ALONA (e) 27

92 17 0
                                    

"Nggak semudah itu untuk orang lain mendekati dia. Karena aku ada di bagian terdepan untuk menghalanginya."

Zayen Leo Ahram

"Ana."

Ana baru saja ingin melangkah masuk ke dalam kelas saat suara dari belakang memanggil dirinya.

Ana tidak langsung menoleh ke belakang. Ia hanya berhenti di depan pintu menunggu apa yang akan dilakukan oleh orang yang memanggilnya tadi.

"Hai, An," sapa lelaki itu ramah. Saat ini ia sudah berada di dekat Ana.

Ana menatap lelaki itu datar. Tanpa ekspresi seperti biasa.

Mengetahui Ana memang dingin dan pendiam. Akhirnya lelaki itu berinisiatif mengenalkan dirinya pada Ana. Padahal ia yakin se-Fakultas Ekonomi pasti mengenalnya, karena ia merupakan ketua UKM basket di fakultas tersebut.

Dan Ana, hanya gadis dingin itu yang sepertinya tidak mengenal dirinya.

"Kenalin aku Brama Alexander, anak kelas sebelah." Lelaki itu mengucapkan namanya sambil menyodorkan tangan. Seperti perkenalan pada umumnya.

Namun, bukan Ana namanya jika langsung menyambut uluran tangan tersebut. Gadis itu bahkan masih diam menatap tangan kosong lelaki bernama Brama itu.

Brama yang hanya diperhatikan datar oleh Ana akhirnya menurunkan tangannya canggung.

Sesulit ini hanya untuk berkenalan. Batin Brama.

"Nanti kantin bareng yuk, aku mau kenalan lebih dekat sama kamu. Boleh kan?" tanya Brama. Ia mengucapkan tujuan dirinya mengajak Ana berkenalan.

Ana tersenyum mengejek di hadapan Brama. Ternyata lelaki memang sama saja. Mendekati hanya karena penasaran!

"Dia ke kantin bareng aku!" Suara dari samping Ana mengagetkan keduanya.

Ana memandang datar lelaki yang berada di sampingnya sekarang. Lelaki yang akhir-akhir ini selalu bersamanya saat ke kampus.

Sedangkan Brama, lelaki itu menatap tajam kearah Leo.

Lelaki ini yang udah buat Sena sedih. Aku pasti akan membalasnya, kita lihat nanti. LEO! Batin Brama.

"Ayo, masuk," ucap Leo dan langsung menarik tangan Ana. Membawanya memasuki kelas tanpa mempedulikan lelaki yang saat ini masih berdiri di depan pintu yang bukan kelasnya.

"Ini baru permulaan " gumam Brama dengan senyum liciknya lalu pergi menuju kelasnya berada.

...

Reno, Rose, Galang, Febi, Leo dan satu makhluk baru di antara mereka berlima, saat ini sedang duduk bersama dalam satu meja panjang yang berada di kantin.

Rose, Galang dan Febi menatap penuh tanya kepada Leo. Menuntut lelaki itu mejelaskannya pada mereka. Lain halnya dengan Reno yang memang sudah mengetahui kedekatan Leo dan Ana karena mereka memang sekelas.

Walaupun sangat kelihatan bahwa Leo yang berusaha dekat dengan Ana.

Saat mereka menuntut penjelasan kepada Leo mengapa Ana satu meja dengan mereka. Ana hanya diam menikmati makanannya. Ia malas menanggapi pertanyaan dari mereka yang sesekali mereka lontarkan pada Ana.

ALONA (e) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang