1

223 28 11
                                    

Vote dan comment kalian sangat berharga bagi author😊

Happy reading!!!😉

.
.
.

Namaku Kim Yerim, sejak kepergian ayahku 20 tahun silam, aku dididik dengan begitu keras oleh ibuku dan dia selalu saja bersikap overprotektif padaku, merasa terkekang? tentu saja, tapi aku menuruti apa kata ibuku karena dialah satu-satunya yang ku punya sekarang.

Kini aku sudah beranjak dewasa dan hanya ada 2 orang saja yang aku kenal selama 23 tahun hidupku, hanya ayah dan ibuku, mengenaskan bukan?

Kata ibuku aku tidak boleh bergaul dengan sembarangan orang, aku juga tidak diizinkan untuk keluar rumah, jika ku tanyakan apa alasannya ibuku pasti akan selalu terdiam dan akhirnya menangis. Sejak saat itu aku tidak pernah menanyakan alasannya lagi dan hanya menuruti apa katanya. Aku yakin itu semua demi kebaikanku.

Hingga pada suatu hari, ibuku mengalami sakit keras. Untuk bangkit dari tempat tidurnya pun ia tak bisa, hari demi hari keadaannya semakin melemah dan bahan makanan di rumah pun semakin menipis. Alhasil, aku pun mengakalinya dengan  mengurangi porsi makanku, namun satu yang membuatku cemas, jika hal terburuk terjadi pada ibuku apa yang harus aku lakukan? aku sangat ingin membelikannya obat diluar sana tapi ibuku sama sekali tidak mengizinkan. Untuk meminta tolong pada tetangga pun juga tak boleh, sekarang aku hanya bisa pasrah.

Di malam yang dingin itu, hujan turun dengan sangat derasnya, ibuku yang tadinya sedang tertidur tiba-tiba terbangun dan memanggilku.

"Yerim.. " sahutnya lemah.

"Iya bu, aku disini.. ada apa?"

"Tolong ambilkan kotak beludru yang berwarna merah di dalam lemari pakaian ibu" titahnya.

"Baik bu"

Dengan segera aku pun membuka lemari yang ibuku maksud. Setelah menyingkirkan beberapa lembar pakaian dari sana, aku pun menemukan kotak yang ibuku maksud.

"Yang ini?"

Ibuku mengangguk lemah.

"Bukalah"

Aku pun perlahan membuka kotak itu dan menemukan sebuah kotak musik yang sangat cantik di dalamnya.

"Ini milik siapa?"

"Milik ibu, itu adalah pemberian dari ayahmu"

"Boleh aku mainkan?" tanyaku dengan antusias.

"Tidak! jangan, ada yang ingin ibu sampaikan sebelum kau memainkannya"

"Apa itu ibu?"

"Tapi kamu harus berjanji untuk tidak menyela perkataan ibu apa pun itu"

"Emm.. iya, aku berjanji" kataku.

"Sebenarnya.. kamu ini bukan sepenuhnya manusia seperti orang-orang yang biasa kamu liat dari jendela kamarmu, itulah mengapa ibu melarangmu untuk berbaur dengan mereka. Ini semua karena ibu, si manusia bodoh yang penuh rasa ingin tau dan begitu nekat. Waktu itu ibu sama sekali tidak tau bahwa ternyata ibu punya kemampuan untuk melihat hal yang tak kasat mata setelah coba-coba melakukan ritual aneh yang menurut ibu tak masuk akal dan membuktikannya, lebih bodohnya lagi ibu malah jatuh cinta dengan salah satu makhluk yang ternyata berbeda dimensi dengan kita, ibu kabur dari rumah dan lama kemudian pada akhirnya kamu pun lahir ke dunia.. Ibu juga tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi tapi itulah takdir.. dan ibu pikir inilah saat yang tepat untuk kembali bersama ayahmu"

"Apa maksud ibu?!" aku menjadi panik seketika mendengar kalimat terakhir yang ibuku katakan.

"Yerim.. kamu sudah berjanji, ibu tak suka dengan orang yang mengingkari janji"

"Maaf bu, tapi ku mohon jangan tinggalkan aku sendiri.. aku tidak mau ibu" gumamku, sebenarnya aku benar-benar syok mendengar fakta yang sebenarnya dari asal usul keluargaku, tapi aku harus menerimanya.

"Tidak, ibu tidak akan meninggalkanmu sebelum ibu memastikan kamu berada di tangan yang tepat"

"Maksud ibu?"

Tangan lemahnya kemudian meraih kotak musik di tanganku.

"Saat ibu mulai memainkan kotak musik ini, disaat itu pula kamu akan masuk ke dalam kotak musik ini dan hingga pada akhir musiknya ibu akan berubah menjadi sosok yang berbeda dan akan mencarikanmu orang yang tepat yang akan menjagamu, itulah yang ayahmu katakan saat memberikan benda ini pada ibu"

"Jadi aku akan menghilang dan masuk ke dalam kotak musik ini? bagaimana mungkin itu bisa terjadi?" sulit bagiku untuk mencerna dengan baik apa yang ibuku katakan.

"Hal-hal yang menurutmu mustahil terjadi, bisa saja terjadi padamu.. Itu sudah menjadi takdirmu. Dulu, menurut ibu keberadaanmu di dunia ini mustahil terjadi tapi nyatanya kini sekarang kau sudah tumbuh menjadi sesosok gadis yang cantik jelita" tangannya terulur mengusap pipiku dengan begitu lembut dan penuh kasih sayang.

"T-tapi.. aku takut ibu, aku tidak yakin apa aku bisa" aku tertunduk lemah, kini perasaanku bercampur aduk.

"Untuk apa kau takut nak.. kamu ini berbeda dengan manusia lainnya, kamu ini istimewa dan jauh lebih spesial dari mereka, penggabungan dua makhluk berbeda ada pada dirimu dan berbagai hal ajaib siap menyambutmu diluar sana.. kau akan hidup dengan jauh lebih baik dari ini, percayalah pada ibu.. bukannya melihat dunia luar adalah impianmu sejak dulu?"

"Itu memang impianku, tapi.."

Ia lalu meraih kedua pipiku dan menatap kedua mataku dengan begitu dalam.

"Kim Yerim.. lihat ibu, kau sudah dewasa dan ibumu ini sudah tua, ibu tidak tau sampai kapan ibu bisa menahan semua ini, jadi sebelum dia menjemput ibu lebih baik ibulah yang lebih dulu menemuinya, jadi ibu mohon tolong turuti keinginan terakhir ibu dan bila nanti kau sudah bertemu dengan manusia pilihan ibu, tolong bersikaplah dengan baik padanya.. tolong dia disaat dia kesusahan, apapun yang terjadi tetaplah bersama dia, tak perlu khawatir soal apa pun itu.. dia akan menjaga dan melindungimu, tetap ingat apa yang ibu ajarkan selama ini, paham?" ucapnya dengan senyum penuh arti diakhir kalimatnya dan matanya yang semakin berair, begitu pun dengan mataku. Aku benar-benar tidak menyangka ini semua akan terjadi.

Perlahan aku pun mengiyakan semua perkataan ibuku dengan mengangguk pelan, dadaku terasa sesak.

Ibuku kemudian beralih pada kotak musik itu dan mulai memainkannya, musiknya perlahan mengalun dengan indahnya. Disaat itu pula kami berpelukan dengan sangat erat, inilah akhir dari kisah hidupku yang terpenjara dan penuh misteri sekaligus saat terakhir bersama ibuku tapi ini juga merupakan awal dari kehidupanku yang baru.

"Ayah dan ibu akan selalu hidup di dalam hatimu, ibu minta maaf bila selama ini ibu selalu bersikap keras padamu nak, ibu sangat menyayangimu.. i love you so much my beautiful angel.. i love you" lirihnya disela-sela tangisnya.

"Ibu tak perlu minta maaf, aku yang seharusnya minta maaf, aku juga sangat menyayang ibu.. i love you too mom, bagiku ibu adalah ibu yang terbaik di dunia"

Itulah percakapan terakhir kami sebelum diriku benar-benar menghilang untuk sementara.

.

.

.

~•🍁•~

Tbc

.
.
.

Terima kasih telah membaca😊

Something Kinda CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang