14

634 99 16
                                    

.

.

Hinata menghela nafas melihat dari kejauhan bahwa tampaknya sakura akan datang kembali kerumahnya.

Hinata benci permasalahan, dan dia tidak mengerti harus berbuat apa di situasinya yang sekarang.

Namun, entah mengapa hinata tak ingin mengalah, baik sakura pun dia tak punya hubungan yang jelas dengan sasuke, hinata tidak melihat bahwa adanya suatu status yang membuat sakura begitu resah pada hubungannya dan sasuke.

Hinata mempercayai sasuke. Itu saja. Ia akan menunggu sasuke dan mengajukan cerai dengan naruto.

"Sakura-san" sapa hinata, masih seramah sejak pertama kali mereka berjumpa.

Sakura tidak menyahut, ia hanya memandang hinata dari bawah ke atas dengan benci.

"Mengapa jalang sepertimu tidak puas hanya dengan seorang lelaki?!"

Alis hinata mengkerut, ia sedikit tertusuk dengan kata-kata itu, tidak mungkin rasanya agak sakit mendengar orang merendahkan harga dirinya seperti itu.

Jalang?

Hinata di didik oleh kedua orang tuanya sebagai wanita terhormat dan bukan sebagai jalang!

"Sakura-san, apa kau merasa tidak keterlaluan dengan ucapanmu?" Hinata mengenggam tangannya kuat hingga buku jarinya memutih, tidak, hinata bukan seseorang yang ingin mencari masalah.

Dia hanya ingin hidup damai.

Tapi juga tak mau diam jika harga dirinya diinjak seperti ini oleh wanita yang bahkan tak mengenal kisahnya.

"Keterlaluan? Bah!" Sakura menyilangkan tangannya di dada, menatap angkuh hinata. "Apakah menurutmu kau tidak pantas dikatai jalang? Wow... tidak sadar diri sekali."

"Sebenarnya apa masalahmu sakura-san?"

Hinata kehilangan kesabarannya, wanita semakin hari semakin menjadi, dan hinata merasa tak mungkin lagi baginya untuk diam sementara sakura terus menyebarkan rumor buruk tentangnya di seluruh pelosok kota.

"Sasuke itu... kau pikir dia mencintaimu?"

Hinata sontak mengangguk dengan mantap atas pertanyaan sakura.

"Hahahahahahhahahhaha." Sakura tertawa terbahak-bahak, ia menatap hinata didepannya dengan senyuman yang amat angkuh.

Seolah mengatakan kepada hinata, kau tidak tahu apa-apa tentang sasuke berhenti mengatakan omong kosong.

"Kita wanita dewasa sakura-san, jika kau keberatan tentang sesuatu katakan dengan jelas." Tegas hinata, sejujurnya ia mulai muak dengan permainan sakura yang tidak tentu arahnya ini, apa sebenarnya yang diinginkan oleh wanita ini? Mengapa terus menganggunya begini?

Apakah tidak bisa mereka memperbincangkan ini baik-baik?

"Jangan kau pikir dia tidak akan membuangmu setelah ini hinata." Sakura mendekat, menatap hinata lekat seperti ular bebisa yang hendak memangsa. "Kau pikir kau istimewa karena sasuke memperlakukanmu dengan baik huuh?"

Hinata mendorong sakura yang semakin mendekat ke arahnya, sakura mundur dengan senyuman lebar yang mengerikan.

"Kau mencintainya?" Tanya hinata, suaranya agak meninggi sementara hinata sendiri berusaha untuk tetap terlihat tenang.

Sakura menggigit kuku jari telunjuknya sensual, ia menghela nafas, dengan anggunnya mengibaskan rambut merah mudanya yang cantik.

"Iya, aku yang pertama ada di hatinya." Ucap sakura percaya diri.

".... apa kau tidak menyukaiku karena sasuke memandang aku?"

Tangan sakura hampir saja melayang dan mendarat di wajah hinata, tapi entah darimana dan sejak kapan, ino ada disana menangkap tangan sakura dengan ekspresi yang dingin.

"Sakura... hentikan." Lirih ino, ia tidak tahan melihat sakura mempermalukan dirinya sendiri seperti ini.

Sakura lebih dari ini sejujurnya.

"Lepaskan aku! Biarkan aku memberinya pelajaran!" Sakura berusaha untuk mencengkram hinata dengan kuku-kukunya yang tajam, sedikit lagi, hampir sedikit lagi kukunya itu akan menggores wajah wanita yang telah merebut impiannya.

"Sakura!!!" Teriak ino, mendorong sakura hingga sakura terhuyung-huyung ke belakang hampir terjatuh.

"JANGAN IKUT CAMPUR!!!" bentak sakura.

Ia berusaha menyeimbangkan tubuhnya kembali dan mengatur nafas sementara ino menatap temannya kecewa.

"Kau lebih dari ini..." lirih ino, "jangan merendahkan dirimu lagi, kumohon..."

"haaahhhh????!!" Sakura mendorong ino kuat hingga ino terjatuh di tanah.
"Kau berada di pihaknya?!!"

Ino meringgis, "aku hanya merasa perbuatanmu salah..."

Sakura tertawa, lama ia tertawa terbahak-bahak sendirian sebelum terdiam dan menghela nafas, tersenyum licik ke arah ino dan hinata.

"Baiklah... kita lihat pihak mana yang akan bertahan kalau begitu."

.....



"Wah... pesta kecil-kecilan nanti malam akan menyenangkan."

Shion tersentak, ia sedang melamun memandang sungai dihadapannya ketika suara bariton rendah itu menyapanya.

"S-sasuke-san??? Kenapa ada disini??"

Sasuke terkekeh, "kau tidak dengar ya, pihak kita dan pihak sebrang telah berdamai dan bersepakat untuk bersekutu dengan kata lain tak ada perang."

Shion menghela nafas bersyukur, jika memang pihak sebelah menginginkan perang, wilayah mereka-lah yang akan jadi korbannya, bisa-bisa untuk makan pun nanti kesulitan setengah mati.

"Shion malam ini akan ada pesta, orang-orang akan berkumpul dan mereka merayakan perdamaian ini." Sasuke menyeringai, "tentu kau akan ada disana bukan?"

Shion mematung, ia merasa agak tidak enak hati atas kejadian lalu. Apalagi sikap naruto padanya semakin mendingin...

"Kau ingin menyia-nyiakan kesempatan ini??" Sasuke duduk disebelah shion, sedikit menjaga jarak. "Bukankah menyenangkan memperkenalkan dirimu sebagai kekasih pahlawan seperti naruto?"

Shion mengernyit, mengingat bahwa naruto pernah mengecamnya. "Naruto tidak suka ide itu..."

Sasuke tertawa, "bukannya tidak suka..."

Shion menatap sasuke, menunggu kata-kata yang akan keluar dari pria tampan misterius di sebelahnya.

"Naruto itu hanya tidak siap memperkenalkanmu pada kami." Sasuke tersenyum tipis. "Siapa yang tidak bangga mempunyai kekasih yang manis dan ceria sepertimu?"

Pipi shion memerah seketika mendengar pujian dari sasuke, gawat, sasuke memang berbahaya, karena jantungnya seketika langsung berdegup kencang.

"B-berarti...!!!"

Sasuke menjentikkan jari, "kau harus mempersiapkan dirimu dengan baik malam ini, hingga naruto pun tidak dapat mengelak lagi."

"A-apa yang harus ku lakukan???" Shion menanggapi terlalu bersemangat, gadis nan lugu sepertinya selalu mudah dipengaruhi.

Senyum sasuke melebar, "dengarkan aku ya..."


......



TWOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang