya karena ada tugas.

"Karena dia kenapa?" Adam bertanya kembali.

"Ya ... ya, karena dia akhir-akhir ini kelihatan sering deketin Leo. Waktu itu aja Ana di perpus sama Leo. Aku yakin dia sengaja deketin Leo biar bisa rebut Leo dari aku." Sena menjawab sebisanya dengan pemikiran tanpa bukti sedikitpun. Berharap Adam mempercayai ucapannya.

"Iya, mungkin," sahut Adam berusaha yakin dengan ucapan Sena. "Yaudah, kamu nggak usah sedih lagi. Lupain Leo dan sepenuhnya jadi pacar aku."

Sena tersenyum, "Iya, sayang." jawab Ana pelan.

Apapun penyebab mereka putus. Intinya aku seneng sekarang. Makasih Leo udah putusin Sena, walaupun awalnya dengan cara aku rebut dia dan merusak persahabatan kita. Batin Adam.

...

Ana memutuskan pergi ke panti sepulang kuliah. Ia hanya memiliki satu mata kuliah di hari Jum'at. Mamanya juga kebetulan tidak ada di rumah.

"Maafin Ana, Ma, tapi Ana selalu ngerasa sepi kalau di rumah terus," gumam Ana pelan. Dirinya saat ini sudah berada di dalam mobil menuju ke panti.

Tuk tuk tuk

"Ann."

Suara ketukan kaca dan panggilan namanya menghentikan gerakan Ana yang sudah menghidupkan mesin mobil.

Dari dalam Ana melihat seseorang berdiri menghadap kaca mobilnya. Ana masih diam, enggan untuk membuka kaca ataupun keluar.

"Ann, denger aku nggak?" tanyanya lagi dengan masih menempelkan wajahnya di kaca mobil.

Dipikirnya ganteng apa muka digituin?

ALONA (e) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang