"Gimana ketemu engak." Tanya jungwoo pada jaemin
"Engak bang."
"Lu ren "
"Engak juga bang"
"Akkhggg Sial"
Hari sudah semakin larut namun mereka belum juga menemukan satu pun pentujuk
"Win kayanya kita harus kasih tau abangnya lain dan appa." Ujar Mark
"Hah...yaudah kamu kasih tau Abang yang lain dan kamu Chan kamu kasih tau appa." Printah winwin yang dibalas anggukan dari yang lain.
Rumah
"Bagaimana bisa hah!"
"Kalian pada kemana"
"Jaga adek kalian aja engak bisa"
Marah appa kepada ke 10 anaknya itu, bagaimana bisa mereka sampai kecolongan. Untung saja dia hanya di Busan bukan di Amerika jadi bisa lebih cepat sampai kerumah setelah haechan memberi tahunya bahwa Ara diculik.
Mereka semua berkumpul di ruang tengah, jam sudah menunjukan 3 pagi namun belum ada kabar satupun dari Ara.
"Appa, kita lapor ke polisi aja." Ucap taeyoung memberanikan diri
"Okay, kamu lapor ke polisi Sam winwin karena dia yang di hubungi terakhir oleh Ara, biar dia yang memberikan keterangan disana." Balas appa
Setelah itu tak ada lagi dari mereka yang membuka suara, mereka semua sedang berpikir bagaimana keadaan Ara saat ini.
Disisi lain ditempat yang sunyi dan gelap ah disini juga sangat pengap sehingga membuat siapapun yang berada disana kesulitan untuk bernapas.
Kepala Ara sangat pusing, rasanya kepalanya ingin pecah, ia dengan perlahan-lahan membuka kedua matanya kemudian mengitari sekeliling, tidak ada cahaya sedikitpun sangat gelap dan pengap.
"TOLONG "
"SESEORANG TOLONG"
"TOLONGIN ARA HIKS..." teriak Ara, sungguh ia sangat susah bernapas.
Ditambah lagi ia diikat di kursi dan itu membuat ia kesakitan.
"TOLONG BANG WINWIN."
"Hiks...EOMMA....."
Tiba-tiba Saja seseorang menyalakan lampu membuat Ara menutupi kedua matanya karena silau. Orang itu berjalan mendekat kemudian berjongkok didepan Ara, secara perlahan-lahan Ara membuka matanya .
"Hai, masih ingat sama saya? " Ucap orang itu
"Paman jae Wook" ucap Ara kaget
"Wah ternyata kamu masih ingat sama paman." ucap jae Wook
"Paman lepasin Ara ini sakit" pinta Ara
"Nanti akan paman lepas, dengan satu syarat kamu harus ikut paman ke Australia." Tawar jae Wook
"Engak, Ara mau disini sama,appa abang- Abang, dan teman Ara disini, Ara engak mau pergi." Tolak Ara
"Hah.. asal kamu tau ya sayang, mereka tidak menyayangimu dengan sungguh-sungguh, mereka hanya kasihan padamu." Ujar jae Wook
"Engak, bang winwin sayang banget sama Ara, Abang yang lain juga" bela Ara
"Plis paman Ara mau pulang, besok Ara harus kerumah sakit." Lanjut Ara
"Engak bakalan, Ra kamu ikut paman aja disana kamu akan sembuh total disini kamu udah berobat selama 3 tahun tapi kamu belum juga sembuh " ucap jae Wook
"Engak mau hiks paman Ara mohon." tolak Ara
Jujur Ara masih bingung bagaimana paman nya itu bisa tau bahwa ia sakit, bagaimana ia tahu kalau ia sudah menderita selama ini, setau Ara pamannya itu tinggal di Amerika.
"ENGAK AKAN PERCUMA KAMU NANGIS DUA HARI LAGI KITA AKAN PERGI DARI SINI, TANGISAN KAMU ENGAK AKAN BERPENGARUH SAMA SAYA." Bentak jae Wook dan membuat Ara takut
"Dengar yah, kamu harus membayar semuanya, appa mu telah menjualmu padaku." Ucap jae Wook sambil mengelus rambut Ara pelan
"ENGAK, engak mungkin appa engak mungkin gitu."ucap Ara tak percaya bagaimana bisa seorang ayah tega menjual putrianya sendiri.
"Ahh apa kah aku harus memberi tahukan semuanya padamu dan alasan mengapa eomma mu meninggal."ucap jae Wook sambil berpikir memancing Ara
"Hah maksud paman apa?"
Jangan lupa vote and comend
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last /Nct 127 [Complete]
Fanfic"lo itu bukan siapa-siapa di rumah ini jadi lo engak udah sok peduli sama kita. " "lo tuh nya dasar anak pembawa sial." "lo tuh gak ada gunanya sama sekali." "mati aja lo sana. " Apa salah aku sama kalian apa aku mati aja yah biar abang- abang en...