『No Mercy』

121 32 9
                                    

GILA. INI GILA. AKU SUDAH MEMBUAT KESALAHAN BESAR. SELAMAT TINGGAL SEMUA. SEBENTAR LAGI AKU AKAN MENEMUI AJALKU.

Aku baru memakai tubuh Mikayla dua hari untuk bertahan hidup. Tapi aku tidak menyangka akan mati sekarang. Nasibku sial sekali.

Sekarang masih hening. Gyu sama sekali belum merespon apa-apa soal gigitanku. Disaat seperti ini harusnya aku minta maaf. Tapi dengan bodohnya aku malah menutup mataku dengan kedua tanganku seperti orang habis lihat hantu.

"Sejak kapan kau jadi agresif seperti ini?"

Pertanyaan macam apa itu? Aku kira dia akan memarahiku atau memukulku. Ini benar-benar diluar dugaan.

Aku pun mengintip dibalik sela sela jariku ingin melihat ekspresi apa yang dipasang pria itu sekarang. Tatapannya padaku masih sama. Tajam dan mematikan.

"A-aku..."

Tidak. Aku tidak boleh minta maaf. Toh aku tidak salah. Aku yang diculik disini! Dan gigitan itu adalah bentuk pemberontakanku pada orang yang telah menculikku.

"Turunkan aku." pintaku tegas. Aku memberanikan diri membalas matanya dengan lebih tajam. Hal itu membuatnya menyeringai.

"Kau benar-benar menguji kesabaranku daritadi." ucapnya dengan nada sarkas, kemudian menjilati bibir bawahnya di bagian yang tadi aku gigit.

DEG.

Melihat itu jantungku tiba-tiba berdebar dengan sangat kencang. Aneh. Kenapa ini? Rasanya seperti mau meledak.

Aku terlalu larut dalam kebingungan pada debaran jantungku hingga tak sadar Gyu sudah menurunkanku. Namun tanganku masih ditahan olehnya. Aku tidak dibiarkan kabur begitu saja. Tapi atas dasar alasan apa?!

"Apa maumu?"

"Kau sedang apa disini?"

"Apa urusanmu?"

"Semua tentangmu adalah urusanku. Bukannya aku sudah pernah bilang?"

Astaga. Hanya kata-kata saja aku bisa merasa seberdebar ini. Tapi anehnya aku merasakan debaran lain. Sensasi debarannya berbeda. Seperti ada perasaan orang lain yang menguasai tubuhku. Apa itu dari Mikayla? Dia bilang dia bisa mendengar apa yang aku dengar sekarang, kan? Mungkin saja itu memang reaksinya.

"Kau lupa ya? Aku sudah bilang aku bukan Mikayla."

"Aku tau."

"Kalau sudah tau kenapa masih menculikku seperti ini?"

Ini aneh. Aku ingin membentaknya, tapi kenapa rasanya tidak tega? Seperti ada yang menahanku dari alam bawah sadarku. Aku tidak diceritakan kalau Mikayla juga bisa mengendalikan emosiku seperti ini.

"Dimana dia sekarang?"

"Siapa?"

"Mikayla. Dimana dia."

Kenapa Gyu sebegitu inginnya bertemu dengan Mikayla? Di satu sisi aku bisa melihatnya sebagai pembunuh yang sedang mencari targetnya yang suka kabur, tapi di sisi lain aku melihat maksud lain yang mengganjal.

Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua ini. Dan juga hubungannya dengan Taehyun. Soal mengkhianati juga. Semuanya masih tanda tanya jadi aku tidak boleh merespon dengan asal.

"Aku tidak tau-eh?!"

Tiba tiba Gyu menyudutkanku ke tembok. Dia menekan kedua bahuku kasar.

"Kau. harus. tau." Kata-katanya sangat penuh penekanan sampai membuatku ikut tertekan. Barusan dia maksa?!

"Apa apaan kau? Lepaskan!" Aku menepis tangannya. Tangannya memang sempat tertepis, tapi dia lagi-lagi memegangku dan menarikku mendekat.

Jantungku deg2an lagi! Cih. Aku benci sekali karena wajahnya mirip Beomgyu. Aku jadi suka salting tanpa sadar walaupun itu bukan kemauanku.

1. 𝕷𝖔𝖛𝖊𝖗 𝕶𝖎𝖑𝖑𝖊𝖗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang