***
Ada beberapa hal yang tidak Alexa ingat. Termasuk lelaki yang duduk di dekatnya itu. Tetapi bibirnya justru malah memanggil sebuah nama yang terasa tidak asing baginya.
Tapi saat matanya menatap sosok itu, dirinya jadi tidak tega. Wajah Rafael kaku seperti es, pria itu seperti sangat ketakutan.
Perasaannya jadi berubah tidak ingin melihat tatapan itu. Hati kecil Alexa menjerit, mengatakan jika dirinya merindukan sikap manis Rafael. Senyuman hangat pria itu, hal yang pertama kali ingin Alexa ingat saat membuka kedua matanya.
"Raf"
Mata Rafael membola kaget saat mendengar suara lirih yang sedikit teredam alat bantu pernafasan itu.
"Kau mengingatku?"
Tak terasa, air mata pria itu terjatuh. Katakan saja Rafael cengeng. Tapi perasaan terharu bercampur senang sangat mendominasi dadanya.
Bayangkan saja jika kalian hampir kehilangan orang yang sangat kalian cintai, tetapi saat kalian akan menyerah. Orang itu kembali datang menarik kembali harapan yang pernah dilepas.
"Maaf, aku tidak terlalu ingat"
"Tidak masalah, aku akan membatumu untuk mengingatku lagi. Kamu juga harus tahu sendiri, jika aku sangat menghawatirkan mu. Aku juga sangat merindukan mu"
"Maaf, tapi--"
"Sttt," lengan besar Raafael mengelus kepala Alexa yang dibalut perban dengan lembut. "Maaf, harusnya aku yang meminta maaf, aku terlalu keras padamu dan membuatmu dalam keadaan yang berbahaya"
Alexa tersenyum kecil dengan kedua mata yang tepejam, perasaannya terasa begitu sangat senang saat merasakan kehangat ini, jantungnyapun berdebar saat melihat senyum Rafael yang sudah di impikannya di alam bawah sadarnya.
Sungguh, keajaiban luar biasa untuknya yang masih di beri kesempatan untuk bisa kembali bernafas dan hidup. Alexa kira, saat dirinya menutup kedua matanya, dirinya tak akan bisa melihat sinar Mentari lagi.
"Terimakasih" ujar Alexa kembali menatap Rafael.
"Untuk?"
"Karna telah memperjuangkan diriku untuk hidup,.... Tanpamu, mungkin, aku sudah tiada"
Rafael tertegun mendengar apa yang dikatakan Alexa. Padahal yang harusnya mengatakan hal itu adalah Rafael. Karna, Rafael akan dikelilingi kembali oleh kegelapan jika saja Alexa menyerah dan tak memilih kembali.
"Maaf"
"Untuk?" kali ini, Alexa lah yang di buat bingung.
"Karna membuat dirimu ada dalam bahaya.... Dan,.. Terimakasih karna telah kembali"
Alexa memejamkan kedua matanya saat merasakan kecupan hangat menyentuh keningnya.
"Aku mencintaimu" bisik Alexa saat ingat jika ia sangat ingin mengatakan itu pada Rafael.
"Aku lebih mencintaimu, Alexa" Rafael ikut berbisik. "Jangan meninggalkanku. Apapun yang terjadi, jangan pernah meninggalkanku"
***
Saat ini Alexa duduk bersandar di atas kasir rumah sakit dengan Rafael di samping nya dan sedang mengupas apel. Semua alat yang menempel di tubuh Alexa sudah di lepas dua jam yang lalu, saat dokter memeriksa Alexa pagi tadi.
Alexa membuka mulutnya saat Rafael menyuapinya apel yang sudah di potong kecil sampai habis.
"Mau makan yang lain?" Tanya Rafael membuang kulit apel di pangkuannya pada tempat sampah yang ada di ruangan itu. Lalu kembali duduk di samping Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend [TAMAT]
General FictionAlexa Diamon Rose. Gadis yang menjadi incaran seorang Rafael Adelio Raharja, seorang yang tak mengenal kata penolakan merasa tertantang karna ditolak oleh seorang gadis yang tak sengaja ia tubruk di tengah jalan. Perasaan nyaman dan debaran yang ra...