***
Puk!
Prang!
Alexa mengernyitkan keningnya dan membuka matanya saat mendengar suara benda jatuh yang pecah dan suara suara lainnya berisik lainnya.
Saat matanya, Alexa menemukan sosok Rafael dengan celemek hitam dan sedang berkutat dengan alat-alat masak di sudut ruangan sana.
Lelaki itu mesih memakai kemeja putih dengan lengan yang digulung hingga siku. Sedangkan jas kerjanya beserta laptop dan kertas yang belum di susun masih berserakan di atas meja kecil.
Jika bisa bangun, ingin sekali Alexa membereskan kamar itu untuk, setidaknya terlihat rapih sedikit.
Dan lagi. Sedang apa pria itu?
"Rafael"
Rafael langsung menoleh saat mendengar suara pelan yang memanggilnya.
"Sayang, kau sudah bangun. Tunggu sebentar ya. Buburnya sebentar lagi matang"
Alexa hanya memperhatikan saja. Rafael sedang memunguti pecahan mangkuk yang pecah di dekat kompor.
Tak lama, Rafael menuangkan bubur yang ada di panci kedalam mangkuk yang baru. Lalu memlepas celemek nya dan berjalan kearah Alexa.
"Ini, bubur special yang aku buat untukmu"
Alexa terkekeh melihat kelucuan Rafael saat menyerahkan mangkuk itu padanya. Untung saja tepat tidur Alexa sedikit diangkat ke atas hingga Alexa tidur bersandar dan tidak harus repot-repot untuk berpindah-pindah posisi.
"Maaf membuatmu repot" Alexa mengaduk buburnya dengan pelan dan menunggu buburnya sedikit mendingin.
"Tidak, kamu tidak merepotkanku. Justru aku sangat senang karna kamu bergantung padaku" Rafael mengecup kening Alexa lebih lama dan menjauhkannya saat merasakan dorongan kecil di dadanya.
Rafael bisa melihat dengan jelas, jika pipi Alexa bersemu. Rafael mengelus pipi yang terasa hangat itu dengan lembut "Jangan malu, bukankah aku sering melakukannya"
"Jangan menggodaku" Alexa sedikit menepis lengan Rafael agar tak menggodanya lagi. "Aku mau makan"
Alexa menyuapkan bubur itu kedalam mulutnya dan mengernyitkan alisnya.
"Kenapa? Apa tidak enak" Rafael sudah akan mengambil mangkuk itu, tapi Alexa menjauhkannya dari Aafael.
"Ini enak" Alexa kembali menyuapkan bubur itu kedalam mulutnya sampai habis.
Rafael hanya memperhatikan saja hingga Alexa menghabiskan buburnya dan memberikan mangkuk itu padanya lagi.
"Aku mau nambah"
Mata rafael mengerjap tak percaya. Rafael kira, Alexa tidak akan menghabiskan buburnya. Dengan perasaan senang, Rafael menerima mangkuk itu dan mengambilkan kembali bubur untuk Alexa.
Alexa kembali menghabiskan bubur itu dan meminum air putih hingga habis. Tentu semua yang Alexa lakukan tidak luput dari bantuan Rafael.
"Minum obatnya, ya"
Alexa mengangguk dan menerima obat yang Rafael berikan padanya lalu kembali meminum air yang sudah diisi kembali oleh Rafael.
"Banyakin istirahat, ya, aku akan mencuci piring dulu"
Saat menaruh piring kotor dan panci pada tempat cuci piring. Rafael melihat ada sedikit lagi bubur yang tersisa. Karna penasaran dengan rasanya, Rafael mengambil sendok dan mencicipi bubur itu.
Alisnya tertekuk dan langsung memuntahkan kembali bubur yang ada di mulutnya dan langsung meminum air.
Matanya langsung menatap alexa dengan berkaca-kaca. Lalu menghampiri gadis yang sedang tertawa menonton televisi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend [TAMAT]
Ficción GeneralAlexa Diamon Rose. Gadis yang menjadi incaran seorang Rafael Adelio Raharja, seorang yang tak mengenal kata penolakan merasa tertantang karna ditolak oleh seorang gadis yang tak sengaja ia tubruk di tengah jalan. Perasaan nyaman dan debaran yang ra...