pesawat

28 3 0
                                    


Di dalam kamar yang bersih rapi, terdapat seorang gadis yang satu kakinya dirantai  gadis itu, tak pernah keluar dari kamar itu karena rantai yang terikat di kakinya tak mencapai pintu, rantai itu panjangnya hanya mampu membawanya ke kamar mandi yang ada di kamar itu, tak ada satupun benda tajam yang di tinggalkan disitu karena gadis itu mempunyai penyakit yang dapat melukai dirinya sendiri, didepan kamar terdapat 2 orang Persia yang menjaganya dari luar.

Gadis itu tak lain ia lah Ara, Kim ara yang diculik (?) Oleh Kim jae Wook. Orang yang dulu semasa kecil pernah bertemu dengannya di taman kota dimana ia diculik.

  Dia sudah mulai terbiasa disana, menangis di atas ranjang seharian, sesekali ia merasakan bahwa penyakitnya kambuh namun apa dayanya iya tak bisa berbuat apa apa. Memohon pun tak ada gunanya.

Ceklek 

Pintu terbuka menampakkan seorang pria tua, yang berjalan kearahnya mengenakan kemeja rapi.

"Ra hari ini kita akan pergi ke luar negeri." Ujar orang itu yang tak lain jae Wook

"Ara engak mau paman"lirih Ara

"Percuma kamu menolaknya." Ujar jae Wook

Ia mendekat lalu menutup hidung Ara mengunakan saputangan yang ia berikan bius sebelumnya, Ara berusaha untuk menolaknya namun apa daya tenaganya Tak sebanding dengan jae Wook. Tak lama setelah itu Ara pun mulai kehilangan kesadarannya.

  "Yoo seung ho, Choi Minho kemari lah." Ujar   jae Wook

 
"Siapkan mobil, kita akan pergi dari sini menuju bandara, dan kau Minho bawa gadisku itu kemobil, ada yang harus ku hubungi terlebih dahulu." Ucap jae Wook seraya pergi dari kamar itu

Disisi lain

  Keluarga Ara sedang sarapan, ya mereka tak boleh sampai lupa untuk mengisi tenaga mereka bukan, walaupun mereka masih gelisa memikirkan bagaimana cara merebut Ara kembali dari tangan jae Wook. Setidaknya untuk saat ini Ara masih aman, ditambah lagi polisi dan anak buah Haechul tengah mengintai jae wook. 

  Ruang makan penuh dengan bunyi tabrakan antara piring dan sendok, tak ada lagi suara yang berada diruangan itu. Semuanya terlalu sepi.

  "Iya" ucap Haechul saat mendapatkan telpon dari sebrang sana

  "apa!, Kenapa baru memberi tahu saya sekarang." Pekik Haechul yang membuat seisi ruangan menihatnya

  "Baiklah saya kesana sekarang." Lalu telpn itu terputus.

   Haechul mengucap wajahnya dengan kasar.

  "Appa?" Panggil haechan.

  "Dengar, kalian semua siap-siap kita harus secepatnya pergi ke bandara Incheon." Perintah Haechul.

  "Buat apa?" Tanya Mark bingung.

  "Ara akan dibawa jae Wook pergi ke Australia, dan penerbangannya setengah jam lagi."

    Setelah mendapat jawaban dari haechul merek bergegas menuju bandar Incheon. Dengan mengunakan kendaraan mereka masing-masing.

    45 menit yah merka tiba di Incheon dengan terlambat karena jalan yang macet. Pesawat yang Ara tumpangi telah terbang tinggi diangkasa. Dengan rasa yang penuh dengan penyesalan.

   "ARAAAA"

   "RA KEMBALI"

   "HIKS....RA"
  
  
    Setelah pulang dari bandara Incheon mereka pulang keruamh dengan perasaan yang penuh dengan penyesalan. Jika kalian bertanya mengapa mereka tidak menyusil. mereka ingin sekali menyusul namun pesawat menuju Australia sudah tidak ada lagi, karena pesawat yang tadi Ara tumpangi adalah pesawat terakhir.
 
    Mereka berdiam diri di ruang tengah,  tak ada satupun yang ingin membuka suara mereka. Sampai yuta menyalakan televisi karena menurutnya sunyi itu menyebalkan.

  "Topik utama hari ini pesawat penerbangan menuju Australia telah hilang kontak setelah 3 menit lepas landas dari bandara Incheon, selanjutnya kita pindah menuju berita selanjutnya terjadinya kebakaran di daerah....,"

Seperti tersambar petir  mendengar berita itu, mereka semua langsung membuka handphone mereka dan mencari informasi dari berita itu. Jujur sekarang mereka benar benar khawatir. Bagaimana nasib Ara sekarang.

   

  

 
Jangan lupa vote and comend.

 

 

The Last /Nct 127 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang