"Saat percaya akan kenyamanan, ternyata takdir sedang bermain-main."
ALONA (e)
"Silahkan, Tante."
"Makasih, Ganteng.o"
Geana keluar dari mobil setelah Leo membukakan pintu.
Ana masih berada di dalam mobil. Padahal mobil Leo sudah berhenti beberapa menit yang lalu.
"An," panggil Leo dari luar mobil, bahkan lelaki itu sudah membukakan pintu untuknya.
Ana terlonjak padahal Leo memanggilnya biasa saja.
Leo yang menyadari ada yang aneh dengan Ana tentu saja langsung peka.
"Are you okey?" tanya Leo, matanya jelas menyiratkan kekhawatiran saat bertemu tatap dengan retina milik Ana.
Ana menggeleng pelan menjawab kekhawatiran Leo. Ia pun segera keluar dari dalam mobil.
"Selamat datang di kediaman keluarga Edwin Nugroho," ujar Leo dengan senyum bangga.
"Edwin Nugroho?" gumam Ana pelan. Terasa tidak asing dengan nama itu.
"Ayo Tan, Ana. Mama sama Papa aku pasti senang banget kedatangan tamu istimewa," ajak Leo dengan sopan selayaknya tuan rumah menyambut tamu.
Geana tersenyum ramah kemudian mengikuti arah jalan Leo. Walaupun tidak bisa dipungkiri perasaannya mendadak berubah gelisah.
Ana juga mengikuti arah jalan Leo mendekati rumah mewah itu. Rumah berwarna putih abu-abu dengan desain yang unik. Tentunya yang melihat rumah ini pasti tidak akan berhenti untuk mengaguminya.
Tentunya tidak beda jauh dengan rumah milik Ana.
Pintu rumah utama terbuka memperlihatkan perempuan paruh baya dengan setelan sederhananya, sesaat setelah Leo mengetuk pintu.
Wanita tadi tersenyum, "Den Leo," ucapnya lalu beralih menatap Ana dan Geana.
Ia kembali tersenyum, "Silahkan masuk," ucap wanita tadi dengan membuka pintu lebih lebar.
"Makasih Bi. Mari masuk Tante, Ana." ucap Leo diikuti oleh Ana dan mamanya.
Leo membawa keduanya di ruang tamu. Dilihatnya seorang wanita yang duduk di sana.
Perempuan itu--
Ana tidak mengenali wanita itu karena mereka duduk membelakangi posisi Ana berjalan saat ini.
"Ma," sapa Leo yang sudah berada di samping mamanya. "Sesuai janji aku!" lanjutnya.
Lia mendongak kemudian tersenyum menatap ketiganya. Kemudian beralih menatap gadis cantik di sebelah Leo. "I ... ini Ana?" tanya Lia antusias.
"Iya, Tan."
"Cantik banget," ucap Lia yang hanya dijawab dengan senyuman oleh Ana.
Dimana Ana pernah melihat wanita ini?
"Silahkan duduk, Ana. Dan ... ini pasti Mamanya Ana? Cantik sekali, Jeng," ujar Lia kemudian mereka berpelukan dan melakukan cipika-cipiki khas ibu-ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (e) | END
General FictionALONA (e) ~ A Story by Yeni F. W ______________________________________ "Sendiri itu, NYAMAN." Ana, gadis dingin dengan tatapan tajam. Berwajah datar dan sedikit bicara. Tidak suka basa-basi dan membenci keramaian. Hingga, Leo hadir dalam kehidupann...