"Kita cukup lama dekat. Walaupun kamu tidak pernah merasakan kedekatan itu."
Zayen Leo Ahram
Leo berjalan santai dengan meneteng sebuah paperbag berwarna mocca. Ia sesekali menyunggingkan senyuman kepada satpam dan para asisten rumah tangganya yang ia temui sepanjang ia berjalan.
Saat ia sudah sampai di depan mobilnya yang terparkir rapi di halaman rumah. Ia segera memasuki mobil tersebut yang memang sudah disiapkan oleh sopir pribadi keluarganya.
Ia menyunggingkan senyumnya kembali. Entah sudah keberapa kalinya ia tersenyum.
"Seneng banget pokoknya hari ini."
"Tunggu aku, Ana," ucapnya semangat lalu menghidupkan mobilnya dan menjauh dari pekarangan rumah mewahnya.
...
Ana baru saja menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ia meletakkan sapu ditempatnya kembali. Terlihat mamanya yang saat ini sedang memasak.
Ana menghampiri Geana yang sibuk berkutat dengan alat-alat masak. Aroma harum langsung menyeruak indra penciuman Ana.
"Mama masak apa?" ucap Ana setelah berada tepat di samping Geana.
"Astaga! Ana ihh, ngagetin Mama aja!" jawab Geana yang terkejut.
"Ana nggak ada niat buat Mama terkejut, Mama aja yang serius banget masaknya sampai nggak sadar Ana ada di samping Mama," sahut Ana.
"Lain kali jangan gitu lagi, entar Mama jantungan gimana karena kaget?"
"Nggak sampai segitunya, Ma."
"Iyain aja deh," ucap Geana mengalah.
"Mama belum jawab pertanyaan Ana tadi," ujar Ana. Saat ini ia sudah duduk di salah satu kursi yang ada di ruang makan yang langsung menyatu dengan dapur.
Ia menuangkan segelas air putih lalu meneguknya dengan sekali tegukan. Ia kembali kearah dapur dan mencuci gelasnya yang ia pakai tadi diwastafel.
"Pertanyaan yang mana, Ana?" tanya Geana. Sepertinya Geana sekarang mudah lupa.
"Nggak jadi Ma, dah telat! Ana mau mandi dulu," jawab Ana.
Geana yang baru selesai meletakkan makanan di meja makan hanya menggelengkan kepalanya pelan. Ia cukup kagum dengan karakter anak semata wayangnya itu.
"Dirumah bisa seceria dan ngomong sebanyak itu. Mama yakin saat di luar nggak akan seperti itu," gumam Geana lalu tersenyum.
Tapi, senyuman itu pudar seketika saat mengingat sesuatu yang terjadi pada dirinya dan anaknya beberapa tahun lalu.
Anak kita udah besar dan kamu nggak akan pernah bisa menemuinya lagi.
...
Berhubung saat ini sedang weekend, Sena mengajak jalan-jalan seekor kucing peliharaannya di sekitar komplek perumahan. Ia bersenandung ria sambil berjalan ditemani kucing berwarna putih berbulu tebal di sebelahnya, yang sesekali mengeong mendengar senandung indah milik Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (e) | END
General FictionALONA (e) ~ A Story by Yeni F. W ______________________________________ "Sendiri itu, NYAMAN." Ana, gadis dingin dengan tatapan tajam. Berwajah datar dan sedikit bicara. Tidak suka basa-basi dan membenci keramaian. Hingga, Leo hadir dalam kehidupann...