『Danger』

143 16 9
                                    

"Ini aku, Beomgyu."

...

"Aku tau setelah ini kau akan menganggapku gila. Tapi kalau kau kenal atau memiliki hubungan dengan yang namanya Shin Seorin, bisakah kau bilang padanya untuk bangun?"

...

"Haaah... Tapi kau benar benar mirip sekali dengannya... Mungkin saja kau memang Seorin. Tapi karena ini mimpi jadi ada kemungkinan kau tidak mengenalku."

...

"Oh ya sepertinya kita sudah jauh dari mereka. Aku akan menurunkanmu."

...

"Sebenarnya ketiga orang yang tadi itu juga ada di dunia nyata dan mereka itu teman baikku. Tapi bisa-bisanya disini mereka menyebalkan begitu. Yaaa walaupun memang tiap hari sudah menyebalkan sih..."

...

"Seorin-ah... Ah maksudku Mikayla. Hei...?"

...

"Hei...."

SRETT..

Aku langsung mundur setelah tangan hangat pria didepanku tiba-tiba saja menyentuh pipiku.

Ini reflek. Aku terlalu... tidak tau harus berbuat apa.

Manusia didepanku sekarang ini... adalah Gyu Akebene dengan jiwa Choi Beomgyu..

Aku sama sekali tidak pernah berpikiran kalau hal ini akan terjadi.

Beomgyu ikut terjebak bersamaku disini. Entahlah itu hal yang harus kusenangi atau justru kukhawatirkan.

"Hahh, baiklah. Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu. Tapi tolong jangan menghindariku."

Hei... aku bukan bermaksud menghindarimu. Hanya saja sekarang ini aku benar-benar tidak tau harus bereaksi apa. Isi kepalaku mendadak nge-blank begitu kau menyatakan diri sebagai Beomgyu.

Sebenarnya keyakinanku masih antara percaya dan tidak percaya. Bisa jadi semua keanehannya yang tiba-tiba itu disebabkan karena percampuran dunia ini dengan dunia asliku yang makin tidak terkontrol. Ah... tapi dia terlalu mirip Beomgyu. Bahkan kalau saja luka goresan di bawah mata kirinya itu tidak ada, mungkin saja aku akan sepenuhnya percaya kalau dia memang Beomgyu yang kukenal.

Aku yang daritadi hanya memandang kosong ke tanah akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku. Baiklah.. Untuk saat ini, aku akan tetap menganggapnya Gyu sampai mendengar penjelasan dari Mikayla.

"Kenapa kau membawaku?" Akhirnya aku mengeluarkan suaraku.

"Menjauh dari ketiga orang tadi, tentu saja." ia menjawab dengan mantapnya. Sangat penuh percaya diri. Ekspresi bangganya itu seakan mengungkapkan kalau yang ia lakukan itu adalah hal yang benar.

"Padahal yang seharusnya aku jauhi itu kau."

Raut 'senang' lelaki itu langsung meluntur begitu aku mengucapkan kalimat tersebut. Tapi anehnya, reaksinya malah lebih terlihat kebingungan. Sangat jauh dari perkiraanku.

"Apakah peranku disini berbahaya bagimu?"

Dengan mata yang bersinar hijau itu, ia menatapku lekat, sambil sesekali berkedip, tampak menanti jawaban dariku. Ah. Dia seperti anak kecil. Kalau sikapnya terus 'selembek' ini, bisa-bisa kewaspadaanku padanya menurun tanpa kusadari. Aku harus ingat bahwa mau bagaimanapun sifatnya, fisik aslinya tetaplah dimiliki oleh Gyu Akabene yang selalu berucap akan membunuhku tiap kali bertemu.

"Iya. Kau bahaya. Jadi berhentilah bersikap seperti Beomgyu dan mencoba merayuku karena itu percuma. Aku tidak akan jatuh oleh tipu muslihat sampahmu."

Oh... tentu saja aku tidak mengatakan itu dengan lantangnya. Memang sih itu adalah kata-kata yang ingin aku ucapkan padanya. Tapi aku memutuskan untuk mengikuti alur permainannya dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1. 𝕷𝖔𝖛𝖊𝖗 𝕶𝖎𝖑𝖑𝖊𝖗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang