2

991 123 16
                                    

Hinata membuka matanya perlahan, membiasakan retinanya dengan cahaya yang masuk ke matanya.

Kepalanya sedikit pening dan sakit? Tunggu dulu... kapan ia tertidur???

Hinata perlahan lahan beranjak untuk duduk, ia baru sadar bahwa ia terbaring di sofa.

Wait a minute...

Ia seharusnya pagi tadi bersama-

"...."

Sasuke yang menatapinya, membuat hinata mati kutu. Bagaikan bertemu setan, hinata memundurkan dirinya sendiri dengan cepat dengan nafas memburu.

Ia tidak main-main, aura sasuke itu benar benar menyeramkan.

"Cih gara-gara menjagamu, aku harus meninggalkan klinik dan melewatkan jam makan siang." Oceh sasuke, tapi wajahnya masih datar dan keren.

Hinata menarik nafas, jangan salahkan dia berpikir bahwa sasuke keren. Cowok seperti sasuke bukankah memang tipe cowok keren?

Kalau suaminya sih... tipe cowok bobrok yang asik.

Maybe...

"Gomenasaii!!!" Hinata menundukkan kepalanya, namun seketika itu juga ia mengaduh. Kepalanya sakit.... seakan akan baru saja terbentur....

Tunggu!!!

Hinata baru sadar! Kepalanya diperban!

....gara-gara benturan tadi pagi ya?

Hinata menggigit bibir, malu! Ia pasti menyusahkan sasuke! Pasti!!! Sasuke pastilah orang yang merawatnya! Apalagi pekerjaan pria ini kan adalah sebagai dokter!

"Yasudah kalau begitu, aku akan kembali." Pamit sasuke.

"Tu-tunggu!!" Sergah hinata mencegat sasuke.

Sasuke memicingkan mata melirik hinata, hinata sempat takut akan itu. Tapi dia tidak ingin berhutang budi dan mengabaikan orang yang telah menolongnya begitu saja.

"Aku akan bayar perawatan ini..." kata hinata pelan, ia menyembunyikan jari-jarinya disaku. Gugup sekali...

Sasuke menatap hinata sepersekian detik, lalu tampak seperti berpikir sebentar.

"Ku rasa tidak perlu." Jawab sasuke enteng.

Lagipula sasuke juga merasa tidak rugi, entah mengapa?

"Ku mohon! Biarkan aku membalas kebaikanmu!"

Hinata sangat yakin ia telah memberanikan diri, namun masih saja rasanya jantungnya berdegup kencang tak karuan.

Sasuke menghela nafas, ia tidak menyangka istri sahabatnya yang kelihatan pendiam dan penurut ini agak keras kepala.

"Kalau begitu..." sasuke kebetulan melihat jam dinding di ruang tamu, sudah saatnya makan siang. "Kau bisa membuatkan aku makan siang."

Hinata mengangguk antusias, memasak adalah satu keahliannya. Lagipula, ia yakin ia bisa memasak sesuatu yang enak untuk sasuke.

"Mm... uchiha-san ingin makan apa?"

"Yang ada tomat." Jawab sasuke singkat. Sasuke sendiri memutuskan untuk duduk di ruang tamu. Menyamankan diri sendiri. Well, ini bukanlah kedatangan pertamanya dirumah naruto. Atau bisa dibilang rumah pemberian ayah hinata.

Rumah ini cukup nyaman dan minimalis, serta terawat. Tentu saja pasti hinata yang merawatnya, sasuke bisa melihat hinata memasak dengan cekatan sekali dari sini. Ruang tamu dan dapurnya terhubung, jadi sasuke pun dengan leluasa dapat melihat hinata melakukan pekerjaannya. Dan ya, dia tampak hebat.

TWOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang