Selamat membaca^^
***
"Berisik!" teriak Alexa saat mendengar suara terompet tepat di samping telinganya.
Alexa bangun terduduk dan merampas terompet kecil yang ditiup Tara, sahabatnya itu dan membuangnya ke sembarang tempat. Menatapnya tajam dengan perasaan yang sangat amat kesal.
"Situ tidur kaya kebo aja, ngga bangun-bangun" sindir Tara cengengesan. Gadis itu tidak takut sedikitpun dengan pelototan temannya itu.
"Isss, kamu nyebelin" Alexa melempar bantal di dekatnya pada wajah Tara.
"Aku mau nagih utang penjelasan dari kamu" ujarnya melempar bantal yang mengenai wajahnya dengan asal.
"Penjelasan apa?" tanya Alexa mengangkat kedua alisnya.
Tara memutar bola matanya malas "kamu tumben nginep, pasti ada masalah, kan?"
Alexa berdecak kesal saat mengingat kejadian semalam, sewaktu ia melempar Rafael ke luar dari rumahnya. Karna merasa tidak bisa tidur ia pun mengungsi ke tempat tinggal Tara.
" jadi gini... " Alexa mulai menceritakan dari awal sampai ahir, Alexa tak menambahkan ataupun mengurangi ceritanya, hingga ceritanya selesai.
"Hahahh, serius dia nyium kamu" tawa Tara meledak detik itu juga. "Terus, nikmat ga"
"Isss, ngga usah ketawa" Alexa memukul kepala tara dengan guling di dekatnya.
Tara berusaha mengontrol tawanya agar tidak meledak lagi, tetapi sulit, justru kepalanya saat ini membayangkan apa yang Alexa jelaskan tadi, hingga tawanya kembali mengalun renyah di dalam kamar itu.
"jadi, itu ciuman pertamamu?" Bukan pertanyaan yang Alexa dengar, tetapi ledekan.
"hm"
***
Hari libur ini, Alexa memilih jalan-jalan keliling kota untuk memotret sesuatu yang membuatnya tertarik dan merasa tidak bosan.
Memakai kaos putih lengan pendek dibalut jaket hitam kebesaran, memakai celana di atas lutut. Rambutnya di kepang satu ke samping dan diikat karet gelang yang di selipkan di bibirnya. Jangan lupakan juga sepatu putih adidasnya.
"Sempurna" ujarnya bangga melihat dirinya di pantulan cermin.
Alexa mengambil tas yang berisikan cameranya dan turun ke lantai dasar dengan lift. Lalu berjalan ke arah taman kota.
***
Alexa memotret banyak hal, dari mulai balon, bangku taman, anak kecil yang sedang menyebrang jalan, hingga lampu merah.
Merasa sudah puas berjalan-jalan alexa memilih mendudukan dirinya di bangku pinggir trotoar dan melihat-lihat hasil bidikannya tadi. Menghapus beberapa foto yang menurutnya kurang bagus.
Sedangkan di sebrang jalan, di dalam cafe coffe, Rafael duduk di sudut dekat jendela sambil menyesap kopinya. Saat matanya menatap jalanan, Rafael memicingkan matanya, mencoba mempertajam penglihatannya.
Tak lama sebuah lengkungan tercipta di sudut bibirnya. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak di meja dan memotret Alexa yang sedang tersenyum menatap camera yang ada di tangannya.
Rafael memandangi wajah Alexa yang ada di layar ponselnya dengan senyuman. Lalu tatapannya menatap kembali alexa yang masih berada di bangku taman.
Hingga tak sadar jika teman-teman nya sudah berada tepat di belakangnya dan menatap satu sama lain, tersenyum penuh arti saat tahu kemana arah tatapan Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend [TAMAT]
General FictionAlexa Diamon Rose. Gadis yang menjadi incaran seorang Rafael Adelio Raharja, seorang yang tak mengenal kata penolakan merasa tertantang karna ditolak oleh seorang gadis yang tak sengaja ia tubruk di tengah jalan. Perasaan nyaman dan debaran yang ra...