『Guard』

132 31 8
                                    

"Selamat pagi tuan putri."

"Hmmm."

"Tidur anda nyenyak?"

"Tidak."

"Kenapa? Apa ada yang menganggu?"

Aku melihat kearah Daniel dengan malas. Dia tampak mengkhawatirkanku... lagi. Tidak ada ekspresi lain selain itu tiap kali berhadapan denganku. Padahal kalau dengan orang lain dia cukup ekspresif, huh.

"Kamar itu panas sekali. Aku seperti tidur di neraka."

Jujur saja, aku baru bisa tidur setelah 2 jam berbaring diatas kasur. Di dalam pengap sekali. Apalagi aku pakai gaun. Lalu begitu bangun pun sekujur tubuhku jadi basah karena keringat. Sebenarnya setelah itu aku ingin langsung mandi, tapi aku tidak punya pakaian lagi. Kalau pakai gaun yang sama kan sudah bau keringat.

Jadi aku pun langsung buru-buru mencari Daniel sebelum dia berangkat ke istana untuk meminta bantuan. Ternyata dia sekarang sedang memasak sesuatu di dapur. Mikail? Masa bodoh dia dimana, tidak peduli. Padahal dia tuan rumah, harusnya dia yang memasak untuk tamu.

Dan juga... kenapa aku masih ada disini?! Aku mau balik ke dunia asliku tau! Siapapun orang yang telah menyeretku kesini, terkutuklah kau!

"Astaga tuan putri. Kenapa tidak memanggil saya kalau kepanasan?"

"Kenapa aku harus memanggilmu?"

"Apa anda juga lupa dengan sihir saya?"

Sihir Daniel... api kan? Apa maksudnya dia mau membuatku makin gerah?!

"Kau mau membakarku?" tanyaku sinis.

Daniel berjalan mendekatiku. Dia kini memakai celemek, lucu sekali.

"Sepertinya anda lupa ya... saya juga bisa melakukan ini."

Setelah mengatakan itu, Daniel memegang kedua bahuku dan seketika seluruh tubuhku jadi dingin.

Wah... apa ini? Aku langsung segar!

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku antusias. Rasanya moodku langsung meningkat begitu saja.

"Saya hanya menyalurkan energi sihir saya pada anda." Daniel menjawab sambil tersenyum sopan.

"Aku masih tidak paham. Bukannya sihirmu api?"

"Saya pengguna sihir energi. Jadi saya bisa menyerap dan mengeluarkan energi." jelasnya.

Tanpa sadar aku menganga. Berarti kemarin saat aku basah kuyup dan bisa kering dalam sekejap itu karena sihirnya? Waw! Aku tidak menyangka akan mengalami dan melihat hal sefantasi ini!

"Coba keluarkan apimu seperti kemarin!" pintaku dengan semangat. Aku tidak tau kenapa bisa se-excited ini. Padahal aku sudah banyak melihatnya kemarin.

"Tuan putri mau lihat?"

Aku mengangguk tidak sabar.

Daniel pun menghadapkan telapak tangannya keatas lalu sepercik api tiba-tiba keluar. Semakin besar... semakin besar... dan

tiba-tiba redup? Apa apaan ini?!

"Eh?" Reaksi Daniel juga kaget. Huh. Aku kira dia sengaja.

"Maaf tuan putri, sepertinya energi panasnya habis. Sebentar saya isi ulang dulu."

Isi ulang?

Aku langsung melotot melihat Daniel menyalakan kompor dan menaruh tangannya disitu.

"ASTAGA APA YANG KAU LAKUKAN DASAR BODOH!"

1. 𝕷𝖔𝖛𝖊𝖗 𝕶𝖎𝖑𝖑𝖊𝖗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang