『Betrayal?』

130 35 10
                                    

Rasanya aku seperti ingin jatuh sekarang juga. Kakiku lemas sekali. Aku bahkan tidak bisa merasakan detak jantungku lagi. Sekujur tubuhku sangat gemetaran tanpa bisa kuhentikan.

Walau begitu tanpa sadar aku berlari dengan lungai kearahnya, bahkan beberapa kali hampir tersandung. Setengah hatiku berharap kalau warna merah yang aku lihat dari jauh ini adalah hal lain. Tapi semakin dekat, aku bisa semakin jelas melihat kalau warna merah itu terlihat segar mengalir dengan deras dari sudut bibirnya.

"Uhuk... Huk!!!"

Daniel batuk! Dia masih sadar!

"Dan.. daniel..!?"

Aku berjongkok didepannya. Kulihat pria itu berusaha keras untuk mendongakkan kepalanya kearahku.

"Tuan putri... Maafkan saya..."

Minta maaf lagi! Kenapa harus kata-kata itu yang ia bicarakan pertama kali sih?

"Untuk apa minta maaf padaku? Siapa yang melakukan ini padamu?!"

"Tuan... putri... pergilah saja dari.. sini.."

Ditanya apa jawabnya apa!

"Aku tidak mau. Cepat jelaskan kenapa kau jadi begini!"

"Disini bahaya... Tuan putri.. shhh akh!"

Aku panik karen Daniel tiba-tiba meringis kesakitan. Saat kulihat kebawah, tangan kirinya sedang menutupi perut bagian kirinya. Dan tangannya itu benar-benar merah semua.

Apa jangan jangan perutnya terluka?!

Bau anyir darahnya sangat menyengat, membuatku mual dan pusing secara bersamaan. Selain itu aku juga merasa ngilu sendiri. Panik, khawatir, kesal, bingung, semuanya benar-benar campur aduk. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang lemah melihat darah. Tapi kalau sudah sebanyak ini, tentu saja siapapun yang melihatnya pasti lemas.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?! Siapapun tolong bantu aku berpikir!

"Tuan putri... Tolong pergi saja dari sini.."

Tiba-tiba aku teringat waktu Steve menyuruh Mikayla untuk pergi saja meninggalkannya. Aku baru sadar, ternyata kedua situasi ini agak mirip. Dan tentu saja aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama seperti Mikayla!

Kalau aku meninggalkan Daniel, dia bisa mati! Lalu apa gunanya aku disini?

Pokoknya pertama-tama, aku harus membawa Daniel keluar dari sini dan menyembuhkan lukanya.

"Kai, bantu aku...- OH IYA MIKAIL!!!"

Tiba-tiba aku berteriak tanpa sadar. Aku baru ingat sesuatu! Benar! Mikail kan bisa menyembuhkan luka dengan sihirnya!

Aku pun menoleh kebelakang untuk menyuruhnya kesini. Tapi ternyata dia sudah berdiri di sebelahku dengan ekspresi terganggunya.

Aku langsung menatapnya memohon. Namun belum juga membuka mulut untuk meminta tolong, pria itu mendengus. "Hhh... Kalian berdua benar-benar merepotkan." Lalu ia mulai berjongkok dan menarik lengan bajunya.

Eh? Dia mau? Padahal tadi aku ingin menawarinya untuk menambah permintaan lagi.

"Tidak... Jangan sembuhkan saya..."

Emosiku langsung naik begitu melihat tangan kanan Daniel menahan tangan Mikail yang baru saja ingin menyingkirkan tangan kiri Daniel yang menutup lukanya.

Baru saja aku ingin membuka mulut untuk mengomelinya, dia berbicara lagi.

"Lebih baik... pergi saja... Se...semua pasukan nomercy sebentar lagi... datang kesini.. karena mereka tau saya akan.. membebaskan Steve... Kak Hael..-"

1. 𝕷𝖔𝖛𝖊𝖗 𝕶𝖎𝖑𝖑𝖊𝖗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang